Abdul Hamid Aly

Rindu ini selalu milikmu Yaa Rosuul

Save Muslim Muslimah

Saling berpesan kepada hal kebenaran dan kesabaran

KH. M. Ali Bahruddin

Pesantren At-taqwa Pasuruan (Keluarga Jam'iyyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Qodiririyyah wa Naqsyabandiyah).

Nahdlatul Ulama'

Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah.

Diamond Class

Alhamdulillah ala kulli chaal.

Jumat, 01 Desember 2017

JENESYS 2017

LAPORAN PROGRAM JENESYS 2017
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA’ (PBNU)
ASPEK PENDIDIKAN
Oleh.
Abdul Hamid Aly, M.Pd
Waseda University



A.    Latar Belakang

Program Jenesys (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) program ini adalah pertukaran pelajar atau pemuda diantara Negara asia dan jepang yang dilaksanakan oleh pemerintah jepang. Program ini bertujuan untuk membangun kerjasama baik dalam segi ekonomi, social, politik, pendidikan dan teknologi juga mempererat hubungan atar Negara untuk diplomasi yang lebih baik. Penyelenggara yang ditunjuk oleh pemerintah jepang adalah JICE (Japan International Center) sebagai pengelola dan menjadi fasilitator dalam program tahunan jepang ini.
Pada tahun ini, ada beberapa kelompok dengan berbagai tema yang di berangkatkan termasuk perwakilan dari PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan PP Muhammadiyah yang berjumlah skitar 20 orang dengan rincian 18 orang peserta dan 2 supervisor. Angkatan pertama dari pertukaran pemuda dan pelajar ini membawa tema tentang “Islamic Religion”. Program ini telah berlangsung selama 10 hari terhitung mulai tanggal 2 Oktober sampai 10 oktober 2017. Dalam kegiatan ini, banyak agenda yang sudah diikuti bersama mulai dari training tentang orientasi kegiatan di jepang, kuliah umum di universitas Waseda, studi wisata di Hakuba Mountain, Tinggal dan hidup berdampingan dengan keluarga dan penduduk asli jepang, school visit, dan workshop sebagai sosialisasi sistem pelaporan pasca kegiatan.
Dari berbagai kegiatan tersebut banyak penemuan dan hasil yang perlu disampaikan sebagai tindak lanjut kegiatan ini agar bisa lebih baik lagi kedepan, juga sebagai landasan untuk menjalin kerjasama kedua belah pihak sebagai tujuan utama program ini dilaksanakan. Banyak aspek yang perlu didiskusikan terkait hasil dari program ini baik dari segi ekonomi, sosial budaya, politik dan teknologi. Namun dalam laporan ini hanya disampikan di aspek pendidikan yang telah di observasi oleh penulis baik dari temuan di lapangan atau hasil diskusi dengan pihak terkait.




B.     Hasil Temuan Lapangan

1.      Pendidikan Karakter Sejak Dini
Pendidikan Karakter di jepang dimulai sejak dini yaitu sejak mereka belajar di jenjang pendidikan dini atau setara PAUD atau Taman Kanak-Kanak di Indonesia. Dari fakta dilapangan para peserta didik sudah di ajarkan untuk menjaga kebersihasn di sekaolahnya dengan cara ikut membersihkan kelas dan lingkungan sekolahnya setiap akan belajar. Para peserta didik diminta ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan sebagai bentuk cinta lingkungan yang bersih. Disisi lain, penanaman karakter cinta lingkungan juga diterapkan dalam hal lebih suka berjalan kaki daripada naik kendaraan atau transportasi, gerakan ini juga sebagai bentuk cinta lingkungan  untuk meminimalisir polusi udaradan diri sendiri untuk kesehatan dan kebugaran.

2.      Keluarga dan lingkungan sebagai penunjang utama
Disamping Penanaman karakter sejak dini, Jepang juga memaksa kehidupan sosial dalam unsure keluarga dan  masyarakat umum sebagai aktor dalam menciptakan lingkangan yang baik. Dalam kata lain keluarga sebagai kelompok terkecil masyarakat juga ikut andil dalam mendidik karakter baik dalam segi hubungan dengan alam lingkungan atau orang lain.

3.      Sistem Pendidikan
Dari hasil pemaparan pemerintah Hakuba-Mura, Sistem pendidikan di jepang tidak sedikit berbeda dengan Indonesia. Akan tetap ada beberapa hal yang membedakan yaitu, pertama, adanya tiga jenis sekolah seperti Privat, Publik dan Negeri, Kedua, sitem kurikulum yang bersifat kelembagaan dan nasional dalam satu sekolah. Ketiga, Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang setiap orang adalah bertanggung jawab dan bertugas untuk melaksanakannya. Dari ketiga aspek perbedaan dari system pendidikan di atas, jepang bisa memperthankan kemajuannya dalam bidang pendidikan disamping pengembangan dalam pengabdian dan penelitian.

C.    Diskusi dan Analisis Hasil Temuan

Dari ketiga temuan dari aspek pendidikan di atas ada beberapa hal yang perlu di analisi sebagai proses diskusi tentang penemuan yang ada dilapangan dengan informasi terkait baikdalam sudut pandang penulis atau penduduk jepang. Setelah itu, hasil temuan di ukur dan dibandingkan dengan sitem dan proses yang ada di Indonesia untuk melihat dan sebagai perbandingan positif agar mendapat nilai positif dari hasil temuan yang ada untuk dua belah pihak. Dari temuan diatasa, ada dua sisi yg bisa di pisahkan yaitu pendidikan karakter dan sistem pendidikan. 

