Abdul Hamid Aly

Rindu ini selalu milikmu Yaa Rosuul

Save Muslim Muslimah

Saling berpesan kepada hal kebenaran dan kesabaran

KH. M. Ali Bahruddin

Pesantren At-taqwa Pasuruan (Keluarga Jam'iyyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Qodiririyyah wa Naqsyabandiyah).

Nahdlatul Ulama'

Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah.

Diamond Class

Alhamdulillah ala kulli chaal.

Senin, 30 Mei 2016

Kreatifitas Pemuda Kini Membuat Negaranya Mati






Abdul Hamid Aly

Oleh: Abdul Hamid

Kreatifitas pemuda dulu dan sekarang telah berbeda jika konotasi kreatifitas adalah bentuk inovasi berperilaku dan perbuatan yang baru, berbeda halnya dengan kreatifitas kekinian yang menjurus pada tindak kriminal. Ironisnya, mereka adalah nahkoda pengendali kapal NKRI di masa depan, entah apa yang akan terjadi jika generasi penerus sudah tidak bisa membedakan yang baik dan tabu. apakah kita akan membiarkan negara ini hancur? tidak! lalu siapa yang bertanggung jawab? kita semua!.

Apa yang terjadi dengan pemuda masa kini, dengan banyaknya korban berjatuhan baik kasus asusila, kriminal, dan lain sebagaimana yang dilakukan. pencegahan yang telah dilakukan tidak mampu membendung dan menghentikan tindak kejahatan yang terus meningkat. segala upaya entah yang diusahakan dari berbaiagai pihak dalam berbagai aspek yang masih belum membuahkan hasil yang signifikan. fenomena baru telah muncul dan saling tuding tak bisa dihindari, kita yang salah? atau mereka yang salah? adalah segilintir pertanyaan yang dilontarkan.

Mustofa Al-ghalayin dari Mesir beberapa tahun lalu telah membeberkan pernyataannya dalam tulisan tentang pedidikannya yang berjudul ‘Idhotun Nasyi’in’ dengan redaksi ‘dalam tangan para pemudalah masa depan Negara itu akan berjalan dan berdiri’. Pemuda adalah asset berharga sebuah negara. keberadaan negara berada di genggaman para generasinya yang akan menjadikan negara itu sebagai kuda yang cepat berlari untuk ditunggangi atau gudang barang untuk menyimpan barang yang tak berharga.

Negara Kesatuan Republik Indonesia telah berdiri 70 tahun lalu. Perkembangan dan pembangungan dalam berbagai bidang telah dilakukan yang menghasilkan Indonesia pernah menyabet julukan ‘Singa Asia’ pada waktu itu. Dunia mengakui akan kekayaan alam yang melimpah dari belahan tanah Sabang sampai Merauke. Setiap pemimpin telah ‘mati-matian’ dalam mejadikan Negara Indonesia sebagai negara maju yang dibuktikan dengan kebijakan yang telah mereka laksanakan. Bukti ini telah menjadi nyata seperti halnya dalam bidang pendidikan yang terus mengalami perbaikan dalam kurikulum nasional.

Kini Indonesia telah ber’kepala tujuh’ setelah kemerdekaannya, dan Dunia telah menagih janji akan peruabhannya menuju negara maju. Namun tidak ada yang bisa menjawab dan menepatinya, jika jawabannya ‘iya’ apakah kerusakan moral pemuda kita seperti kasus pada saat ini juga masuk dalam ukuran sebagai negara yang maju/baik, dan kalau ‘tidak’ menjadi jawaban apakah kemajuan dalam segala bidang yang lebih baik telah dinafikan keberadaannya?.

Ukuran materil tidak bisa dijadikan putusan apakah suatu negara di pandang menjadi lebih baik atau maju. Akan tetapi moral pemegang dan penduduknya yang menempati peran penting dalam pemberian konotasi sebagai negara yang maju. Dan sekarang Indonesia telah diambang putusan. Jika yang disalahkan dalam bidang pendidikan dalam mendidik, lalu bagaimana dengan hukum sebagai pengendali aturan, atau dengan keamanan sebagai pemegang kenyamanan.

Semua pihak harus bertanggung jawab dengan masalah yang terjadi, jika para pemuda tidak diselamatkan dari kerusakan yang melanda akan menjadi dampak yang mengerikan bagi Negara ini. mungkin, saat ini kita lah sebagai pengatur dan pengendali negara ini, namun apa yang akan terjadi dengan beberapa tahun kedepan jika generasi penerus dicetak dari kasus seperti yang terjadi sekarang ini. Tindakan khusus harus segera diambil sebagai langkah penyelamatan Negara dan bangsa, entah itu dilakukan dalam bidang pendidikan, social, hukum, ataupun ekonomi. Berbagai pihak yang yang terkait dan setiap unsur elemen masyarakat harus bahu membahu untuk mengatasi hal ini untuk menghindari hal yang tidak diinginkan melanda kehidupan masyarakat dimasa depan.


Rabu, 25 Mei 2016

MBAH KHOLIL DAN SEGELAS AIR SUSU DI LAUT

Syahdan, Mbah Kholil Bangkalan Madura memanggil tiga santrinya, Mbah Manab (kelak menjadi pendiri Lirboyo) dan dua orang santri lainnya. "Anu Cung, tolong sampean carikan air susu di laut."

Saling pandang sejenak, ketiganya menjawab kompak, "Enggih, Kiai..."

Setelah pamitan mereka langsung berangkat. Dengan bekal keyakinan bahwa dawuh guru walaupun kelihatan mustahil tetap harus dilaksanakan. Selama tiga hari tiga malam mencari di lautan, ternyata hasilnya nihil.

Di tengah keputusasaan ketiganya bermusyawarah. "Bagaimana ini?"

"Lha iya, kalau kita jawab tidak ada berarti kan sama saja mengatakan guru kita tidak tahu, bodoh?" "Seperti beli rokok di toko bangunan," jawab lainnya.

"Wah gini saja, bagaimana kalau kita jawab 'Kami belum menemukan, Kiai,'" kata yang ketiga. Yang akhirnya jawaban ini disetujui dua orang temannya.

Lalu ketiganya sowan kembali ke Mbah Kholil, dan mengatakan kalau belum menemukan.

"Oh gitu. Ayo kalian ikut saya," kata Mbah KH. Kholil singkat.

Kemudian beliau mengajak ke tepi laut. Mengeluarkan gelas yang dibawa dari rumah dan mengambil air laut dengan gelasnya. Aneh bin ajaib, ternyata air laut itu berubah menjadi susu! "Sekarang mintalah kepada Allah keinginan kalian, dengan lantaranku." Ucap Mbah Kholil.

Dua orang santri pertama meminta agar kaya raya. Sedangkan Mbah Manab meminta ilmu yang bermanfaat. Kelak keinginan mereka terkabul. Dua orang santri itu benar-benar kaya raya, namun kekayaannya habis berbarengan dengan meninggalnya. Sedangkan Mbah Manab bisa mendirikian Pondok Pesantren Lirboyo yang santrinya menyebar ke seluruh Nusantara.

Ket. Sumber kisah: Kiai Anwaril Mustofa dari KH. Fathoni Tanggungharjo Grobogan Jawa Tengah via fp IlmuTasawuf.com

SYAFAAT DEBU  SULTHONUL AULIYA’  SYEKH ‘ ABDUL QADIR AL JILANI.

Sang Guru Mulia
Al Alim Al Allamah Al Musnid Habib Umar Bin Hafidz
ketika lawatannya ke Inggris.
Guru Mulia menuturkan suatu kisah:
Seorang yang hidup di masa
Sulthonul Auliya’ Al Qutb Rabbani Syekh ‘Abdul Qadir Al Jilani.
Ketika orang itu meninggal dunia dan di kuburkan,
orang-orang yang berada di sekitar pekuburan mendengar jeritan,
lolongan orang itu dari dalam kubur.

Para sahabat (murid-murid) Syekh ‘Abdul Qadir Al Jilani bercerita kepadanya, dan segera Syekh Abdul Qadir Al Jilani menghampiri kubur tersebut.
Masyarakat menyaksikan dan memohon kepada Beliau agar memohon
kepada Allah subhanallahu wata`ala agar hukumannya di angkat.

Kemudian Syekh Abdul Qadir Al Jilani bertanya
kepada para sahabat-sahabatnya:

“Apakah ia salah satu dari sahabatku (muridku)?”

Mereka menjawab:
“Bukan wahai Syekh……”

Lalu Beliau bertanya kembali :

“Pernahkah kalian melihatnya hadir pada salah satu majelisku?”

Mereka menjawab :
“Orang itu tidak pernah menghadiri majelismu.”

Asy Syekh Abdul Qadir bertanya lagi :

“Pernahkah ia masuk ke salah satu masjid dengan tujuan .
untuk mendengarkan ceramahku, atau shalat di belakangku?”

Mereka menjawab :
“Tidak pernah , ya Syekh..!!!!!”

Lalu Asy-Syeikh Abdul Qadir bertanya lagi :

“Pernahkah aku melihatnya?”

Mereka menjawab :
“Tidak pernah, ya Syekh…!!!”

Lalu Asy Syekh Abdul Qadir bertanya lagi :

“Apakah ia pernah melihatku?”

Mereka menjawab :
“Tidak ya Syekh….!!”

Lalu salah seorang dari mereka berkata:
“Namun, wahai Syekh, aku pernah melihatnya melintas di suatu jalan setelah engkau dan para sahabatmu baru saja selesai dari majelis,
dan ia melihat jejak jalanmu” (di masa itu Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani bila berjalan dengan rombongannya, dengan mengendarai kuda,
hingga menimbulkan debu-debu yang mengepul di udara),
orang akan segera tahu,
“Wah…konvoi Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani barusan lewat nih.”
(Kira-kira begitu).

Lalu Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani menengadahkan tangannya
kepada Allah subhanallahu wata`ala seraya berdo`a :

“Ya Allah, orang ini adalah orang yang pernah melihat
debu jejak jalan kami selesai majelis,
jika Engkau mencintai kami Ya Allah….,
kami memohon kepada-Mu berkat kecintaan-Mu kepada kami untuk mengangkat hukuman serta siksaan pada hamba ini.”

Seketika itu juga, jeritan dari dalam kubur terhenti.
Masyallah.

Baru melihat debunya saja, seorang Wali Allah,
Sulthonul Auliya’ Al Qutb Rabbani Asy Syekh Abdul Qadir al Jilani
memberikan syafaat di alam kubur!
Lalu bagaimana dengan para sahabatnya (muridnya) yang siang dan malam menghadiri majelis-majelis beliau, mengenal dan mencintainya?
(Tentu lebih dahsyat lagi).

Dari debu inilah Sulthonul Auliya’ Al Qutb Rabbani Asy Syekh Abdul Qadir Al Jilani memohonkan ampun, memberikan syafaat kepada orang tersebut. Bagaimana jika seandainya orang tersebut sulit di cari,
apa alasan Asy Syeikh Abdul Qadir Al Jilani untuk memberikan syafaat kepadanya?
Naudzubillah.

Oleh karena itu semasa hidupnya seorang muslim selayaknya mencintai para shalihin, para wali Allah!
Sebab merekalah perantara antara kita dengan Allah Ta'ala.
Para Wali Allah dicintai di langit dan di bumi sebagaimana Allah Ta'ala
berfirman di dalam hadits qudsi riwayat Imam Bukhari,

“Jika Allah Ta`ala cinta kepada hamba-Nya,
maka Allah akan berkata kepada malaikat Jibril Alaihis Salam
yang merupakan pemimpin dari para malaikat di tempat tertinggi:

“Wahai Jibril,
Aku mencintai hamba itu,
maka umumkanlah kepada semua penduduk langit
untuk mencintai hamba tersebut.”
Lalu malaikat Jibril Alaihis Salam mencintai hamba tersebut karena
Allah Ta`ala dan mengumumkannya,
sehingga seluruh para malaikat ikut mencintainya.

