LAPORAN PROGRAM JENESYS 2017
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA’ (PBNU)
ASPEK PENDIDIKAN
Oleh.
Abdul Hamid
Aly, M.Pd
Waseda University |
A.
Latar Belakang
Program Jenesys (Japan-East
Asia Network of Exchange for Students and Youths) program ini adalah pertukaran
pelajar atau pemuda diantara Negara asia dan jepang yang dilaksanakan oleh
pemerintah jepang. Program ini bertujuan untuk membangun kerjasama baik dalam
segi ekonomi, social, politik, pendidikan dan teknologi juga mempererat
hubungan atar Negara untuk diplomasi yang lebih baik. Penyelenggara yang
ditunjuk oleh pemerintah jepang adalah JICE (Japan International Center)
sebagai pengelola dan menjadi fasilitator dalam program tahunan jepang ini.
Pada tahun ini, ada beberapa
kelompok dengan berbagai tema yang di berangkatkan termasuk perwakilan dari
PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan PP Muhammadiyah yang berjumlah skitar
20 orang dengan rincian 18 orang peserta dan 2 supervisor. Angkatan pertama
dari pertukaran pemuda dan pelajar ini membawa tema tentang “Islamic Religion”.
Program ini telah berlangsung selama 10 hari terhitung mulai tanggal 2 Oktober
sampai 10 oktober 2017. Dalam kegiatan ini, banyak agenda yang sudah diikuti
bersama mulai dari training tentang orientasi kegiatan di jepang, kuliah umum
di universitas Waseda, studi wisata di Hakuba Mountain, Tinggal dan hidup
berdampingan dengan keluarga dan penduduk asli jepang, school visit, dan
workshop sebagai sosialisasi sistem pelaporan pasca kegiatan.
Dari berbagai kegiatan tersebut
banyak penemuan dan hasil yang perlu disampaikan sebagai tindak lanjut kegiatan
ini agar bisa lebih baik lagi kedepan, juga sebagai landasan untuk menjalin
kerjasama kedua belah pihak sebagai tujuan utama program ini dilaksanakan.
Banyak aspek yang perlu didiskusikan terkait hasil dari program ini baik dari
segi ekonomi, sosial budaya, politik dan teknologi. Namun dalam laporan ini
hanya disampikan di aspek pendidikan yang telah di observasi oleh penulis baik
dari temuan di lapangan atau hasil diskusi dengan pihak terkait.
B.
Hasil Temuan Lapangan
1. Pendidikan
Karakter Sejak Dini
Pendidikan Karakter di jepang dimulai sejak
dini yaitu sejak mereka belajar di jenjang pendidikan dini atau setara PAUD
atau Taman Kanak-Kanak di Indonesia. Dari fakta dilapangan para peserta didik
sudah di ajarkan untuk menjaga kebersihasn di sekaolahnya dengan cara ikut
membersihkan kelas dan lingkungan sekolahnya setiap akan belajar. Para peserta
didik diminta ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan sebagai bentuk cinta
lingkungan yang bersih. Disisi lain, penanaman karakter cinta lingkungan juga
diterapkan dalam hal lebih suka berjalan kaki daripada naik kendaraan atau
transportasi, gerakan ini juga sebagai bentuk cinta lingkungan untuk meminimalisir polusi udaradan diri
sendiri untuk kesehatan dan kebugaran.
2. Keluarga
dan lingkungan sebagai penunjang utama
Disamping Penanaman karakter sejak dini, Jepang
juga memaksa kehidupan sosial dalam unsure keluarga dan masyarakat umum sebagai aktor dalam
menciptakan lingkangan yang baik. Dalam kata lain keluarga sebagai kelompok
terkecil masyarakat juga ikut andil dalam mendidik karakter baik dalam segi
hubungan dengan alam lingkungan atau orang lain.
3. Sistem
Pendidikan
Dari hasil pemaparan pemerintah Hakuba-Mura, Sistem
pendidikan di jepang tidak sedikit berbeda dengan Indonesia. Akan tetap ada
beberapa hal yang membedakan yaitu, pertama, adanya tiga jenis sekolah seperti
Privat, Publik dan Negeri, Kedua, sitem kurikulum yang bersifat kelembagaan dan
nasional dalam satu sekolah. Ketiga, Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang
setiap orang adalah bertanggung jawab dan bertugas untuk melaksanakannya. Dari
ketiga aspek perbedaan dari system pendidikan di atas, jepang bisa memperthankan
kemajuannya dalam bidang pendidikan disamping pengembangan dalam pengabdian dan
penelitian.
C.
Diskusi dan Analisis Hasil Temuan
Dari ketiga temuan dari aspek
pendidikan di atas ada beberapa hal yang perlu di analisi sebagai proses
diskusi tentang penemuan yang ada dilapangan dengan informasi terkait baikdalam
sudut pandang penulis atau penduduk jepang. Setelah itu, hasil temuan di ukur
dan dibandingkan dengan sitem dan proses yang ada di Indonesia untuk melihat
dan sebagai perbandingan positif agar mendapat nilai positif dari hasil temuan
yang ada untuk dua belah pihak. Dari temuan diatasa, ada dua sisi yg bisa di
pisahkan yaitu pendidikan karakter dan sistem pendidikan.
