Abdul Hamid Aly

Rindu ini selalu milikmu Yaa Rosuul

Save Muslim Muslimah

Saling berpesan kepada hal kebenaran dan kesabaran

KH. M. Ali Bahruddin

Pesantren At-taqwa Pasuruan (Keluarga Jam'iyyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Qodiririyyah wa Naqsyabandiyah).

Nahdlatul Ulama'

Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah.

Diamond Class

Alhamdulillah ala kulli chaal.

Senin, 22 Juli 2019

MESKI TERTUNDA, KEIKHLASAN IMAM HADDAD RA KINI TERBAYAR LUNAS.

KH. Zuhri Zaini (Pengasuh Ponpes Nurul Jadid)

Di jalanan sepi Desa Hawi - + 400 tahun yang lalu sekelompok Musafir bertanya kepada para penduduk desa, "Dimanakah rumah Abdullah Al-Haddad?" Para penduduk desa menjawab, "Apakah yang kalian maksud Abdullah si Buta?". Sebagaimana kaum Quraisy yang hanya mengenal Nabi Muhammad sebagai si Yatim.

AL-Imam Abdullah bin Alwi Al-Haddad adalah seorang ulama besar dengan mata rantai keilmuan yang bersambung pada guru-guru beliau sampai Nabi Muhammad saw. Bahkan, bukan hanya sanad ilmu, sanad nasab beliau juga bersambung kepada Nabi Muhammad saw.  Di usia 4 tahun, beliau mengalami sakit yang menyebabkan kehilangan penglihatannya. Namun, Allah menggantikan untuknya mata hati yang terang benderang.

Salah satu Guru beliau adalah Al-Imam Habib Umar bin Abdurrahman Al-Attas (Penyusun Ratib Al-Atthos). Ketika itu, banyak santri yang berebut untuk berguru kepada Habib Umar. Namun, yang disambut oleh Al-Habib Umar adalah Habib Abdullah Al-Haddad kecil. Beliau berbeda dengan yang lain di hadapan Sang Guru. Saat yang lain sibuk mencari, ia malah dicari. Saat yang lain sibuk mencintai, ia malah telah dicintai. Sungguh kedudukan yang luar biasa.

Hasil tidak pernah mengkhianati usaha. Beliau mendapatkan kemuliaan ini tidak dengan cuma-cuma, melainkan dengan mujahadah yang sangat berat. Diceritakan, di awal mencari ilmu, setelah shalat subuh, beliau bertadarrus Alqur'an. Kemudian, berkelilinglah ia ke masjid-masjid kota Tarim untuk melakukan shalat sunnah sampai sekitar 200 roka'at. Tak lupa, beliau juga mengisi bak-bak air di kamar mandi masjid supaya orang yang akan berwudlu tidak perlu mengambil air lagi dari sumur. Beliau bukan melakukannya sekali, tetapi setiap hari.

Sampai nenek beliau yang bernama asy-Syarifah Salma binti al-Habib Umar bin Ahmad al-Manfar Ba’alawi berkata: ‘Wahai anakku, kasihanilah dirimu". Beliau selalu menyembunyikan berbagai cobaan yang dideritanya, sampai di akhir usianya. Dalam masalah ini beliau berkata kepada seorang kawan dekatnya,:“Sesungguhnya penyakit demam di tubuhku sudah ada sejak lima belas tahun yang lalu dan hingga kini masih belum meninggalkan aku, meskipun demikian tidak seorang pun yang mengetahui penyakitku ini, sampai pun keluargaku sendiri.”

Beliau selalu berdoa kepada Allah, "Ya Allah, berilah kepadaku kedudukan Al-Habib Abdullah bin Abi Bakar Alaydrus Al-Akbar, Sampai akhirnya, Allah berikan kepadanya futuhal 'arifin (keterbukaan para arif billah. Saat sudah menjadi seorang ulama, beliau tidak memiliki banyak murid seperti yang lainnya. Beliau juga tak begitu dikenal di masanya. Tetapi, berkat keikhlasan dan kesungguhannya kepada Allah, tersebarlah nama dan ilmu beliau melalui 2 orang murid terbaiknya, Al-Habib Ahmad bin Zein (Pengarang kitab Risalatul Jami'ah, Syarah 'Ainiyyah) dan Al-Habib Muhammad bin Abdurrahman Al-Jufri.

Tidak ada Wali Allah yang meninggalkan dunia tanpa mewariskan sesuatu yang bermanfaat bagi ummat. Begitu pula Imam Abdullah bin Alwi Alhaddad yang telah meninggalkan sebuah senjata dan perisai ampuh untuk melawan gangguan jin dan manusia yang diberi nama *Ratibul Haddad, Wiridul Lathif, Hizib Nashr*.