Wallahu`alam

Judul :
*Keberkahan Sulthanul Awliya Al Imam Al Quthbul Rabbani Al Ghaust Al'Adzom As-Sayyid Asy- Syaikh Abdul Qadir Al Jailani*
(Kisahkan: Al Alim  Al Habib Quraisy bin Hasan Baharun)

Semoga bermanfaat
Silahkan share

"MIMBAR"

Senin, 23 Mei 2016

Karomah Syaikhona Kholil Bangkalan Madura kepada Syaikh Hasyim Asy'ary Tebuireng Jombang

1.Suatu saat pada malam hari selepas molang (ngajar) kitab Mbah Kholil berjalan jalan di area pesantren hingga tak terasa perjalanan beliau sampai pada pesisir pantai Bangkalan saking nikmatnya beliau wirid dgn membawa Tasbeh (alat untuk berdzikir) beliau pun tersadar dari kenikmatan dzikirnya dan waktu sekitar jam 12 malam beliau melemparkan Tasbeh tsb. bersamaan dengan itu beliau juga melempar keris ke tengah lautan lalu beliau kembali ke kediaman nyampe kira" jam 3 dan beliau langsung shalat malam hingga waktu shubuh tiba, santripun mengumandangkan adzan Shubuh lalu beliau beserta santri shalat Shubuh berjamaah selepas shalat beliau hendak wirid yg seperti biasa Kaum ASWAJA amalkan namun tiba2 tasbeh tdk ada terpaksa beliau menghitung mggunakan jari beliau dan selesai wirid dan doa beliau bertanya kepada Santri
Mbah Kholil: Anak2 ada yg melihat tasbehku?
Santri : Tidak Kyai . . . .
-Lalu Mbah Kholil diam termenung sementara dan kemudian beliau berkata.
Mbah Kholil: Oh ya anak", Tasbeh saya tidak perlu dicari" ya soalnya Tasbeh saya ada di rumahnya Hasyim (Mbah Hasyim Asy'ary)
Santri : Iya Kyai.
Dan terbukti Mbah Hasyimlah yang ampu memutar atau menjalankan Roda ASWAJA hingga saat ini faham itu masih terjaga terpelihara dan berkembang layaknya putaran Tasbeh Mbah Kholil yg tiada berhenti saat dzikir.

2.Ketika Mbah Hasyim nyantri di Bangkalan beliau diberi tugas mengurusi kuda milik Mbah Kholi hingga kesempatan untuk ngajipun tidak banyak.pada suatu hari Mbah Kholil kedatangan tamu dari Jawa dan kebetulan dia seorang Kyai juga tapi santrinya tak sampai ratusan hanya puluhan saja setelah tamu ditanya keperluannya apa, lalu tamu tsb, mengutarakan keperluannya kepada Mbah Kholil, Saya datang kesini kyai pertama niat Silaturrahmi dan yg kedua saya hendak menikahkan putri saya berhubung dia sudah dewasa kiranya patut saya carikan jodoh apalagi usia saya juga sudah ada di ambang pintu ajal yg tak lama lagi Allah pasti memanggil ruh saya kyai, jika ada Kyai, saya mohon petunjuk dan izin Kyai untk mencarikannya. Tanpa berfikir panjang Mbah Kholil langsung memanggil Mbah Hasyim yg ada di belakang Dalem (rumah) Mbah Kholil sedang ngurusi kuda, spontan beliau yang mendengar suara gurunya memanggil langsung lari tunggang langgang menghadap sang guru, iya Kyai Njenengan manggil saya?
iya jawab Mbah Kholi.
Tanpa banyak tanya lagi Mbah Hasyim langsung diam merunduk, lalu Mbah Kholil berkata kepada Tamu. Ini dia calon menantumu yang akan meneruskan perjuanganmu. Tamu pun terkejut tegang dan tak habis fikir sambil bergumam dlm hatinya, masa iya sih santri mblasaken koyo ngene dadi mantuku arep ngurusi pesantrenku??
aku ora yakin arek iki akeh elmune??
Disisi lain Mbah Hasyimpun terkejut pula sambil begumam dalam hatinya, moso iya sih Mbah Kholil tego arep jodoaken awakku ambe putrine Ulama' mulio akeh santrine lan berwibawa serta alim koyo iki???
Mbah Kholil lalu menyambung dawuhnya apa yg kalian fikirkan?
sudah kamu pulang dan siapkan selamatannya di rumahmu 3 hari lagi aqad nikah dilaksanakan. Dan kamu Hasyim kembali ke belakang, Mbah Hasyim lalu balik ke tempat tugasnya dengan hati yg risau,fikiran kacau balau dan perasaan galau,sembari bertanya2 dalam hati kecilnya:
Bagaimana saya bisa menjalani ini semua, kenapa guru tidak memberi tau saya sebelumnya atau paling tidak menawarkannya?
Gundah gulana bimbang ragu dan bingung terus berkecamuk dlm fikiran Mbah Hasyim. Di saat" seperti itulah Hidayah Allah ditampakkan. Mbah Hasyim teringat dimana suatu hari saat Mbah Kholil molang kitab beliau Dawuh sederhana saja :
-"BARANG SIAPA DIANTARA KALIAN YANG INGIN TERCAPAI HAJATNYA MAKA BACALAH SHOLAWAT NARIYAH SEBANYAK2NYA DAN PADA WAKTU IJABAH SANGAT DIANJURKAN YAITU SETELAH SEPARUH MALAM HINGGA MENJELANG SUBUH".
-Saat malam kira2 jam 12 malam Mbah Hasyim melaksanakan apa yang pernah diucapkan gurunya itu yaitu membaca Shalawat Nariyah se banyak nya namun hampir menjelang Subuh beliau ketiduran dan hal ajaib dimana dalam mimpi tidur sekejapnya beliau bermimpi bertemu Imam al-Bukhari dan molang dia kitab2 Hadits Shaheh selama 40 tahun lamanya, lalu beliau ternbangun serta terkejut tdk percaya atas mimpinya itu.
-Dimalam yg kedua terjadi lgi cuma dlm mimpinya beliau bertemu Imam as-Syafi'e dan molang beliau kitab2 Fiqih dr bebagai Madzhab yaitu Imam as-Syafi'i sendiri Hanafi Maliki dan Hanbali selama 40 Tahun lamanya.
-Dimalam Ketiga beliau bermimpi bertemu dgn Imam al-Ghazali dan Junayd al-Baghdady yg molang beliau kitab2 Tasahwwuf selama 40 tahun. Setelah beliau bangun, beliau terkejut dan bertanya dl fikirannya apa makna dari semua mimpi ini.
-Kesokan harinya beliau hendak bertanya kepada gurunya namun tidak ada kesempatan karna beliau justru disuruh siap" berangkat ke rumah mertua untuk melangsungkan Aqad Nikah. Lalu keduanya pun berangkat hingga ditempat tujuan langsung dilakukan Aqad Nikah selesai itu Mbah Kholil akan pulang ke Bangkalan, tapi sepatah katapun tak ada yg keluar terucap dari Mbah Kholil mulai dr Bangkalan hingga sampai ditempat pernikahan, baru Mbah Kholil mau pulang beliau dawuh kepada Mbah Hasyim lalu kepada mertuanya yg disaksikan banyak santri dan tamu undangan:
kepada Mbah Hasyim; "Hasyim Jangan Nyelewang-Nyeelweng Ya Ibadah Ikut Yang Dicontohkan Nabi Melalui Ulama'nya Ikuti Ulama'nya Allah Biar Selamat, Allah Pasti Bersamamu"
kepada mertua Mbah Hasyim
-"Jangan ragu dengan Hasyim dia sudah ngaji 120 tahun lamanya" baik Mbah Hasyim Mertua dan Yg lainnya jadi gak faham serta kebingungan menafsiri dawuh Mbah Kholil karena mereka pikir ini gak masuk akal kapan ngajinya sampai 120 tahun sementara usia beliau belum samapai 50. Lalu Mbah Kholilpun balik ke Bangkalan.
-Esoknya Mbah Hasyim diuji  mertuanya sembari ingin membuktikan se alim apakah menantunya yang dijagokan gurunya itu. Dan beliaupun dengan agak gugup berada di masjid sementara ditempat yg biasa mertuanya duduk sudah disediakan 2 kitab tafsir dan hadits, tanpa ditanya si Santripun dan Ustadz memberitahukan batas yang harus diajarkan dan dibaca, nah keajaiban pun dimulai tanpa harus menengok apalagi memegang kitabnya Mbah Hasyim langsung membaca dgn fasih dan hafal diluar kepala serta membahasnya laiknya Masyayikh yg udah kenyang dgn segudang ilmu, tak satupun ada yg salahbaca Ustadz dan Santri Senior yang tidak yakin dengan kemampuan beliaupun jadi takjub begitupula mertuanya yang mengintip dari celah jendela rumahnya pun ikut takjub.
-Dari hari itu hingga seterusnya Mbah Hasyimlah yg molang semua kitab2 klasik yang tebal" dari berbagai cabang ilmu agama Islam.
Itulah beberapa Karomah Mbah Kholil kepada Mbah Hasyim dan masih banyak lagi Karomah" beliau kepada santri" beliau yang lain.
Semoga Allah Senantiasa Mengalirkan Tetesan"  Barokah dan Manfaat dari -Beliau2 ini kepada kita dan anak cucu kita sehingga kita tetap berada di jalur ASWAJA.
Amiiin 3x Ya Rabbal Alamin.

Jumat, 20 Mei 2016

Kisah mengharukan : Anak berusia 5 tahun

Di hari terakhir sebelum hari lebaran, aku bergegas pergi ke Supermarket untuk membeli beberapa hadiah lagi yang belum sempat terbeli pada waktu sebelumnya.

Ketika saya melihat kekerumunan orang disana, saya mulai mengeluh pada diri sendiri.

"Kayaknya saya akan selamanya berada disini nih dan padahal saya masih harus pergi kebeberapa tempat lagi..."

Lebaran, bener-bener makin tahun makin menyebalkan. Padahal aku berharap bisa santai-santai, lalu tidur dan bangun sesudahnya...

Namun demikian, aku langkahkan juga kakiku menuju ke bagian mainan anak, dan disana aku mulai melihat-lihat harga, dan bertanya-tanya betul nggak sih anak-anak bermain dengan mainan-mainan semahal ini.

Sembari memcari-cari mainan dibagian itu, aku melihat seorang anak laki kecil sekitar 5 tahunan, merapatkan sebuah boneka kedadanya sendiri.

Dia terus menyentuh rambut boneka itu dengan.. tatapan yang sedih.

Aku jadi bertanya-tanya untuk siapakah boneka itu.

Kemudian si anak lelaki kecil itu memandang kepada seorang wanita tua yang berdiri disebelahnya: "Nek, nenek yakin kalau aku nggak punya cukup uang?"

Wanita tua itu menjawab: "Kamu kan sudah tahu bahwa kamu nggak punya cukup uang untuk membeli boneka ini,

sayang."

Kemudian si nenek memintanya untuk diam disitu selama 5 menit sementara dia pergi berkeliling. Si nenek meninggalkannya dengan bergegas.

Si anak lelaki kecil tetap memegang boneka itu dalam tangannya.

Akhirnya, aku mulai berjalan menuju kearahnya dan aku menanyakannya kepada siapa boneka itu akan diberikan?

"Boneka inilah yang sangat diidamkan oleh adik perempuan saya dan dia sangat menginginkannya pada lebaran sekarang ini. Dia sangat yakin bahwa saya akan membawakan boneka ini untuknya."

Aku mencoba meyakinkan bahwa kamu akan membawakan boneka itu untuk adiknya, dan kamu jangan mengkawatirkannya.

Tapi kemudian dia menjawabku dengan sangat sedih.

"Tidak.. Aku tidak mungkin membawakan boneka ini ketempat dia berada sekarang. Saya harus memberikannya kepada Ibu saya sehingga ibu dapat memberikannya ketika Ibu pergi ketempatnya."

Matanya terlihat sangat sedih.. ketika dia mengatakan kalimat itu. "Adik saya telah pergi menghadap Tuhan. Ayah berkata bahwa Ibu juga akan pergi menemui Tuhan segera, jadi saya pikir tentunya Ibu bisa membawakan boneka ini untuk diberikan kepada adik saya."

Jantungku hampir putus rasanya, mendengar penjelasan anak itu...

Betapa mata hati saya terbuka mendengar perkataan anak itu, bahwa masih ada yang namanya cinta di dunia ini yang sangat mulia dari hati seorang anak berusia 5 tahun. Karena selama ini saya merasa semua yang ada di dunia ini adalah semu termasuk rasa cinta yang saya miliki.

Anak kecil itu memandang saya dan mengatakan: "Saya sudah pesankan ke Ayah untuk mengatakan ke Ibu jangan pergi dulu. Saya bilang tolong tunggu saya sampai saya pulang dari supermarket."

Selanjutnya anak itu memperlihat selembar foto dirinya yang lucu dimana dia sedang tertawa. Dia kemudian berkata kepadaku: "Saya juga pengin Ibu membawa serta foto ini bersamanya, supaya Ibu tidak lupa denganku."

"Aku sangat mencintai Ibuku.. padahal saya berharap Ibu tidak seharusnya meninggalkanku tapi.. Ayah berkata bahwa Ibu harus pergi untuk menemani adik perempuan saya."

Kemudian.. ia memandangi boneka itu lagi dengan sedih dan mengusap rambutnya perlahan.

Aku cepat mengambil dompetku dan mengeluarkan beberapa lembar uang dan berkata kepada anak itu: "Bolehkah aku hitung uangmu, mungkin kamu punya cukup uang?"

"Baik..." katanya lirih. "Saya berharap ada cukup uangnya."

Aku sisipkan uangku kedalam uangnya tanpa sepengetahuannya dan kami mulai menghitungnya. Ternyata uangnya cukup untuk boneka itu bahkan lebih.