1.      Pendidikan Karakter
Negara Jepang lahir dari Kerajaan kekaisaran Jepang dengan satu suku dan satu pemerintahan dengan menganut system patuh terhadap kaisar. Peraturan dan system yang ada dalam wilayah kekaisaran adalah satu komando berada dalam aturan kerajaan yang wajib dipatuhi. Dengan awal faham seperti ini jepang bisa bergerak secara bersamaan dan saling membantu dalam komando pemerintah. Alhasil, aturan kaisar seperti kepercayaan pada agama Shinto dan segala pemahamannya juga menyebar dan dilaksanakan oleh seluruh orang jepang termasuk dalam hal pendidikan karakter. Semua aspek dan unsure masyarakat di jepang sama-sama bertugas dalam hal membangun karakter bangsa seperti lebih mendahulukan orang lain  dan menghormati satu sama lain. Hal ini juga bisa berdampak pada baiknya system pendidikan karakter di jepang.
Sedangkan di sisi lain, Negara Indonesia lahir dari beragam suku, ras dan budaya. Yang tidak dapat dipungkiri perbedaan aturan dan budaya yang ada akan memicu perbedaan dalam pemahaman dan implementasi dari aturan tersebut. Dengan kata lain, berbeda budaya, suku dan ras bisa mempengaruhi implementasi dari aturan dan system yang dibuat oleh pemerintah. Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada seperti perbedaan dalam hal ritual sosial keagamaan satu sama lain yang tidak bisa di satukan juga dalam hal memberi treatmen khusus pada anak dalam kacamata adat setempat. Namun, banyaknya perbedaan yang ada menuntut masyarakat Indonesia untuk saling menghormati dan toleransi antar satu sama lain dan inilah yang menjadi cirri khas Indonesia di mata dunia dengan basis Negara Bhineka tunggal ika yaitu lahir dari suku, ras, dan budaya yang berbeda namun satu kesatuan dengan tujuan yang sama untuk bangsa dan Negara Indonesia.    
Dalam aspek pendidikan karakter di Indonesia juga tidak luput dari peranan pondok pesantren yang mendidik dan mempertahankan habituasi tentang implementasi antara agama dan sosial yang melahirkan karakter unggul di masyarakat. Peran Pondok pesantren  di Indonesia tidak bisa dilepaskan selain mempertahankan khazanah keislaman juga keilmuan tentang karya para kyai dan ulama’ di masa lampau. Di pesantren inilah salah satu tugas pembentukan karakter ditempa dimana kehidupan mini dalam masyarakat di visualisasikan dalam kehidpan sehari-hari.
 Dari informasi di atas dapat dilihat keunggulan dari kedua Negara yang dari segi diplomatis juga menguntungkan satu sama lain. Dengan adanya pertukaran pelajar dan pemuda, kedepan kedua Negara akan dapat keuntungan yang lebih dalam hal hubungan diplomatis untuk mutualisme pehaman baik tentang keunggulan dalam mengelola dan mempertahankan keamjuan di jepang atau menganalisa toleransi dan keberagaman baik di masyarakat umum atau pesantren di Indonesia.

2.      Sistem Pendidikan
Pada awalnya, banyak isu dan temuan dari orang lain yang mengatakan bahwa system di jepang berbeda dengan di Indonesia. Perbedaan ini cukup signifikan dalam segi kurikulum dan aturan yang ada, pertama, aturan bagi penduduk asli di suatu desa tidak boleh belajar di luar daerah. Kedua, kurikulum per institusi adalah independent tanpa ada campur tangan dari pemerintah pusat, Namun kedua informasi itu sama sekali tidak bisa dibenarkan, setelah adanya interview dengan pemerintah daerah di Hakuba-Mura.
Setelah mendapat informasi yang cukup dari keterangan yang di berikan ada beberapa hal yang perlu disinkronisasikan anatara Jepang dan Indonesia dalam aspek pendidikan. Jika di Jepang ada tiga jenis institusi , Privat, Publik dan Negeri, di Indonesia ada 2 jenis institusi yaitu Swasta dan Negeri juga adanya persamaan dalam hal bagaimana pembuatan atau implementasi dari kurikulum yang di aplikasikan. Persamaan dan perbedaan dari kedua Negara dalam hal sistem pendidikan tidak lepas dari faktor yang muncul dari kedua Negara tersebut.

D.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Setelah mendapat informasi dan temuan juga hasil diskusi di atas, beberapa kesimpulan dapat di bagi menjadi beberapa poin yaitu:
a.       Kedua Negara mempunyai potensi yang sama positif dalam hal pendidikan karakter
b.      Jepang dan Indonesia sama-sama mempunyai peluang dan hal positi dari system pendidikan yang diterapkan
c.       Kedua Negara punya keunggulan untuk segi positif dalam implementasi system pendidikan yang ada sebagai hasil dari faktor yang mempengaruhi aspek pendidikan di Negara tersebut.
2.      Saran
a.       Dalam pendidikan karakter kedua Negara mempunyai masalah dan keunggulan yang bisa menjadi penyelesaian satu sama lain, maka dari itu, perlu adanya pertukaran Kyai dan Praktisi pendidikan ke jepang sebagai langkah khusus dan intens dalam hala pendidikan karakter.

b.      Dalam Sistem pendidikan yang diterapkan perlu adanya kajian lebih lanjut andata kedua Negara dalam hubungan pendidikan untuk sama-sama membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul melihat beberapa kesamaan yang ada di dua Negara tersebut.