Kini, siapa yang tak rindu bersimpuh menziarahi makamnya? Kini, siapa yang tak mengenal namanya? Kitab-kitab beliau menyebar seantero negeri menemani hari-hari para santri. Mutiara hikmah beliau menghapus kegersangan hati penduduk bumi. Silsilah kitabnya dijadikan manhaj taklim universitas seluruh negeri. Diwannya pun menjadi rujukan setiap orang yang entah tak tau kemana harus melangkah.

Thoriqah Haddadiyah dinisbatkan padanya, seorang pemimpin para wali yaitu Al-Hujjatul Islam Al-Imam Al-Mujaddid Quthbul Aqthab Wal-Irsyad, Al-Gautsil Ibad Wal-Bilad, Al-'Alim Al-'Allamah Ad-Da'i Ilallah Al-'Arifbillah Shohibud-Dark Habib Abdullah Bin Alwi Al-Haddad RA.

Imam Haddad RA menjadi pemimpin para wali (Al-Quthb Al-Aqthab Al-Gauts) lebih dari 60 Tahun. Beliau menerima libas atau pakaian kewalian dari al-’Arif Billah al-Habib Muhammad bin Alawi (Shahib Makkah). Beliau menerima libas tersebut tepat ketika al-Habib Muhammad bin Alawi wafat di kota Makkah pada tahun 1070 H. Pada waktu itu, usia Imam Haddad RA 26 Tahun. Kedudukan Wali Quthb itu beliau sandang hingga beliau wafat tahun 1132 H.

Imam Haddad berguru & memperoleh mandat (ijazah) Thariqah dari Sayyid Muhammad bin Alwi Makkah dari Imam Abdullah bin Ali dari Sayyid Abdullah al-Idrus dari Sayyid Umar bin Abdullah al-Idrus dari ayahnya Abdullah al-Idrus dari ayahnya Alwi & Alwi dari saudaranya Abu Bakar al-Idrus dari ayahnya al-Idrus al-Kabir dari Syaikh Ali dari putranya Syaikh Abi Bakar as-Sakran & juga dari pamannya yaitu Syaikh Umar al-Mukhdhar dari ayah mereka Imam Abdurrahman as-Segaf dari ayahnya Syaikh Maula ad-Dawilah dari ayahnya Syaikh Ali dan pamannya Syaikh Abdullah bin Syaikh Alawi dari ayahnya Syaikh al-Faqih al-Muqaddam dari ayahnya Syaikh Alawi bin al-Faqih dari kakeknya dan terus ke Sayyidina Ali bin Abi Thalib. (Ghayah al-Qashd wa al-Murad, juz 1, halaman: 219).

Suatu hari Imam Haddad RA berkata :
”Dahulu orang menuntut ilmu dari semua orang, kini semua orang menuntut ilmu dariku “.

Beliau adalah seorang Mujaddid (pembaharu) abad ke-11 dengan keilmuan setara dengan Imam Syafi'i dan Imam Ahmad bin Hambal. Salah satu dari kalam beliau adalah:

من تبع السلف اسلم، ومن تبع الخلف والله أعلم _

"Barangsiapa mengikuti ulama terdahulu, maka ia akan selamat. Dan barangsiapa mengikuti ulama masa kini, wallahu a'lam."_

📚 Dikutip dari kajian kitab Risalah Muawanah bersama Habib Mustafa Khird dan berbagai sumber.

Wallahu'alam Bis-Showab

اَلصَّلَاةُ وَ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَ رَحْمَةُ لٰلهِّ وَ بَرَكَاتُهُ ٬ اَلسَّلَامُ عَلَيْنَا وَ عَلٰى عِبَادِ لٰلهِّ الصَّالِحِيْنَ

Sabtu, 20 Juli 2019

SEBERAPA BESAR KEPEDULIANMU TERHADAP ANAK ANAKMU?

Orang Tua Adalah Cerminan Anaknya

Tulisan Nasehat Yang Indah Untuk Pendidikan Anak

حينما أتكاسل عن أداء النوافل أتذكر أبنائي ومصائب الدنيا!! وأتأمل قوله تعالے: [وكان أبوهما صالحا] فأرحمهم وأجتهد
-تفكير مُخلص-

Ketika aku malas mengerjakan amalan _Nawaafil,_ aku teringat anak-anakku dan musibah dunia yg menanti!! Lalu aku teringat firman Allah di surat Al Kahfi _"Dahulu ayah dari kedua anak itu adalah orang shalih",_ lalu karena kasih sayangku pada mereka aku pun bersungguh-sungguh tuk beribadah.

مشروعك الناجح هو (أولادك)، ولنجاح هذا المشروع، اتبع ماأخبرنا به الصحابي الجليل "عبدالله بن مسعود" عندما كان يصلي في الليل وابنه الصغير نائم فينظر إليه قائلاً:
من أجلك يا بني، ويتلو وهو يبكي قوله تعالى:
"وكان أبوهما صالحاً".