Anak laki itu berkata: "Terima kasih Tuhan atas pemberian uang ini."

Kemudian dia memandangku dan menambahkan: "Kemarin, sebelum tidur saya memohon kepada Tuhan agar saya memiliki cukup uang untuk membelikan boneka ini, agar supaya Ibu dapat membawakannya untuk adikku. Ternyata Tuhan mendengarkanku."

"Saya juga berharap memiliki cukup uang agar dapat membeli sekuntum mawar putih untuk Ibuku, tapi saya nggak berani meminta terlalu banyak kepada Tuhan. Tapi ternyata Tuhan memberiku uang cukup untuk membeli boneka ini dan juga mawar putih."

Aku selesaikan belanjaan saya dengan sebuah perasaan yang amat sangat berbeda dengan ketika saya memulainya. Beberapa menit kemudian, wanita tua itu telah kembali dan aku pergi dengan trolley-ku.

Aku nggak bisa menghilangkan bayangan anak laki-laki itu dari ingatanku.

Kemudian, aku ingat kepada sebuah artikel dari sebuah koran lokal 2 hari yang lalu, yang mengatakan bahwa seorang mabuk yang mengemudikan sebuah truk menabrak sebuah mobil yang sedang dikendari oleh seorang wanita muda dengan anak perempuannya yang masih kecil.

Si anak perempuan meninggal seketika, dan ibunya masih hidup tetapi dalam keadaan kritis. Keluarganya harus mengambil keputusan apakah harus mencabut kabel dari mesin yang membantunya bertahan hidup, sebab wanita muda itu sudah tidak mungkin lagi lepas dari keadaan koma.

Apakah mereka keluarga dari anak laki-laki kecil itu?

Dua hari setelah pertemuanku dengan dengan anak laki-laki itu, aku baca disurat kabar bahwa wanita muda itu telah meninggal dunia.

Aku segera bergegas dan pergi membeli seikat mawar putih dan pergi kesebuah pemakaman dimana jenazah di perlihatkan kepada para pelayat dan didoakan sebelum pemakaman.

Ternyata wanita muda itu ada disana, terbaring didalam petinya, memegang setangkai mawar putih yang indah dengan selembar foto anak lelaki itu dan boneka diletakkan diatas dadanya.

Saya meninggalkan tempat itu.. sambil menangis, dan merasakan hidup saya telah berubah untuk selama-lamanya.

Cinta.. yang dimiliki oleh bocah lelaki itu kepada Ibu dan adiknya tercinta, tetap melekat hingga hari itu, sungguh tidak terbayangkan.

Hanya dalam bilangan detik, seorang yang sedang mabuk telah mengambil semuanya itu darinya.

Moral dari cerita ini adalah:
Sediakan waktu untuk menghargai apa yang kamu miliki saat ini.
Cinta yang kita miliki dari dasar hati yang paling dalam adalah sesuatu yang sangat mahal harganya, tidak dapat dinilai dengan materi sekalipun.
Janganlah kita menyia-nyiakan waktu kita di dunia ini untuk selalu mencintai dan mengasihi orang-orang yang kita cintai agar kita dapat menikmati dan merasakan betapa sangat indah dan berarti hidup kita ini apabila kita hidup selalu dalam kasih sayang dan cinta, karena tanpa itu semua apalah arti hidup kita ini...??? ( Materi bukanlah tolak ukur kebahagiaan seseorang dalam menjalani kehidupan).

by admin rg @ceritadunia

Ada Apa dengan Kiai?

Anak muda itu bersungut-sungut dan curhat ke Ujang: "Kenapa ceramah dari kiai sepuh tadi itu kok isinya cerita saja, jarang sekali kutipan dalil ayat dan hadisnya."

"Terus? Apa lagi?" tanya Ujang

"Iya Kang....begitu diminta baca doa, mbah kiai itu juga doanya pendek-pendek saja, gak bisa bikin jamaah menangis kayak dzikirnya ustad yang sering tampil di tv itu lho"

"Masih ada? keluarkan saja...ayo apalagi?"

"Satu lagi Kang....kok mbah kiai tadi juga pakaiannya sederhana dan gak pakai sorban melingkar di atas kepalanya, atau tangannya gak memegang biji tasbih. Saat diajak bicara juga biasa saja gak kelihatan kayak orang alim yang sedikit-sedikit menyebut subhnallah...masya Allah. Bahkan tadi malah guyonan gitu sama panitia. Beliau beneran kiai gak sih?"

Ujang meletakkan hp nya di atas meja. "Jundi, ente dengerin yah....soalnya saya cuma ngomong ini sekali. Tidak ada siaran ulangan," ujar Ujang dengan suara yang mendadak terdengar berat dan berwibawa ala vokalis Jamrud.

Jundi, anak muda yang curhat itu, mendadak tegang.

Sedetik kemudian Ujang tertawa ngakak. "Nah kan...baru saya ubah gaya saya bicara dan pasang muka jaim, ente sudah tegang. Para Kiai itu gak mau jaim dalam tutur kata maupun sikap kesehariannya, karena umat bisa tegang terus. Para Kiai itu ingin akrab dan dekat dengan umat, bukan malah menciptakan jarak dengan berbagai atribut ke-kiai-annya. Ada kalanya para Kiai itu pakai sorban, atau cuma peci, atau malah pakai blankon, topi cowboy, atau topi pet gaya anak muda. Kiai yang gondrong juga ada lho. Ilmu mereka luwas, dan sikap serta penampilan mereka luwes."

Jundi mulai manggut-manggut.

Ujang meneruskan gaya kultumnya. "Para Kiai itu tahu betul hadis Nabi yang mengatakan Allah tidak melihat penampilanmu, tapi melihat isi hatimu. Innallaha la yanzhuru ila ajsamikum wa la ila suwarikum, walakin yanzhuru ila qulubikum."

"Ah mendadak pakai dalil deh diriku ini" mbatin Ujang.

Ujang lantas membuka hpnya dan menunjukkan kepada Jundi sejumlah foto para Kiai yang penampilannya santai. Ada foto santai Mbah Muslim Imampuro (Allah yarham), ada foto Kiai Mustofa Bisri yang selepas menolak menjadi Rais Am wajahnya makin bersinar dan terlihat sehat berseri tanda tidak punya beban berat. Beliau enteng saja mau pakai topi, peci atau sorban. Dan foto Habib Luthfi, sang mursyid tarekat, yang dengan nyamannya pakai topi cowboy atau blankon.

"Kalau soal para Kiai jarang pakai dalil apa alasannya Kang?"

"Jundi, kalau soal dalil tanya sama santri....mereka dalam dua menit sudah bisa ngasih dalil yang kamu minta. Sekarang itu sudah ada software maktabah syamilah. Gampang banget nyari dalil. Justru kalau para Kiai ceramah, saya lebih fokus pada kisah dan cerita yang mereka sampaikan hasil pergumulan batin mereka berpuluh tahun mengajar dan mengabdi. Ini yang gak ada software-nya. Ini yang susah kita temukan. Justru ceramah modal para Kiai itu sudah refleksi seabrek-abrek dalil dan aplikasinya sehari-hari. Level para beliau itu gak lagi main dalil. Sama saja dengan level Jenderal bintang empat kok masih ditanya gimana caranya baris berbaris. Jenderal sudah mikir gimana menang perang kok ditanya dalilnya hadap kanan-hadap kiri."

Ujang melanjutkan: "dulu Gus Dur juga ditanya kenapa kalau ceramah gak ngutip ayat dan hadis kayak penceramah yang lain. Kata Gus Dur: lha yang lain itu ngutip ayat dan hadis biar dipanggil kiai, sedangkan saya dari dulu juga sudah dipanggil Kiai."

Jundi berusaha menahan senyum lantas tanpa sadar Jundi mengelus jenggotnya yang cuma lima lembar dan dipaksakan tumbuh itu. "Tapi mengapa doa mereka pendek saja Kang?"

"Doa itu bukan soal panjang atau pendek, atau berurai air mata. Doa itu soal bisikan kalbu yang langsung tersambung ke Arasy Ilahi. Para Kiai doanya pendek karena mereka sudah habis waktunya untuk mengajar santri dan mengurusi umat (ditambah lagi menjawab pertanyaan dan komentar di fesbuk). Nanti disepertiga malam, di saat semua terlelap, para Kiai berkhalwat dan bermunajat sendirian. Doa dan rintihan mereka panjang sekali saat itu. Sajadah mereka basah oleh tangisan. Tapi itu dilakukan di bilik tempat mereka berkhalwat. Bukan di depan umum dan disorot kamera tv."

Jundi mengelus lagi jenggotnya. Ujang mulai kumat isengnya. "Jundi, nih duit dua puluh ribu untuk dirimu, beli yah obat penumbuh jenggot...biar lebatan dikit itu jenggot. Mau nyunnah kok tanggung gitu sih. Cuma lima lembar...udah gitu tumbuhnya kok berjauhan. Gak kompak blas...!"

Tabik,

Nadirsyah Hosen
Rais Syuriah PCI Nahdlatul Ulama Australia-New Zealand dan dosen senior Monash Law School

Kenapa Harus Menghidupkan Nishfu Sya'ban ?

Nishfu Sya’ban adalah hari atau tanggal yg jatuh pada pertengahan bulan Sya’ban (Istilah orang jawa bulan Ruwah). dalam kalangan Muslimin yg menganut Mazhab Imam Syafi'i, malam tersebut biasanya diisi beberapa amalan hasanah, terutama membaca Surat Yaasin sebanyak 3 kali secara sendirian atau berjamaah. Dengan niatan semoga diberi umur panjang dan dijauhkan dari bala', diberi rizki yg halal barokah, diteguhkan iman dan diwafatkan dalam keadaan husnul khatimah. Diyakini pada malam tersebut الله​ akan memberikan keputusan tentang nasib seseorang selama setahun ke depan. 

Adapun keutamaan malam Nisfu Sya’ban diterangkan dalam kitab Ihya’ Ulumuddin karya Imam Al-Ghazali. Beliau mengatakan bahwa malam Nisfu Sya’ban adalah malam yg penuh dengan syafaat (pertolongan). Menurut Imam Al-Ghazali menyampaikan pula bahwa: 
- Pada malam ke-13, الله​ سبحانه وتعالى memberikan sepertiga syafa'at kepada hamba-Nya. 
- Pada malam ke-14, seluruh syafa'at itu diberikan secara penuh. 
- Pada malam ke-15, umat Islam dapat memiliki banyak sekali kebaikan sebagai penutup catatan amalnya selama satu tahun. Karena pada malam ke-15 bulan Sya’ban inilah, catatan amal manusia penghuni bumi akan dinaikkan ke hadapan الله​. Istilahnya pengumpulan buku rapor dari semua manusia.

Para ulama menyatakan bahwa Nisfu Sya’ban juga dinamakan sebagai malam pengampunan atau malam maghfiroh, karena pada malam itu Allah SWT menurunkan pengampunan kepada seluruh penduduk bumi, terutama kepada hamba-Nya yang shaleh. Di bawah ini adalah Do'a, Amaliah & Kaifiyyah malam Nishfu Sya'ban.
Do'a ini dibaca usai Sholat Maghrib, tepatnya setelah membaca surat Yasin 3 Kali.

بسم الله الرحمن الرحيم

اللهم يا ذا المن ولا يمن عليه، يا ذا الجلال والأكلرام يا ذا الطول والإنعام لا إله إلا أنت ظهر اللأجين وجار المستجيرين وأمان الخائفين، اللهم إن كنت كتبتني عندك في أم الكتاب شقياً أو محروماً او مطروداً او مقتراً علي في الرزق، فامح اللهم بفضلك شقاوتي وحرماني وطردي وإقتار رزقي، وأثبتني عندك في أم الكتاب سعيداً مرزوقاً موفقاً للخيرات فأنك قلت وقولك الحق في كتابك المنزل على لسان نبيك المرسل : (( يمحو الله مايشاء ونثبت وعنده أم الكتاب)) إلهي بالتجلي الأعظم في ليلة النصف من شهر شعبان المكرم التي يفرق فيها كل أمر حكيم ويبرم، أن تكشف عنا من البلاء ما نعلم، وما لانعلم وما أنت به أعلم، إنك أنت الأعز الأكرم، وصلى الله على سيدنا محمد النبي الأمي وعلى آله وصحبه وسلم

"ALLOHUMMA YAA DZALMANNI WA LAA YAMUNNU 'ALAIKA YAA DZAL JALAALI WAL IKROM. YAA DZATH-THOULI WAL IN'AAMI LAA ILAHA ILLA ANTA DHOHROL-LAAJIIN WA JAROL MUSTA-JIRIIN WA AMAA-NAL KHOO-IFIIN. ALLOHUMMA INKUNTA KATABTANII 'INDAKA FII UMMIL KITABI SYAQIYYAN AUW MAHRUMAN AUW MATH-RUDDAN AUW MUQTARRON 'ALAYYA FIR-RIZQI FAMHI. ALLOHUMMA BI FADH-LIKA FII UMMIL KITAABI SYAQOO-WATI WA HIRMANI WA THORDI WAQTAARO RIZQI WA ATS-BITNI 'INDAKA FII UMMIL KITAABI SA'IIDAN MARZUQON MUWAF-FAQON LIL KHOI-ROTI. FA INNAKA QULTA WA QOU-LUKAL HAQQU FII KITABIKAL MUNZALI 'ALAA NABIYYIKAL MURSALIIN. YAM-HULLOHU MAA YA-SYAA'U WA YUTS-BITU WA 'INDAHU UMMUL KITAAB. ILAAHI BITTAHALLIL A'DHOMI FII LAILATIN NISHFI MIN SYAHRI SYA'BAANAL MUKARROM, ALLATI YUFROQU FIIHAA KULLU AMRIN HAKIIMIN WA YUBROMU ISHRIF 'ANNI MINAL BALAA'I MAA A'LAMU WA MAA LAA A'LAMU WA ANTA 'ALLAMUL GHUYUUB. BIROHMATIKA YAA ARHAMAR-ROOHIMIIN. WA SHOLLALLOHU 'ALAA SAYYIDINAA MUHAMMADIN WA 'ALAA AALIHI WA SHOH-BIHI WA SALLAM, AAMIIN ".