1. Pendidikan
Karakter
Negara Jepang lahir dari Kerajaan kekaisaran
Jepang dengan satu suku dan satu pemerintahan dengan menganut system patuh
terhadap kaisar. Peraturan dan system yang ada dalam wilayah kekaisaran adalah
satu komando berada dalam aturan kerajaan yang wajib dipatuhi. Dengan awal
faham seperti ini jepang bisa bergerak secara bersamaan dan saling membantu
dalam komando pemerintah. Alhasil, aturan kaisar seperti kepercayaan pada agama
Shinto dan segala pemahamannya juga menyebar dan dilaksanakan oleh seluruh
orang jepang termasuk dalam hal pendidikan karakter. Semua aspek dan unsure
masyarakat di jepang sama-sama bertugas dalam hal membangun karakter bangsa
seperti lebih mendahulukan orang lain
dan menghormati satu sama lain. Hal ini juga bisa berdampak pada baiknya
system pendidikan karakter di jepang.
Sedangkan di sisi lain, Negara Indonesia lahir
dari beragam suku, ras dan budaya. Yang tidak dapat dipungkiri perbedaan aturan
dan budaya yang ada akan memicu perbedaan dalam pemahaman dan implementasi dari
aturan tersebut. Dengan kata lain, berbeda budaya, suku dan ras bisa
mempengaruhi implementasi dari aturan dan system yang dibuat oleh pemerintah.
Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada seperti perbedaan dalam
hal ritual sosial keagamaan satu sama lain yang tidak bisa di satukan juga
dalam hal memberi treatmen khusus pada anak dalam kacamata adat setempat.
Namun, banyaknya perbedaan yang ada menuntut masyarakat Indonesia untuk saling
menghormati dan toleransi antar satu sama lain dan inilah yang menjadi cirri
khas Indonesia di mata dunia dengan basis Negara Bhineka tunggal ika yaitu
lahir dari suku, ras, dan budaya yang berbeda namun satu kesatuan dengan tujuan
yang sama untuk bangsa dan Negara Indonesia.
Dalam aspek pendidikan karakter di Indonesia
juga tidak luput dari peranan pondok pesantren yang mendidik dan mempertahankan
habituasi tentang implementasi antara agama dan sosial yang melahirkan karakter
unggul di masyarakat. Peran Pondok pesantren
di Indonesia tidak bisa dilepaskan selain mempertahankan khazanah
keislaman juga keilmuan tentang karya para kyai dan ulama’ di masa lampau. Di
pesantren inilah salah satu tugas pembentukan karakter ditempa dimana kehidupan
mini dalam masyarakat di visualisasikan dalam kehidpan sehari-hari.
Dari
informasi di atas dapat dilihat keunggulan dari kedua Negara yang dari segi
diplomatis juga menguntungkan satu sama lain. Dengan adanya pertukaran pelajar
dan pemuda, kedepan kedua Negara akan dapat keuntungan yang lebih dalam hal
hubungan diplomatis untuk mutualisme pehaman baik tentang keunggulan dalam
mengelola dan mempertahankan keamjuan di jepang atau menganalisa toleransi dan
keberagaman baik di masyarakat umum atau pesantren di Indonesia.
2. Sistem
Pendidikan
Pada awalnya, banyak isu dan temuan dari orang
lain yang mengatakan bahwa system di jepang berbeda dengan di Indonesia.
Perbedaan ini cukup signifikan dalam segi kurikulum dan aturan yang ada,
pertama, aturan bagi penduduk asli di suatu desa tidak boleh belajar di luar
daerah. Kedua, kurikulum per institusi adalah independent tanpa ada campur
tangan dari pemerintah pusat, Namun kedua informasi itu sama sekali tidak bisa
dibenarkan, setelah adanya interview dengan pemerintah daerah di Hakuba-Mura.
Setelah mendapat informasi yang cukup dari
keterangan yang di berikan ada beberapa hal yang perlu disinkronisasikan
anatara Jepang dan Indonesia dalam aspek pendidikan. Jika di Jepang ada tiga
jenis institusi , Privat, Publik dan Negeri, di Indonesia ada 2 jenis institusi
yaitu Swasta dan Negeri juga adanya persamaan dalam hal bagaimana pembuatan
atau implementasi dari kurikulum yang di aplikasikan. Persamaan dan perbedaan
dari kedua Negara dalam hal sistem pendidikan tidak lepas dari faktor yang
muncul dari kedua Negara tersebut.
D.
Kesimpulan dan Saran
1. Kesimpulan
Setelah mendapat informasi dan temuan juga hasil diskusi di
atas, beberapa kesimpulan dapat di bagi menjadi beberapa poin yaitu:
a. Kedua Negara mempunyai potensi yang
sama positif dalam hal pendidikan karakter
b. Jepang dan Indonesia sama-sama
mempunyai peluang dan hal positi dari system pendidikan yang diterapkan
c. Kedua Negara punya keunggulan untuk
segi positif dalam implementasi system pendidikan yang ada sebagai hasil dari
faktor yang mempengaruhi aspek pendidikan di Negara tersebut.
2. Saran
a. Dalam pendidikan karakter kedua
Negara mempunyai masalah dan keunggulan yang bisa menjadi penyelesaian satu
sama lain, maka dari itu, perlu adanya pertukaran Kyai dan Praktisi pendidikan
ke jepang sebagai langkah khusus dan intens dalam hala pendidikan karakter.
b. Dalam Sistem pendidikan yang
diterapkan perlu adanya kajian lebih lanjut andata kedua Negara dalam hubungan
pendidikan untuk sama-sama membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah
yang mungkin timbul melihat beberapa kesamaan yang ada di dua Negara tersebut.