Proyekmu yang berhasil adalah "anak-anakmu". Untuk mensukseskan proyek ini, mari ikuti pesan sahabat Abdullah bin Mas'ud (radhiyallaahu 'anhuma), sahabat mulia ini ketika shalat malam dia melihat anak nya yg masih kecil sedang tidur. Lalu dia bergumam,

"untuk mu wahai buah hatiku" lalu dia shalat sambil menangis mentadabburi firman Allah: "Wa Kaana Abuuhuma Shaalihaa" (dan dahulu ayah dari kedua anak itu adalah orang yang shalih),_ s.alkahfi.

نعم إن هذه هي الوصفة السحرية لصلاح أبنائنا، فإذا كان الوالد قدوة وصالحاً وعلاقته بالله قوية، حفظ الله له أبناءه بل وأبناء أبنائه، فهذه وصفة سحرية و(معادلة ربانية).

Ya. Inilah resep yang baik untuk masa depan anak-anak kita. Ketika sang ayah menjadi qudwah, salih, dan dekat _'alaqah_ nya kepada Allah, maka Allah akan menjaga anak anaknya, bahkan keturunannya, ini adalah resep yang bagus dan (Skenario Rabbaniyyah).

كما أنه في قصة سورة الكهف حفظ الله الكنز للوالدين بصلاح جدهما السابع.
Sebagaimana di kisah surat Alkahfi itu Allah menjaga harta untuk kedua anak yatim tadi peninggalan kakek mereka yang ketujuh di atasnya.

ويحضرني في سياق هذا الحديث أني كنت مرة مع صديق عزيز عليَّ-ذو منصب رفيع بالكويت ويعمل في عدة لجان حكومية- ومع ذلك كان يقتطع من وقته يومياً ساعات للعمل الخيري
فقلت له يوماً: "لماذا لاتركز نشاطك في عملك الحكومي وأنت ذو منصب رفيع"؟!
فنظر إليَّ وقال: "أريد أن أبوح لك بسر في نفسي، إن لديَّ أكثر من ستة أولاد وأكثرهم ذكور، وأخاف عليهم من الانحراف، وأنا مقصر في تربيتهم، ولكني رأيت من نعم الله عليّ أني كلما أعطيت ربي من وقتي أكثر كلما صلح أبنائي".

Aku teringat ungkapan temanku, teman yang dekat bagiku, yang bekerja di kerajaan Kuwait dan memiliki jabatan yang tinggi.

Aku melihatnya menyisihkan waktunya beberapa jam dalam sehari khusus untuk melakukan amal kebaikan (amal sosial). Aku bertanya kepadanya, _"kenapa engkau tidak fokus saja bekerja dalam posisi jabatan pemerintahanmu, dan engkau memiliki jabatan yang tinggi??!!"_
Dia memandangku lalu menjawab, _"aku ingin membocorkan satu rahasia yang ada dalam diriku padamu. Aku memiliki putra lebih dari 6 orang dan mereka semuanya laki-laki. Aku takut mereka terjerumus pada kehidupan yang salah (inhiroof). Sedang aku (dalam kesibukanku) Muqasshir (tidak optimal) dalam mendidik mereka. Dan aku melihat dan membuktikan nikmat Allah padaku, semakin banyak aku memberikan waktuku untuk Rabbku, semakin baik pula keadaan anak-anakku"._

- اخترتها لك لأني أحب لك ما أحب لنفسي... أسعدك الله في الدنيا والآخرة وجعلك ووالديك ومن تحب من عتقائه من النار.

Aku menceritakan ini padamu karena aku mencintai untukmu apa yang aku cintai untuk diriku sendiri..

Semoga Allah memberikan kebahagiaan untukmu di dunia dan di akhirat, dan menjadikanmu dan kedua orangtuamu dan orang2 yang engkau cintai terbebas dan diajuhkan dari api neraka.

اللهم إني نويت هذه الرسالة صدقة لأبنائي فاحفظهم من الانحراف ومن الشرور كلها.
أعيدوا إرسالها إلى أحبائكم بنية الصدقه ﻷبنائكم.

Ya Allah aku berniat risalah singkat ini sebagai sedekah untuk anak-anakku agar terjaga dari inhiroof (salah pergaulan) dan dari kejahatan seluruhnya.
Kirim juga kepada orang2 yang anda cintai dengan niat sedekah untuk putra putrimu.

أرسلوها للآباء والأمهات

Rabu, 17 Juli 2019

SAAT ISTRI TIDAK CANTIK DAN TIDAK MENGGAIRAHKAN LAGI

Suatu hari Imam Syafi’i ra. kedatangan seorang Laki-laki, Suami. Dia mengadu kepada Imam Syafi’i perihal istrinya yang sudah tak cantik, dan tak Menggairahkan lagi dipandangnya.