“Ya الله​ Tuhanku Pemilik nikmat, tiada ada yang bisa memberi nikmat atas-Mu. Ya الله​ Pemilik kebesaran dan kemuliaan. Ya الله​ Tuhanku Pemilik kekayaan dan pemberi nikmat. Tidak ada yang patut disembah kecuali Engkau. Engkaulah tempat bersandar. Engkaulah tempat berlindung dan pada-MU lah tempat yang aman bagi orang-orang yang ketakutan. Ya الله​ Tuhanku, jika sekiranya Engkau telah menulis dalam buku besar-MU bahwa adalah orang yang tidak bebahagia atau orang yang sangat terbatas mendapat nikmat-Mu, orang yang dijauhkan daripada-MU atau orang yang disempitkan dalam mendapat rizki, maka aku memohon dengan karunia-Mu, semoga kiranya Engkau pindahkan aku kedalam golongan orang-orang yang berbahagia, mendapat keluasan rizki serta diberi petunjuk kepada kebajikan. Sesungguhnya Engkau telah berkata dalam kitab-Mu yang telah diturunkan kepada Rasul-Mu, dan perkataan-Mu adalah benar, yang berbunyi: الله​ mengubah dan menetapkan apa-apa yang dikehendaki-NYA dan pada-NYA sumber kitab. Ya الله​, dengan tajalli-Mu Yang Mahabesar pada malam Nisfu Sya’ban yang mulia ini, Engkau tetapkan dan Engkau ubah sesuatunya, maka aku memohon semoga kiranya aku dijauhkan dari bala bencana, baik yang aku ketahui atau yang tidak aku ketahui, Engkaulah Yang Maha Mengetahui segala sesuatu yang tersembunyi. Dan aku selalu mengharap limpahan rahmat-Mu ya الله​ Tuhan Yang Maha Pengasih. Dan semoga sholawat dan salam tercurah kepada junjungan kami Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم beserta keluarga dan para sahabat Beliau”.

Keutamaaan Nisfu Sya'ban:
1). Syaikh ‘Abdul Qadir al-Jilaniy berkata: "Malam Nishfu Sya’ban adalah malam yang paling mulia setelah Lailatul Qodr".
2). Imam Syafii (rahimahullah) berkata: "Do'a mustajab adalah pada 5 malam, yaitu: Malam Jum'at, Malam Idul Adha, Malam Idul Fitri, Malam pertama bulan Rojab dan malam Nisfu Sya'ban".
3). Ibnu Abiy as-Shoif al-Yamaniy berkata: "Sesungguhnya bulan Sya’ban adalah bulan sholawat kepada Nabi صلى الله عليه وسلم  karena ayat "Innalloha wa malaaikatahu yusholluuna ‘alan Nabi…" diturunkan pada bulan Sya'ban (dikutip dari Kitab al-Fawaaidul Mukhtaaroh).
----------------

AMALAN !

Bagaimana cara mengisi malam Nisfu Sya’ban? Apakah ada amalan-amalan khusus?

Menurut sebagian besar ulama, antara lain dengan memperbanyak ibadah dan sholat malam dan dengan puasa, namun sebagaimana yang dilakukan Rasulullah, yaitu dengan secara sendiri-sendiri. Adapun meramaikannya dengan shalat malam berjamaah, menurut sebagian ulama, Rasulullah tidak pernah melakukannya.

Bagi yg mau mengamalkannya, Malam Nifsu Sya’ban إن شاء الله jatuh pada hari ini Sabtu malam (malam ahad) tanggal 21 Mei 2016 (15 Sya'ban 1437 H). Apabila sahabat ingin memperbaiki catatan rizki dan takdir di dalam buku besar الله​ menjadi lebih baik dan memohon ampunan atas dosa-dosa yg lalu berikut amalannya menurut para ulama, antara lain:

1. Sholat Fardlu Maghrib
2. Membaca Surah Yassin 3 kali
3. Membaca do'a Nisfu Sya’ban
4. Memperbanyak istighfar, dzikir, sholawat dan do'a.

Adapun apa yg sering dilakukan oleh sebagian umat Islam, yaitu Salat Malam Nisfu Sya’ban sebanyak 100 rokaat, Hadistnya oleh sebagian ahli hadits dianggap shohih, namun sebagian menganggap dhoif (lemah). Namun demikian dalam urusan shalat sunnah, kata Nabi, boleh kita tambahi jumlahnya dan boleh kita kurangi sesuai kemampuan kita. WalloHu A'lam

اللهم صل وسلم وبارك على سيدنا محمد وعلى آله وصحبه وسلم

Kamis, 19 Mei 2016

KISAH HARU RASULULLAH DAN KULI BATU

Diriwayatkan tatkala usai peperang Tabuk, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berjalan sambil menuntun ontanya. Saat itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melihat dari kejahuan ada seorang kuli batu yang sedang mengangkat martilnya lalu ia memecahkan batu-batu yang ada di hadapannya tersebut. Kemudian Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berkata kepada seorang kuli batu tersebut, “Kenapa tangan bapak begitu melepuh dan kasar? Kenapa tangan bapak begitu hitam dan kasar?” Maka bapak-bapak seorang kuli batu tersebut menjawab, “Ya Rasulullah, maafkan tanganku yang kasar ini. Karena inilah aku menghidupi keluargaku (istriku dan anak-anakku). Setiap hari aku mencari nafkah dengan menjual pecahan batu-batu gunung ini, lalu aku menjualnya ke pasar dan hasilnya (faedahnya) untuk aku berikan nafkah (makanan) kepada istri dan anak-anaku di rumah sana.” Ya Allahu Ya Rabbi.

Maka kemudian, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengambil tangan sang bapak tadi itu, lalu menciumnya sambil seraya mengatakan, “WALLAHI  INNA HADZIHI YADUN LA TAMASSUHAN-NAARU ABADAN/ DEMI ALLAH, INI ADALAH TANGAN YANG TIDAK AKAN BERSENTUH DENGAN API NERAKA ALLAHU TA‘ÂLÂ SELAMA-LAMANYA.” Masya Allah Tabarakallah!! Betapa indahnya akhlak Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tersebut. Sampai dikatakan oleh para ahli sejarah bahwasanya, “Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencium tangan Bani Quraisy (Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam itu tidak pernah menicum tangan para bangsawan, tidak pernah mencium tangan pemimpin-pemimpin Quraisy, tokoh-tokoh Quraisy, raja-raja, para penguasa-pengusa Negara, tidak pernah sama sekali Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mencium tangan-tangan mereka). Namun, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam justru pernah mencium tangan seorang kuli batu sambil mengatakan, “INI ADALAH TANGAN YANG TIDAK AKAN TERSENTUH DENGAN API NERAKANYA ALLAHU TA‘ALA.”

Akhlak dan budi pekerti yang seperti inilah yang dicontoh oleh para sahabat, sehingga menghujam di hati mereka kecintaan terhadap Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. ALLAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ALAIH … []

follow twitter @muhsinbsy/@penerbitlayar
12 Sya‘ban 1437 H/ 18 Mei 2016 M

*Silahkan Disebarluaskan …

Selasa, 17 Mei 2016

KAOS KAKI BOLONG

Assalamualaikum.

Pak Budiman Hartono, seorang yang terkenal dan kaya raya dari Surabaya, sedang sakit parah. Menjelang ajal menjemput, dikumpulkanlah anak2-nya.

Beliau berwasiat:Anakku, jika Ayah sudah dipanggil Allah yang Maha Kuasa, ada permintaan Ayah kpd kalian:
"Tolong dipakaikan kaos kaki kesayangan Ayah walaupun kaos kaki itu sudah bolong, Ayah ingin memakai barang kesayangan yg penuh kenangan semasa merintis usaha di perusahaan Ayah dan minta tolong kenangan kaos kaki itu dipakaikan bila Ayah dikubur nanti.

"Singkat cerita, Akhirnya sang Ayah wafat. Ketika mengurus Jenazah dan saat akan dikafani, anak-anaknya minta ke pak ustadz untuk memakaikan kaos kaki yg robek itu sesuai wasiat Ayahnya.
Akan tetapi pak Ustadz menolaknya:"Maaf secara Syariat hanya 2 lembar kain putih saja yang di perbolehkan dipakaikan kepada mayat.
"Terjadi perdebatan antara anak2 yg ingin memakaikan kaos kaki robekdan pak ustadz yang melarangnya.Karena tidak ada titik temu, dipanggilah penasihat sekaligus Notaris keluarga tersebut.
Sang notaris menyampaikan: "Sebelum meninggal Bapak menitipkan Surat Wasiat, ayo kita buka bersama2 siapa tahu ada petunjuk."Maka dibukalah surat wasiat Almarhum untuk anak2nya yang di titipkan kepada Notaris tsb.

Ini bunyinya:"Anak-anakku, pasti sekarang kalian sedang bingung, karena dilarang memakaikan kaos kaki bolong kepada jenazah Ayah".
"Lihatlah anak2ku, padahal harta Ayah sangat banyak, uang berlimpah, beberapa mobil mewah, tanah, kebun dan sawah dimana2, rumah mewah banyak, tetapi tidak ada artinya ketika Ayah sudah Meninggal Dunia.
""Bahkan kaos kaki bolong saja tidak boleh dibawa mati..".
"Begitu tidak berartinya Harta Dunia, kecuali Iman dan Amal Kebaikan kita"
"Anak-anakku, inilah yg ingin Ayah sampaikan agar kalian tidak tertipu dengan Dunia yang hanya Sementara.
Pada akhirnya teman sejati kita hanyalah Iman dan Amal shalih.
""Salam sayang dari Ayah yg ingin kalian menjadikan Dunia sebagai jalan menuju Ridha Allah SWT...

Rabu, 11 Mei 2016

KISAH SUFI-JANGAN SU'UDZON DENGAN AHLI SUFI


.
Dalam khazanah kisah kisah sufi ada diceritakan tentang seorang pemuda yang begitu lantang mencemuh tokoh sufi Zun Nun Al Misri dan tharikatnya.
.
Sesudah si pemuda puas memperlihatkan kebenciannya, Al Misri mencabut cincin daripada jarinya dan berkata, "Bawalah cincin ini ke pasar, gadaikanlah dengan harga satu dinar saja"
.
Pemuda itu hairan, namun cincin itu diterimanya jua dan dibawa ke pasar. Dia menawarkan kepada para pedagang, dari penjual buah sampai penjual makanan. Tiada seorang pun melirik apatah lagi tertarik. .
Lalu dengan wajah hampa pemuda itu kembali kepada Al Misri dan berkata, "Engkau membohongiku, cincin ini tidak berharga"
.
Jawab Al Misri, " Jangan marah dulu, sekarang juallah cincin itu kepada ahli permata. Tawarkan seribu dinar."
.
Tentu saja pemuda itu menjadi gusar dan pelik. Tapi rasa ingin tahunya membuatkan dia menuruti perintah ahli sufi itu.
.
Sungguh mengherankan, ternyata para pedagang permata berebut untuk membeli cincin itu. .
Pemuda itu merasa takjub dan bergegas menemui Al Misri dan berkata " Mereka bersaing untuk membelinya."
.
"Nah." kata Al Misri. "Orang tidak akan mengetahui suatu benda berharga atau tidak jika ia belum mengenalnya. Bagaimana mungkin kamu berani mencaci para sufi dan ilmu tasauf, jika kamu belum mengetahui isinya? Pelajari dulu baik baik, barulah tentukan pendapatmu. Itulah sikap orang bijak."
اللهـم صل على سيدنا محمد

#smoga_manfaat

Jumat, 06 Mei 2016

Allah Maha Pengampun

Suatu hari Umar ra datang menemui Rasulullah dengan menangis. Rasulullah pun bertanya kepadanya, Apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis, wahai Umar?” Kata Umar, Sungguh hati saya mrasa tersentuh oleh ratapan sorang pemuda yg ada dipintu rumah tuan! Rasulullah pun mmerintahkan Umar untuk mmbawa pemuda itu. Ketika pemuda itu telah sampai dihadapan Rasulullah, beliaupun bertanya kepadanya,
”Wahai Pemuda, apa gerangan yang menyebabkan engkau menangis dan meratap?” Pemuda itu menjawab , ”Wahai Rasulullah, yang membuat saya menangis ialah banyaknya dosa yang terlanjur saya lakukan ! Saya takut bila Allah murka kepada saya!” Beliau kembali bertanya, ”Apakah engkau mempersekutukan Allah dengan sesuatu ?” ”Tidak!” jawab pemuda itu. ”Apakah engkau telah membunuh orang dengan tanpa hak?” tanya Rasulullah . ”tidak !” jawab pemuda itu. ”Allah akan mengampuni semua dosamu, meskipun dosamu itu sepenuh tujuh langit dan bumi!” jelas Rasulullah sembari menenangkan pemuda itu. Mendengar penjelasan Rasulullah , pemuda itupun berkata, ”Wahai Rasulullah, dosa saya lebih besar dari tujuh langit dan gunung yang tegak berdiri!” Beliau pun menimpali , “Apakah dosamu lebih besar dari kursi ( kekuasaan ) Allah?”. “Dosa saya lebih besar lagi !: ratap pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar dari Arsy?” beliau kembali bertanya. “Dosa saya lebih besar dari itu !” jawab pemuda itu. “Apakah dosamu lebih besar , ataukah Allah?” Tanya Rasulullah. “Allah tentu yang lebih besar dan lebih Agung , tapi saya malu kepadamu, Wahai Rasulullah, jawab pemuda itu. Beliaupun bersabda, :Janganlah engkau malu, beritahukan dosamu kepada saya!” pinta Rasulullah. Oleh karena beliau yang meminta , maka pemuda itupun tak kuasa untuk menolaknya. Akhirnya iapun menceritakan dosa yang telah dikerjakannya, seraya berkata : “Wahai Rasulullah , sungguh saya adalah seorang pemuda pembongkar mayat dalam kubur sejak 7 tahun yang lalu.
Suatu ketika ada seorang gadis putri seorang sahabat golongan Anshar yang meninggal dunia, maka saya pun membongkar kuburnya dan mengeluarkannya dari kafannya, karena tergoda bisikan syetan , saya pun menggaulinya. Tiba-tiba gadis itu berbicara, “Tidakkah engkau malu kepada Kitab Allah dan pada hari dia meletakkan ‘kursinya” untuk memberikan hukum serta mengambil hak orang yang dianiaya dari orang yang telah menganiayanya? Mengapa engkau jadikan aku telanjang dihari penghimpunan kelak, dari orang- orang yang telah meninggal dunia? Mengapa engkau jadikan aku berdiri dalam keadaan junub di hari pembalasan Allah? ”
Mendengar cerita itu Rasulullah pun meloncat karena gusarnya . Dengan suara keras , beliau berkata, “Wahai pemuda Fasiq, keluar dan jauh-jauhlah kamu dari saya, tidak ada balasan yang pantas untukmu kecuali neraka!” Pemuda itupun keluar dengan menangis sejadi-jadinya . Ia menjauh dari khalayak ramai dan menuju kepadang pasir yang luas, dengan tidak mau makan dan minum sesuatupun, serta tidak bisa tidur sampai tujuh hari lamanya. Tubuhnyapun menjadi lemah dan lunglai, hingga iapun jatuh tersungkur dipermukaan tanah berpasir yang maha luas itu. Seraya meletakkan wajahnya dipasir sambil bersujud, ia berdoa dan meratap.
“Wahai Tuhan, aku adalah hamba-Mu yang berdosa dan Bersalah. Aku telah datang ke pintu Rasul-Mu agar dia bisa menolongku di sisi-Mu. Namun ketika ia mendengar dosaku yang sangat besar, ia mengusir dan mengeluarkan aku dari pintunya. Kini aku datang kepintu-Mu, agar engkau berkenan menjadi penolongku di sisi Kekasih-Mu. Sesungguhnya engkau maha pengasih kepada hamba-hamba-MU . Tak ada lagi harapanku kecuali kepada-Mu . Kalau tidak mungkin, maka lebih baik kirimkan saja api neraka dari sisi-Mu, dan bakarlah aku dengan api itu didunia-Mu ini, sebelum aku engkau bakar diakhirat-Mu nanti!” Sepeninggal pemuda itu , Rasulullah didatangi oleh malaikat jibril , seraya berkata, “Wahai Rasulullah, Allah telah berkirim salam kepada-Mu!” Beliaupun menjawab salam Allah. Setelah itu malaikat Jibril kembali berkata, “Allah bertanya kepadamu , apakah kamu yang telah menciptakan para makhluk? ” Beliau menjawab , “Tentu saja tidak, Allah yang telah menciptakan semuanya!” “Allah juga bertanya kepadamu, Apakah kamu yang telah memberi rezeki kepada makhluk-makhluk Allah?” malaikat jibril kembali bertanya. “Tentu saja Allahlah yang telah memberi rezeki kepada mereka , bahkan juga kepadaku!” jawab beliau. “Apakah kamu yang berhak menerima taubat seseorang?” kembali malaikat jibril bertanya. “Allahlah yang berhak menerima dan mengampuni dosa hamba-hamba-Nya!’ jawab beliau. Mendengar jawaban-jawaban Rasulullah , malaikat jibrilpun berkata , “Allah telah berfirman kepadamu , “ Telah aku kirimkan seorang hamba-Ku yang menerangkan satu dosanya kepadamu, tapi mengapa engkau berpaling daripadanya dan sangat marah kepadanya? Lalu bagaimana keadaan orang-orang mukmin besok, jika mereka itu datang padamu dengan dosa yang lebih besar seperti gunung? Kamu adalah Utusan-Ku yang aku utus sebagai rahmat untuk seluruh alam, maka jadilah engkau orang yang berkasih sayang kepada orang-orang beriman dan menjadi penolong bagi orang-orang yang berdosa . Maafkanlah kesalahan hamba-Ku, karena aku telah menerima taubatnya dan mengampuni dosanya”. Mendengar teguran Allah , Rasulullahpun mengutus beberapa orang sahabatnya untuk menemui pemuda yang pernah diusir Rasulullah itu. Akhirnya mereka menemukannya dan merekapun memberikan kabar gembira tentang ampunan Allah kepadanya. Lalu mereka membawa pemuda itu kepada Rasulullah , dan kebetulan saat mereka sampai beliau sedang mengerjakan Shalat. Maka merekapun segera bermakmum dibelakangnya. Setelah selesai membaca surat Alfatihah beliaupun membaca surat At- takasur baru saja beliau sampai ayat “ Hatta zurtumul maqabir (sampai kamu masuk kedalam kubur),” maka pemuda itupun menjerit keras dan jatuh. Ketika orang-orang telah selesai Shalat, merekapun mendapati ternyata pemuda itu telah meninggal dunia. Allah berkenan menerima taubatnya dan memasukkannya kedalam kelompok hamba Allah Yang Shaleh Wallahu a'lam bisshawab

→Ya Ikhwan yang di rahmati Oleh Allah SWT, jangan pernah untuk selalu diri in mmnta ampunan kpd Allah SWT, semangatlah untuk selalu menggapai Rahmat Allah, Rahmat Allah sungguh luas.
Mudah mudahan kita nanti di wafatkan dalam keadaan Khusnul Khotimah

Kamis, 05 Mei 2016

Kisah Lengkap Isro' Mi'roj Nabi Muhammad Saw

Oleh Habib Muhammad bin Syekh Abubakar bin Salim

Diterjemahkan dengan ringkas dari Kitab Al Anwaarul Bahiyyah Min Israa’ Wa Mi’raaj Khoiril Bariyyah, Karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy Al Hasany RA.

Pada suatu malam Nabi Muhammad SAW berada di Hijir Ismail dekat Ka’bah al Musyarrofah, saat itu beliau berbaring diantara paman beliau, Sayyiduna Hamzah dan sepupu beliau, Sayyiduna Jakfar bin Abi Thalib, tiba-tiba Malaikat Jibril, Mikail dan Israfil menghampiri beliau lalu membawa beliau ke arah sumur zamzam, setibanya di sana kemudian mereka merebahkan tubuh Rasulullah untuk dibelah dada beliau oleh Jibril AS.

Dalam riwayat lain disebutkan suatu malam terbuka atap rumah Beliau saw, kemudian turun Jibril AS, lalu Jibril membelah dada beliau yang mulya sampai di bawah perut beliau, lalu Jibril berkata kepada Mikail:

“Datangkan kepadaku nampan dengan air zam-zam agar aku bersihkan hatinya dan aku lapangkan dadanya”.

Dan perlu diketahui bahwa penyucian ini bukan berarti hati Nabi kotor, tidak, justru Nabi sudah diciptakan oleh Allah dengan hati yang paling suci dan mulya, hal ini tidak lain untuk menambah kebersihan diatas kebersihan, kesucian diatas kesucian, dan untuk lebih memantapkan dan menguatkan hati beliau, karena akan melakukan suatu perjalanan maha dahsyat dan penuh hikmah serta sebagai kesiapan untuk berjumpa dengan Allah SWT.

Kemudian Jibril AS mengeluarkan hati beliau yang mulya lalu menyucinya tiga kali, kemudian didatangkan satu nampan emas dipenuhi hikmah dan keimanan, kemudian dituangkan ke dalam hati beliau, maka penuhlah hati itu dengan kesabaran, keyakinan, ilmu dan kepasrahan penuh kepada Allah, lalu ditutup kembali oleh Jibril AS.

Setelah itu disiapkan untuk Baginda Rasulullah binatang Buroq lengkap dengan pelana dan kendalinya, binatang ini berwarna putih, lebih besar dari himar lebih rendah dari baghal, dia letakkan telapak kakinya sejauh pandangan matanya, panjang kedua telinganya, jika turun dia mengangkat kedua kaki depannya, diciptakan dengan dua sayap pada sisi pahanya untuk membantu kecepatannya.

Saat hendak menaikinya, Nabi Muhammad merasa kesulitan, maka meletakkan tangannya pada wajah buroq sembari berkata: “Wahai buroq, tidakkah kamu merasa malu, demi Allah tidak ada Makhluk Allah yang menaikimu yang lebih mulya daripada dia (Rasulullah)”, mendengar ini buroq merasa malu sehingga sekujur tubuhnya berkeringat, setelah tenang, naiklah Rasulullah keatas punggungnya, dan sebelum beliau banyak Anbiya’ yang menaiki buroq ini.

Dalam perjalanan, Jibril menemani disebelah kanan beliau, sedangkan Mikail di sebelah kiri, menurut riwayat Ibnu Sa’ad, Jibril memegang sanggurdi pelana buroq, sedang Mikail memegang tali kendali.

(Mereka terus melaju, mengarungi alam Allah SWT yang penuh keajaiban dan hikmah dengan Inayah dan RahmatNya), di tengah perjalanan mereka berhenti di suatu tempat yang dipenuhi pohon kurma, lantas malaikat Jibril berkata: “Turunlah disini dan sholatlah”, setelah Beliau sholat, Jibril berkata: “Tahukah anda di mana Anda sholat?”, “Tidak”, jawab beliau, Jibril berkata: “Anda telah sholat di Thoybah (Nama lain dari Madinah) dan kesana anda akan berhijrah”.

Kemudian buroq berangkat kembali melanjutkan perjalanan, secepat kilat dia melangkahkan kakinya sejauh pandangan matanya, tiba-tiba Jibril berseru: “berhentilah dan turunlah anda serta sholatlah di tempat ini!”, setelah sholat dan kembali ke atas buroq, Jibril memberitahukan bahwa beliau sholat di Madyan, di sisi pohon dimana dahulu Musa bernaung dibawahnya dan beristirahat saat dikejar-kejar tentara Firaun.

Dalam perjalanan selanjutnya Nabi Muhammad turun di Thur Sina’, sebuah lembah di Syam, tempat dimana Nabi Musa berbicara dengan Allah SWT, beliau pun sholat di tempat itu. Kemudian beliau sampai di suatu daerah yang tampak kepada beliau istana-istana Syam, beliau turun dan sholat disana. Kemudian Jibril memberitahukan kepada beliau dengan berkata: “Anda telah sholat di Bait Lahm (Betlehem, Baitul Maqdis), tempat dilahirkan Nabi Isa bin Maryam”.

Setelah melanjutkan perjalanan, tiba-tiba beliau melihat Ifrit dari bangsa Jin yang mengejar beliau dengan semburan api, setiap Nabi menoleh beliau melihat Ifrit itu. Kemudian Jibril berkata:“Tidakk

akan ku ajarkan kepada anda beberapa kalimat, jika anda baca maka akan memadamkan apinya dan terbalik kepada wajahnya lalu dia binasa?”

Kemudian Jibril AS memberitahukan doa tersebut kepada Rasulullah. Setelah itu mereka melanjutkan perjalanan sampai akhirnya bertemu dengan suatu kaum yang menanam benih pada hari itu dan langsung tumbuh besar dan dipanen hari itu juga, setiap kali dipanen kembali seperti awalnya dan begitu seterusnya, melihat keanehan ini Beliau SAW bertanya: “Wahai Jibril, siapakah mereka itu?”, Jibril menjawab:” mereka adalah para Mujahid fi sabilillah, orang yang mati syahid di jalan Allah, kebaikan mereka dilipatgandakan sampai 700 kali.

Kemudian beberapa saat kemudian beliau mencium bau wangi semerbak, beliau bertanya: “Wahai Jibril bau wangi apakah ini?”, “Ini adalah wanginya Masyithoh, wanita yang menyisir anak Firaun, dan anak-anaknya”, jawab Jibril AS.

Masyitoh adalah tukang sisir anak perempuan Firaun, ketika dia melakukan pekerjaannya tiba-tiba sisirnya terjatuh, spontan dia mengatakan: “Bismillah, celakalah Firaun”, mendengar ini anak Firaun bertanya: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain ayahku?”, Masyithoh menjawab: “Ya”.Kemudian dia mengancam akan memberitahukan hal ini kepada Firaun. Setelah dihadapkan kepada Raja yang Lalim itu, dia berkata: “Apakah kamu memiliki Tuhan selain aku?”, Masyithoh menjawab: “Ya, Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah”.

Mengetahui keteguhan iman Masyithoh, kemudian Firaun mengutus seseorang untuk menarik kembali dia dan suaminya yang tetap beriman kepada Allah agar murtad, jika tidak maka mereka berdua dan kedua anaknya akan disiksa, tapi keimanan masih menetap di hati Masyithoh dan suaminya, justru dia berkata: “Jika kamu hendak membinasakan kami, silahkan, dan kami harap jika kami terbunuh kuburkan kami dalam satu tempat”.

Maka Firaun memerintahkan agar disediakan kuali raksasa dari tembaga yang diisi minyak dan air kemudian dipanasi, setelah betul-betul mendidih, dia memerintahkan agar mereka semua dilemparkan ke dalamnya, satu persatu mereka syahid, sekarang tinggal Masyithoh dan anaknya yang masih menyusu berada dalam dekapannya, kemudian anak itu berkata: “Wahai ibuku, lompatlah, jangan takut, sungguh engkau berada pada jalan yang benar”, kemudian dilemparlah dia dan anaknya.

Kemudian di tengah perjalanan, beliau juga bertemu dengan sekelompok kaum yang menghantamkan batu besar ke kepala mereka sendiri sampai hancur, setiap kali hancur, kepala yang remuk itu kembali lagi seperti semula dan begitu seterusnya. Jibril menjelaskan bahwa mereka adalah manusia yang merasa berat untuk melaksanakan kewajiban sholat.

Kemudian beliau juga bertemu sekelompok kaum, di hadapan mereka ada daging yang baik yang sudah masak, sementara di sisi lain ada daging yang mentah lagi busuk, tapi ternyata mereka lebih memilih untuk menyantap daging yang mentah lagi busuk, ketika Rasulullah menanyakan perihal ini, Jibril menjawab: “Mereka adalah manusia yang sudah mempunyai isteri yang halal untuknya, tapi dia justru berzina (berselingkuh) dengan wanita yang jelek (hina), dan begitupula mereka adalah para wanita yang mempunyai suami yang halal baginya tapi justru dia mengajak laki-laki lain untuk berzina dengannya”.

Ketika beliau melanjutkan perjalanan, tiba-tiba seseorang memanggil beliau dari arah kanan:“Wahai Muhammad, aku meminta kepadamu agar kamu melihat aku”, tapi Rasulullah tidak memperdulikannya.

Kemudian Jibril menjelaskan bahwa itu adalah panggilan Yahudi, seandainya beliau menjawab panggilan itu maka umat beliau akan menjadi Yahudi. Begitu pula beliau mendapat seruan serupa dari sebelah kirinya, yang tidak lain adalah panggilan nashrani, namun Nabi tidak menjawabnya. Walhamdulillah.

Kemudian tiba-tiba muncul di hadapan beliau seorang wanita dengan segala perhiasan di tangannya dan seluruh tubuhnya, dia berkata: “Wahai Muhammad lihatlah kepadaku”, tapi Rasulullah tidak menoleh kepadanya, Jibril berkata: “Wahai Nabi itu adalah dunia, seandainya anda menjawab panggilannya maka umatmu akan lebih memilih dunia daripada akhirat”.

Demikianlah perjalanan ditempuh oleh beliau SAW dengan ditemani Jibril dan Mikail, begitu banyak keajaiban dan hikmah yang beliau temui dalam perjalanan itu sampai akhirnya beliau berhenti di Baitul Maqdis (Masjid al Aqsho). Beliau turun dari Buraq lalu mengikatnya pada salah satu sisi pintu masjid, yakni tempat dimana biasanya Para Nabi mengikat buraq di sana.

Kemudian beliau masuk ke dalam masjid bersama Jibril AS, masing-masing sholat dua rakaat. Setelah itu sekejab mata tiba-tiba masjid sudah penuh dengan sekelompok manusia, ternyata mereka adalah para Nabi yang diutus oleh Allah SWT. Kemudian dikumandangkan adzan dan iqamah, lantas mereka berdiri bershof-shof menunggu siapakah yang akan mengimami mereka, kemudian Jibril AS memegang tangan Rasulullah SAW lalu menyuruh beliau untuk maju, kemudian mereka semua sholat dua rakaat dengan Rasulullah sebagai imam. Beliaulah Imam (Pemimpin) para Anbiya’ dan Mursalin.

Setelah itu Rasulullah SAW merasa haus, lalu Jibril membawa dua wadah berisi khamar dan susu, Rasulullah memilih wadah berisi susu lantas meminumnya, Jibril berkata: “Sungguh anda telah memilih kefitrahan yaitu al Islam, jika anda memilih khamar niscaya umat anda akan menyimpang dan sedikit yang mengikuti syariat anda”.

Setelah melakukan Isra’ dari Makkah al Mukarromah sampai ke Masjid al Aqsha, Baitul Maqdis, kemudian beliau disertai malaikat Jibril AS siap untuk melakukan Mi’raj yakni naik menembus berlapisnya langit ciptaan Allah yang Maha Perkasa sampai akhirnya beliau SAW berjumpa dengan Allah dan berbicara dengan Nya, yang intinya adalah beliau dan umat ini mendapat perintah sholat lima waktu. Sungguh merupakan nikmat dan anugerah yang luar biasa bagi umat ini, di mana Allah SWT memanggil Nabi-Nya secara langsung untuk memberikan dan menentukan perintah ibadah yang sangat mulya ini. Cukup kiranya hal ini sebagai kemulyaan ibadah sholat. Sebab ibadah lainnya diperintah hanya dengan turunnya wahyu kepada beliau, namun tidak dengan ibadah sholat, Allah memanggil Hamba yang paling dicintainya yakni Nabi Muhammad SAW ke hadirat Nya untuk menerima perintah ini.

Ketika beliau dan Jibril sampai di depan pintu langit dunia (langit pertama), ternyata disana berdiri malaikat yang bernama Ismail, malaikat ini tidak pernah naik ke langit atasnya dan tidak pernah pula turun ke bumi kecuali disaat meninggalnya Rasulullah SAW, dia memimpin 70 ribu tentara dari malaikat, yang masing-masing malaikat ini membawahi 70 ribu malaikat pula.

Jibril meminta izin agar pintu langit pertama dibuka, maka malaikat yang menjaga bertanya:

“Siapakah ini?”

Jibril menjawab: “Aku Jibril.”

Malaikat itu bertanya lagi: “Siapakah yang bersamamu?”

Jibril menjawab: “Muhammad saw.”

Malaikat bertanya lagi: “Apakah beliau telah diutus (diperintah)?”

Jibril menjawab: “Benar”.

Setelah mengetahui kedatangan Rasulullah malaikat yang bermukim disana menyambut dan memuji beliau dengan berkata:

“Selamat datang, semoga keselamatan menyertai anda wahai saudara dan pemimpin, andalah sebaik-baik saudara dan pemimpin serta paling utamanya makhluk yang datang”.

Maka dibukalah pintu langit dunia ini”.

Setelah memasukinya beliau bertemu Nabi Adam dengan bentuk dan postur sebagaimana pertama kali Allah menciptakannya.

Nabi saw bersalam kepadanya, Nabi Adam menjawab salam beliau seraya berkata:

“Selamat datang wahai anakku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Di kedua sisi Nabi Adam terdapat dua kelompok, jika melihat ke arah kanannya, beliau tersenyum dan berseri-seri, tapi jika memandang kelompok di sebelah kirinya, beliau menangis dan bersedih. Kemudian Jibril AS menjelaskan kepada Rasulullah, bahwa kelompok disebelah kanan Nabi Adam adalah anak cucunya yang bakal menjadi penghuni surga sedang yang di kirinya adalah calon penghuni neraka.

Kemudian Rasulullah melanjutkan perjalanannya di langit pertama ini, tiba-tiba pandangan beliau tertuju pada kelompok manusia yang dihidangkan daging panggang dan lezat di hadapannya, tapi mereka lebih memilih untuk menyantap bangkai disekitarnya. Ternyata mereka adalah manusia yang suka berzina, meninggalkan yang halal untuk mereka dan mendatangi yang haram.

Kemudian beliau berjalan sejenak, dan tampak di hadapan beliau suatu kaum dengan perut membesar seperti rumah yang penuh dengan ular-ular, dan isi perut mereka ini dapat dilihat dari luar, sehingga mereka sendiri tidak mampu membawa perutnya yang besar itu. Mereka adalah manusia yang suka memakan riba.Disana beliau juga menemui suatu kaum, daging mereka dipotong-potong

lalu dipaksa agar memakannya, lalu dikatakan kepada mereka:

“makanlah daging ini sebagaimana kamu memakan daging saudaramu di dunia, yakni menggunjing atau berghibah”.

Kemudian beliau naik ke langit kedua, seperti sebelumnya malaikat penjaga bertanya seperti pertanyaan di langit pertama. Akhirnya disambut kedatangan beliau SAW dan Jibril AS seperti sambutan sebelumnya. Di langit ini beliau berjumpa Nabi Isa bin Maryam dan Nabi Yahya bin Zakariya, keduanya hampir serupa baju dan gaya rambutnya. Masing-masing duduk bersama umatnya.

Nabi saw menyifati Nabi Isa bahwa dia berpostur sedang, putih kemerah-merahan warna kulitnya, rambutnya lepas terurai seakan-akan baru keluar dari hammam, karena kebersihan tubuhnya. Nabi menyerupakannya

dengan sahabat beliau ‘Urwah bin Mas’ud ats Tsaqafi.

Nabi bersalam kepada keduanya, dan dijawab salam beliau disertai sambutan: “Selamat datang wahai saudaraku yang sholeh dan nabi yang sholeh”.

Kemudian tiba saatnya beliau melanjutkan ke langit ketiga, setelah disambut baik oleh para malaikat, beliau berjumpa dengan Nabi Yusuf bin Ya’kub. Beliau bersalam kepadanya dan dibalas dengan salam yang sama seperti salamnya Nabi Isa.

Nabi berkomentar: “Sungguh dia telah diberikan separuh ketampanan”. Dalam riwayat lain, beliau bersabda: “Dialah paling indahnya manusia yang diciptakan Allah, dia telah mengungguli ketampanan manusia lain ibarat cahaya bulan purnama mengalahkan cahaya seluruh bintang”.

Ketika tiba di langit keempat, beliau berjumpa Nabi Idris AS. Kembali beliau mendapat jawaban salam dan doa yang sama seperti Nabi-Nabi sebelumnya.

Di langit kelima, beliau berjumpa Nabi Harun bin ‘Imran AS, separuh janggutnya hitam dan seperuhnya lagi putih (karena uban), lebat dan panjang. Di sekitar Nabi Harun tampak umatnya sedang khusyu’ mendengarkan petuahnya.

Setelah sampai di langit keenam, beliau berjumpa beberapa nabi dengan umat mereka masing-masing, ada seorang nabi dengan umat tidak lebih dari 10 orang, ada lagi dengan umat di atas itu, bahkan ada lagi seorang nabi yang tidak ada pengikutnya.

Kemudian beliau melewati sekelompok umat yang sangat banyak menutupi ufuk, ternyata mereka adalah Nabi Musa dan kaumnya. Kemudian beliau diperintah agar mengangkat kepala beliau yang mulya, tiba-tiba beliau tertegun dan kagum karena pandangan beliau tertuju pada sekelompok umat yang sangat banyak, menutupi seluruh ufuk dari segala sisi, lalu ada suara:“Itulah umatmu, dan selain mereka terdapat 70 ribu orang yang masuk surga tanpa hisab “.

Pada tahapan langit keenam inilah beliau berjumpa dengan Nabi Musa AS, seorang nabi dengan postur tubuh tinggi, putih kemerah-merahan

kulit beliau. Nabi saw bersalam kepadanya dan dijawab oleh beliau disertai dengan doa. Setelah itu Nabi Musa berkata: “Manusia mengaku bahwa aku adalah paling mulyanya manusia di sisi Allah, padahal dia (Rasulullah saw) lebih mulya di sisi Allah daripada aku”.

Setelah Rasulullah melewati Nabi Musa, beliau menangis. Kemudian ditanya akan hal tersebut. Beliau menjawab: “Aku menangis karena seorang pemuda yang diutus jauh setelah aku, tapi umatnya lebih banyak masuk surga daripada umatku”.

Kemudian Rasulullah saw memasuki langit ketujuh, di sana beliau berjumpa Nabi Ibrahim AS sedang duduk di atas kursi dari emas di sisi pintu surga sambil menyandarkan punggungnya pada Baitul Makmur, di sekitarnya berkumpul umatnya.

Setelah Rasulullah bersalam dan dijawab dengan salam dan doa serta sambutan yang baik, Nabi Ibrahim berpesan: “Perintahkanlahumatmu untuk banyak menanam tanaman surga, sungguh tanah surga sangat baik dan sangat luas”. Rasulullah bertanya: “Apakah tanaman surga itu?”, Nabi Ibrahim menjawab: “(Dzikir) Laa haula wa laa quwwata illa billahil ‘aliyyil ‘adziim“.

Dalam riwayat lain beliau berkata: “Sampaikan salamku kepada umatmu, beritakanlah kepada mereka bahwa surga sungguh sangat indah tanahnya, tawar airnya dan tanaman surgawi adalah Subhanallah wal hamdu lillah wa laa ilaaha illallah wallahu akbar”.

Kemudian Rasulullah diangkat sampai ke Sidratul Muntaha, sebuah pohon amat besar sehingga seorang penunggang kuda yang cepat tidak akan mampu untuk mengelilingi bayangan di bawahnya sekalipun memakan waktu 70 tahun. Dari bawahnya memancar sungai air yang tidak berubah bau, rasa dan warnanya, sungai susu yang putih bersih serta sungai madu yang jernih. Penuh dengan hiasan permata zamrud dan sebagainya sehingga tidak seorang pun mampu melukiskan keindahannya.

Kemudian beliau saw diangkat sampai akhirnya berada di hadapan telaga Al Kautsar, telaga khusus milik beliau saw. Setelah itu beliau memasuki surga dan melihat disana berbagai macam kenikmatan yang belum pernah dipandang mata, didengar telinga dan terlintas dalam hati setiap insan.

Begitu pula ditampakkan kepada beliau neraka yang dijaga oleh malaikat Malik, malaikat yang tidak pernah tersenyum sedikitpun dan tampak kemurkaan di wajahnya.

Dalam satu riwayat, setelah beliau melihat surga dan neraka, maka untuk kedua kalinya beliau diangkat ke Sidratul Muntaha, lalu beliau diliputi oleh awan dengan beraneka warna, pada saat inilah Jibril mundur dan membiarkan Rasulullah berjalan seorang diri, karena Jibril tahu hanya beliaulah yang mampu untuk melakukan hal ini, berjumpa dengan Allah SWT.

Setelah berada di tempat yang ditentukan oleh Allah, tempat yang tidak seorang makhlukpun diizinkan berdiri disana, tempat yang tidak seorangpun makhluk mampu mencapainya, beliau melihatNya dengan mata beliau yang mulya. Saat itu langsung beliau bersujud di hadapan Allah SWT.

Allah berfirman: “Wahai Muhammad.

”Labbaik wahai Rabbku”, sabda beliau.

“Mintalah sesuka hatimu”, firman Nya.

Nabi bersabda: “Ya Allah, Engkau telah menjadikan Ibrahim sebagai Khalil (kawan dekat), Engkau mengajak bicara Musa, Engkau berikan Dawud kerajaan dan kekuasaan yang besar, Engkau berikan Sulaiman kerajaan agung lalu ditundukkan kepadanya jin, manusia dan syaitan serta angin, Engkau ajarkan Isa at Taurat dan Injil dan Engkau jadikan dia dapat mengobati orang yang buta dan belang serta menghidupkan orang mati”.

Kemudian Allah berfirman: “Sungguh Aku telah menjadikanmu sebagai kekasihKu”.

Dalam Shohih Imam Muslim diriwayatkan dari sahabat Anas bin Malik, bahwa rasulullah bersabda: ” … kemudian Allah mewajibkan kepadaku (dan umat) 50 sholat sehari semalam, lalu aku turun kepada Musa (di langit ke enam), lalu dia bertanya: “Apa yang telah Allah wajibkan kepada umat anda?”

Aku menjawab: “50 sholat”,

Musa berkata: “kembalilah kepada Rabbmu dan mintalah keringanan sebab umatmu tidak akan mampu untuk melakukannya”,

Maka aku kembali kepada Allah agar diringankan untuk umatku, lalu diringankan 5 sholat (jadi 45 sholat), lalu aku turun kembali kepada Musa, tapi Musa berkata: “Sungguh umatmu tidak akan mampu melakukannya, maka mintalah sekali lagi keringanan kepada Allah”.

Maka aku kembali lagi kepada Allah, dan demikianlah terus aku kembali kepada Musa dan kepada Allah sampai akhirnya Allah berfirman: “Wahai Muhammad, itu adalah kewajiban 5 sholat sehari semalam, setiap satu sholat seperti dilipatgandakan

menjadi 10, maka jadilah 50 sholat”.

Maka aku beritahukan hal ini kepada Musa, namun tetap dia berkata:“Kembalilah kepada Rabbmu agar minta keringanan”,

Maka aku katakan kepadanya: “Aku telah berkali-kali kembali kepadaNya sampai aku malu kepadaNYa”.

Setelah beliau menerima perintah ini, maka beliau turun sampai akhirnya menaiki buraq kembali ke kota Makkah al Mukarromah, sedang saat itu masih belum tiba fajar.

Pagi harinya beliau memberitahukan mukjizat yang agung ini kepada umatnya, maka sebagian besar diantara mereka mendustakan bahkan mengatakan nabi telah gila dan tukang sihir, saat itu pertama umat yang membenarkan dan mempercayai beliau adalah Sayyiduna Abu Bakar, maka pantaslah beliau bergelar As Shiddiq, bahkan tidak sedikit diantara mereka yang tadinya beriman, kembali murtad keluar dari syariat.

Sungguh keimanan itu intinya adalah membenarkan dan percaya serta pasrah terhadap semua yang dibawa dan diberitakan Nabi Muhammad SAW, sebab beliau tidak mungkin berbohong apalagi berkhianat dalam Risalah dan Dakwah beliau. Beliaulah Nabi yang mendapat gelar Al Amiin (dipercaya), Ash Shoodiq (selalu jujur) dan Al Mashduuq (yang dibenarkan segala ucapannya). Shollallahu ‘alaihi wa aalihi wa sallam.

Inilah ringkasan dari perjalanan Isra dan Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang kami nukil dengan ringkas dari kitab Al Anwaarul Bahiyyah dan Dzikrayaat wa Munaasabaat, keduanya karya Al Imam Al Muhaddits As Sayyid Muhammad bin Alawy al Maliky al Hasany RA, Mahaguru dari Al Ustadz al habib Sholeh bin Ahmad al Aydrus.

001. (Maha Suci) artinya memahasucikan (Allah yang telah memperjalankan hamba-Nya) yaitu Nabi Muhammad saw. (pada suatu malam) lafal lailan dinashabkan karena menjadi zharaf. Arti lafal al-isra ialah melakukan perjalanan di malam hari; disebutkan untuk memberikan pengertian bahwa perjalanan yang dilakukan itu dalam waktu yang sedikit; oleh karenanya diungkapkan dalam bentuk nakirah untuk mengisyaratkan kepada pengertian itu (dari Masjidilharam ke Masjidilaksa) yakni Baitulmakdis; dinamakan Masjidil aksa mengingat tempatnya yang jauh dari Masjidilharam (yang telah Kami berkahi sekelilingnya) dengan banyaknya buah-buahan dan sungai-sungai (agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian tanda-tanda Kami) yaitu sebagian daripada keajaiban-keajaiban kekuasaan Kami. (Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui) artinya yang mengetahui semua perkataan dan pekerjaan Nabi saw. Maka Dia melimpahkan nikmat-Nya kepadanya dengan memperjalankannya di suatu malam; di dalam perjalanan itu antara lain ia sempat berkumpul dengan para nabi; naik ke langit; melihat keajaiban-keajaiban alam malakut dan bermunajat langsung dengan Allah swt. Sehubungan dengan peristiwa ini Nabi saw. menceritakannya melalui sabdanya, "Aku diberi buraq; adalah seekor hewan yang berbulu putih; tingginya lebih dari keledai akan tetapi lebih pendek daripada bagal; bila ia terbang kaki depannya dapat mencapai batas pandangan matanva. Lalu aku menaikinya dan ia membawaku hingga sampai di Baitulmakdis. Kemudian aku tambatkan ia pada tempat penambatan yang biasa dipakai oleh para nabi.

Selanjutnya aku memasuki Masjidilaksa dan melakukan salat dua rakaat di dalamnya. Setelah itu aku keluar dari Masjidilaksa datanglah kepadaku malaikat Jibril seraya membawa dua buah cawan; yang satu berisikan khamar sedangkan yang lain berisikan susu. Aku memilih cawan yang berisikan susu, lalu malaikat Jibril berkata, 'Engkau telah memilih fitrah (yakni agama Islam).' Nabi saw. melanjutkan kisahnya, kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit dunia (langit pertama), lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit; ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Kemudian pintu langit pertama dibukakan bagi kami; tiba-tiba di situ aku bertemu dengan Nabi Adam. Nabi Adam menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan untukku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang kedua, malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kedua. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menghadap kepada-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu langit yang kedua dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan dua orang anak bibiku, yaitu Nabi Yahya dan Nabi Isa.

Lalu keduanya menyambut kedatanganku, dan keduanya mendoakan kebaikan buatku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketiga, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang ketiga, lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit ketiga bagi kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Yusuf; dan ternyata ia telah dianugerahi separuh daripada semua keelokan. Nabi Yusuf menyambut kedatanganku, lalu ia mendoakan kebaikan bagiku. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keempat, maka malaikat Jibril mengetuk pintu langit. Lalu ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab. 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka pintu langit yang keempat dibukakan bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Idris, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku.

Kemudian malaikat Jibril membawaku ke langit yang kelima, lalu malaikat Jibril mengetuk pintu langit yang kelima, maka ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Dan ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Lalu dibukakanlah pintu langit yang kelima bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Harun, ia menyambut kedatanganku dan mendoakan kebaikan bagiku. Selanjutnya malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang keenam, lalu ia mengetuk pintunva, ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang keenam buat kami, tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Musa, lalu Nabi Musa menyambut kedatanganku, dan ia mendoakan kebaikan bagiku.

Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke langit yang ketujuh, lalu ia mengetuk pintunya. Ditanyakan kepadanya, 'Siapakah kamu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Jibril.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Siapakah orang yang bersamamu itu?' Malaikat Jibril menjawab, 'Muhammad.' Ditanyakan lagi kepadanya, 'Apakah dia telah diutus untuk menemui-Nya?' Malaikat Jibril menjawab, 'Dia telah diutus untuk menemui-Nya.' Maka dibukakanlah pintu langit yang ketujuh bagi kami; tiba-tiba aku bertemu dengan Nabi Ibrahim. Kedapatan ia bersandar pada Baitulmakmur.

Ternyata Baitulmakmur itu setiap harinya dimasuki oleh tujuh puluh ribu malaikat, yang selanjutnya mereka tidak kembali lagi padanya. Kemudian malaikat Jibril membawaku naik ke Sidratul Muntaha, kedapatan daun-daunnya bagaikan telinga-telinga

gajah dan buah-buahan bagaikan tempayan-tempayan yang besar. Ketika semuanya tertutup oleh nur Allah, semuanya menjadi berubah. Maka kala itu tidak ada seorang makhluk Allah pun yang dapat menggambarkan keindahannya.

Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka Allah mewahyukan kepadaku secara langsung, dan Dia telah (mewajibkan) kepadaku lima puluh kali salat untuk setiap hari. Setelah itu lalu aku turun hingga sampai ke tempat Nabi Musa (langit yang keenam). Maka Nabi Musa bertanya kepadaku, 'Apakah yang diwajibkan oleh Rabbmu atas umatmu?' Aku menjawab, 'Lima puluh kali salat untuk setiap harinya.' Nabi Musa berkata, 'Kembalilah kepada Rabbmu, lalu mintalah keringanan dari-Nya karena sesungguhnya umatmu niscava tidak akan kuat melaksanakannya; aku telah mencoba Bani Israel dan telah menguji mereka.' Rasulullah saw. melanjutkan kisahnya, maka aku kembali kepada Rabbku, lalu aku memohon, 'Wahai Rabbku, ringankanlah buat umatku.' Maka Allah meringankan lima waktu kepadaku.

Lalu aku kembali menemui Nabi Musa. Dan Nabi Musa bertanya, 'Apakah yang telah kamu lakukan?' Aku menjawab, 'Allah telah meringankan lima waktu kepadaku.' Maka Nabi Musa bertanya, 'Sesungguhnya umatmu niscaya tidak akan kuat melakukan hal tersebut, maka kembalilah lagi kepada Rabbmu dan mintalah keringanan buat umatmu kepada-Nya.' Rasulullah melanjutkan kisahnya, maka aku masih tetap mondar-mandir antara Rabbku dan Nabi Musa, dan Dia meringankan kepadaku lima waktu demi lima waktu. Hingga akhirnya Allah berfirman, 'Hai Muhammad, salat lima waktu itu untuk tiap sehari semalam; pada setiap salat (tafsir jalalain).

Selasa, 03 Mei 2016

HABIB ALI ALMASYHUR BIN MUHAMMAD BIN HAFIDZ


Dikisahkan oleh Al Habib Mundzir bin Fuad Al Musawwa.
Salah satu dari guru saya, Al Habib Ali Al Masyhur bin Hafizh beliau adalah mufti Tarim dan kakak guru mulia kita Al Habib Umar bin Muhammad bin Hafizh. Dimana ketika itu masih zaman perang maka sangat sulit untuk kita mendapatkan kendaraan, sehingga beliaulah yang datang kepada kita dengan kendaraannya untuk mengajar kita.

Ketika itu bulan Ramadhan, dimana kebiasaan orang-orang disini mereka pada pulang kampung, namun di Tarim pada bulan Ramadhan majelis ta’lim terus berjalan, bahkan di sore hari Idul Fitri atau Idul Adha mereka tetap mengadakan ta’lim.
Kemudian Al Habib Ali Al Masyhur menentukan akan diadakan ta’lim di bulan Ramadhan setiap jam 11.00 siang sampai 12.30 yang kebetulan waktu zhuhur ketika itu adalah jam 01.00 siang dan di waktu itu panas matahari sangat terik yang panasnya bisa mencapai 45 Celcius,
sehingga jika telur mentah dipendam di dalam tanah maka setelah 10 menit telur itu menjadi matang, disana ketika menjemur pakaian pun tidak berlalu waktu lama pakaian telah kering, sangat berbeda dengan tempat kita yang terkadang menjemur pakaian hingga 2 hari belum juga kering karena cuaca mendung.

Maka disaat itu Al Habib Ali Al Masyhur karena beliau memiliki mobil pribadi maka beliau yang datang ke tempat kita para santri, bukan justru kita yang datang ke tempat beliau.

Di suatu hari kita para santri telah berkumpul menunggu kedatangan beliau namun hingga jam 12.00 beliau belum juga datang, yang akhirnya pada jam 12.30 beliau datang, dengan wajah yang memerah dan penuh keringat beliau berkata : “Maafkan saya, maafkan saya karena mobil saya rusak sehingga saya harus berjalan kaki”. _

…..subhanallah. …….Beliau datang bukanlah untuk belajar akan tetapi untuk mengajar, namun beliau rela berjalan kaki dengan jarak kurang lebih 2 Km dan usia beliau yang sudah terbilang tua, padahal beliau bisa saja menghubungi kami dan meminta supaya santri saja yang datang ke tempat beliau sebab mobil beliau rusak, atau untuk saat itu ta’lim diliburkan dulu atau yang lainnya.
Namun beliau tidak melakukan hal tersebut, demikian indahnya akhlak guru-guru kita para ahlul ilm.

#semoga beliau di beri umur panjang dlm keadaan ta'at kpd Allah dan Rosulullah SAW.....Aamiin...
#smoga_manfaat

Minggu, 01 Mei 2016

Ketampanan Rosulullah

||Ummu Ma'bad lah yang paling jelas menceriatkan ketampanan, dan kesempurnaan rasulullah ﷺ

Sebelum saya menulis tentang Ummu Ma'bad, seorang wanita yang oleh Allah dianugrahi bertemu langsung kepada Nabi Muhammad ﷺ, hadits ini sebenarnya sangat masyhur, banyak diriwayatkan dalam kitab-hadits diantaranya Imam Hakim rahimahulLah dalam al-Mustadrak. Ketika meriwayatkan hadits ini beliau mengatakan hadits ini isnad-nya shahih akan tetapi syaikhani (Bukhari-Muslim) tidak meriwayatkannya.

Dari riwayatkan Hubaisy bin Khuwailid radliyalLahu 'anh. Rasulullah ﷺ keluar berhijrah dari Makkah ke-Madinah. Beliau ditemani beberapa sahabat diantaranya Abu Bakar & budak-nya yang bernama Amir bin Fahirah dengan penunjuk jalan Abdullah bin 'Uraiqith al-Laitsi. [Sebentar, perlu diketahui pada waktu itu Abdullah bin 'Uraiqith belum masuk islam]

Dalam perjalanan beliau ﷺ & rombongannya ini melewati & mampir semacam pekemahan, tidak lain perkemahan Ummu Ma'bad. Ummu Ma'bad adalah perempuan renta yang sudah berkeriput wajahnya yang duduk-duduk sendirian diperkemahannya waktu itu. Kemudian ia memberikan hidangan beberapa makanan & minuman. Setelah itu rombongan rasulullah ﷺ menanyakan daging & kurma untuk dibeli, akan tetapi mereka tidak mendapatkan apa yang ditanyakan.

Kemudian Rasulullah ﷺ melihat kambing yang berada tak jauh dari perkemahan. Beliau ﷺ bertanya "Apa yang bisa diperoleh dari kambing ini, wahai Ummu Ma'bad?" "Ini adalah kambing-tua yang ditinggalkan oleh pejantan-pejantannya" jawab Ummu Ma'bad. "Apakah kambing ini masih bisa diperoleh darinya air susu?" Tanya rasul ﷺ. "Wah, sangat tidak mungkin" jawab Ummu Ma'bad. "apakah boleh, sekiranya aku memeras susunya?" Tanya rasulullah ﷺ. "Demi bapak-ku, demi engkau, dan demi ibuk-ku, jika aku melihat engkau memerasnya, itu hal yang tidak mungkin" jawab Ummu Ma'bad.

Lalu rasulullah ﷺ menengadah mendoakan kebaikan pada kambing tersebut kepada Allah subhanaHu wata'ala, beliau mengusap kantong-susu kambing tersebut, beliau memuji keharibaan Allah subhanaHu wata'ala, lau berdoa kepada Allah subhanaHu wata'ala, dan benarsaja kambing tersebut memancarkan air susu dari kantungnya, hingga semua yang ada disitu puas meminum susu segar dari kambing kurus-kering itu. Bukan cuma itu, bahkan setelah semuanya puas kambing itu-pun masih memancarkan susu hingga air susu tersebut ditempatkan pada wadah-wadah miliki Ummu Ma'bad, kemudian rasulullah ﷺ & rombongan pamit melanjutkan perjalanan ke-Madianah al-Munawwarah.

Suami Ummu Ma'bad kemudian dari kepergiannya untuk beristirahat dengan lemas dan nampak sangat lapar, dan Ajaib. Begitu terkejutnya setelah melihat wadah-wadah yang berjajar dengan dipenuhi susu kambing. "Dari mana engkau mendapatkan ini semua wahai Ummu Ma'bad, padahal dirumah ini tidak ada kambing yang dapat mengeluarkan air susu?" tanya Abu Ma'bad kepada istrinya.

"Tidak" jawab Ummu Ma'bad, lalu ia meneruskan perkataannya: Demi Allah. Tadi ada pemuda yang diberkahi lewat disisni, ia demikian dan demikian (Ummu Ma'bad dengan isaratnya). "katakan kepadaku secara detail wahai Ummu Ma;bad?" Sahut Abu Ma'bad.

"Benar saja, aku benar-benar telah melihat sosok laki-laki yang wajahnya berseri, indah. Tampan. Akhalak-nya sangat terpuji, dengan perawakan yang tidak terlalu tinggi & tidak terlalu pendek, tidak terlalu gemuk & dan tidak terlalu kurus, sedang. Pandangannya tajam, tapi menghanyutkan siapa yang melihatnya. Tutur-sapanya serak-berwibawa [shahiil], Lehernya tegap, dan jenggotnya tebal [tidak panjang], kedua alisnya nampak melengkung-tebal, indah. Bila diam, beliau sangat tampak berwibawa, bila berbicara tampak ramah. Amat bagus dan elok dilihat dari kejauhan, amat tampan dipandang dari dekat. Manis tutur katanya, tidak sedikit bicaranya, tidak pula berlebihan, ucapannya bak untaian marjan, tak pula enggan mata memandangnya. Beliau bagai pertengahan antara dua dahan, beliau yang paling tampan dan paling mulia dari ketiga temannya yang lain. Beliau memiliki teman-teman yang mengelilinginya, bila berbicara, mereka mendengarkan ucapannya baik-baik, bila memerintahkan sesuatu, mereka dengan segera melayani dan menaati perintahnya. Beliau tak pernah bermuka masam dan tak bertele-tele ucapannya.”

Setelah mendengar cerita Istrinya Abu Ma'bad dengan mantap menimpalinya "Demi Allah, beliau pasti orang Quraisy yang sedang mereka cari-cari. Aku bertekad untuk menemaninya, dan sungguh aku akan melakukannya jika kudapatkan jalan untuk itu!”

Intaha. Ibnu Atsir ketika menyebutkan hijrah rasulullah ﷺ, kafir-quraisy telah mengepung kediaman rasulullah ﷺ akan tetapi ia tidak mendapati apapun diperistirahatan beliau ﷺ, kecuali Ali karramalLahu wajhah. Rasulullah ﷺ keluar dari kamar beliau dan tiada satupun kafir-quraisy yang mengepung kediaman beliau ﷺ melihat beliau keluar dari kamar. Beberapa riwayat mengatakan belau ﷺ menabur-naburkan debu sehingga atas ridla-izin Allah subhanaHu wata'ala mereka semua dikaburkan pandangannya.

Suasana begitu genting. Abu Bakar radliyalLahu wa ardlah ketika beliau ﷺ sampai dikediamannya diwaktu sebelum fajar, rasulullah ﷺ bersabda "Allah telah mengizinkan aku untuk berhijrah wahai Abu Bakar". "As-Shabah ya rasullalLah, as-Shabah ya rasullaLah" kata Abu Bakar radliyalLahu wa ardlah. Artinya. Perkenankan aku menemani engkau wahai rasulullah, perkenankan aku. Ibnu Atsir mengatakan Abu Bakar radliyalLahu 'anh ketika mengatakan ini sambil menangis. Kemudian berangkatlah Rasulullah ﷺ, Abu Bakar & budak beliau yang bernama Amir bin Fahirah dengan penunjuk jalan Abdullah bin 'Uraiqith al-Laitsi seperti yang sudah saya sampaikan diatas. [Lihat Tarikh Kamil III/ 5.]

__// Aduh. rasanya tangan ini ingin sekali mengetikkan lebih banyak dari ini tapi saya yakin ini sudah sangat panjang dan melelahkan pembaca. Sedikit Tambahan. Perlu diketahui Ibnu Atsir dalam Tarikh Kamil-nya. at-Thabrani dalam Mu'jam Kabir-nya. al-Hakim dalam Mustadrak-nya. Ibnu Hisyam dalam Sirah-nya. Semuanya menuturkan bahwa pada waktu itu, ketika Ummu Ma'bad menceritakan keagungan rasulullah ﷺ, di Makkah al-Mukarramah menggema suara dari langit [hatif], yang menyuarakan gubahan sair ini:
جزى الله ربُ الناسِ خيرَ جزائهِ * رفيقينِ خلا خيمتـَي أمِ مَعبَدِ
Allah telah Mencukupkan, yaitu Tuhan Yang Menitahkan Manusia dengan sebaik-baik Kecukupan-Nya.
Dengan dua teman yang singgah di perkemahan Ummu Ma'bad.
[Dan seterusnya..]

Wallahu a'lam, mohon maaf jika tulisan ini mengurangi ketakjuban anda kepada rasulullah ﷺ, dengan bahasa penulis yang sangat sederhana, harapan penulis tidak lain istirja'.., istirja'..., dan selalu istirja, minka syafa'ah. Wahai rasul..., mata yang buta ini tak mampu menatap indah setiap lekuk wajahmu.

YA ROSULULLOH
KHABIBIKAS SYAFIIL MUSYAFFAQ