Suami:* “Wanita yg aku nikahi itu pertama kali cantik dan menggairah-kan. Tapi kenapa skrg kecantikannya hilang, tidak menggairah-kan ?”

Mendengar hal itu, Imam Syafi’i dg tersenyum berkata “Kamu ingin istrimu kembali lagi cantik, Menggairahkan ?”

Suami:
“Betul”

Imam syafi’i:* “Gampang.. tundukan pandanganmu dari seluruh wanita yg diharamkan selama sebulan !”

Setelah mendengar nasihat tersebut, ia segera mematuhi apa yang disampaikan Imam Syafi’i.

Sebulan kemudian Laki-laki tersebut bertemu kembali dg Sang Imam.

Imam syafi’i pun bertanya:
“Bagaimana sekarang ? Istrimu sudah kelihatan cantik ?”

Suami:
“Maa syaa Alloh wahai imam, sungguh tak ada wanita cantik, menggairahkan selain istriku.”

Imam syafi’i pun berkata dari kenyataan itu:

“Sebenarnya istrimu tidak berubah. Namun ketika kamu menjadi laki-laki yg sering melabuh-kan atau mendaratkan pandangannya kepada wanita-wanita yg tidak halal. Ketika itu, Alloh Ta'ala mencabut kenikmatan pandanganmu melihat yang halal.

Ketika Alloh Ta'ala mencabut kepadamu kenikmatan melihat yang halal itulah kenapa kamu melihat istrimu menjadi biasa.”

“Akan tetapi ketika kamu meninggalkan pandangan yg haram. Lalu akhirnya kamu kemudian hanya menikmati pada pandangan yang halal (istrimu), disitulah kamu akan mendapati kenikmatan istrimu kembali.”

Dari kisah ini dapat kita ambil hikmahnya bahwa:
MAKSIAT YG DILAKU-KAN BAIK OLEH PRIA MAUPUN WANITA PASTI AKAN MENGGEROGGOTI NIKMAT DAN INDAHNYA BERKELUARGA

Untuk itu mari kita jaga pandangan kita dari hal yg diharamkan oleh agama, agar kesucian pernikahan dengan pasangan kita bisa terjaga dan bahagia...

Semoga kita menjadi lebih baik dan lebih bermanfaat di sisa hidup ini.

Robbana Taqobbal Minna
Ya Alloh terimalah dari kami (amalan kami), aamiin

Minggu, 14 Juli 2019

SEJARAH NABIYULLAH SYAMUN AL-GHAZI AS (SAMSON) DAN HUBUNGANNYA DENGAN ASAL MUASAL LAILATUL QADR


Nabi Syam’un al-Ghazi As, memiliki beberapa nama; dalam bahasa Arab, beliau disebut dengan Syamsyawn atau Syam'un.
dalam bahasa Ibrani, disebut Šimšon,
dalam bahasa Tiberias, disebut Šhimšhôn;
dalam Alkitab Nasrani, disebut Samson.
Nama Syam’un sendiri artinya "yang berasal dari matahari”, sedangkan al-Ghozi, artinya “yang berasal dari Ghazi” (Ghaza,Palestina sekarang).

Suatu ketika Nabi Muhammad saw, Berkumpul bersama para sahabat dibulan Suci Ramadhan.
Nabi Muhammad SAW, terlihat tersenyum sendiri, lalu ditanya oleh para sahabatnya
“Apa yang membuatmu tersenyum wahai Rasulullah”"
Beliau menjawab,
“Diperlihatkan kepadaku dihari akhir, ketika seluruh manusia dikumpulkan dipadang mah’syar, ada seorang Nabi yang membawa pedang dan tidak mempunyai pengikut satupun, masuk ke dalam surga, dia adalah Syam'un”.

Kemudian Rasulullah bercerita tentang seorang Nabi bernama Sam’un Al Ghozi AS,
beliau adalah Nabi yang berasal dari Bani Israil yang diutus di tanah Romawi.
Nabi Sam’un Ghozi AS berperang melawan bangsa yang menentang Ketuhanan Allah SWT.
Nabi Syam’un al-Ghozi as. adalah seorang pahlawan berambut panjang yang memiliki
kemukjizatan dapat melunakkan besi, dan dapat merobohkan istana.

Syam’un memiliki senjata semacam pedang yang terbuat dari tulang rahang unta
bernama Liha Jamal, dengan pedang itu dia dapat membunuh ribuan orang kafir.
Siapapun musuh yang berhadapan dengannya, pasti akan hancur dengan pedang ajaibnya.
Tidak hanya itu, bahkan ketika dia merasa haus dan lapar, dengan perantara pedangnya pula Allah memberikan makanan dan minuman.

Syam'un seorang muslim dan seorang yang ahli ibadah yang sangat disegani oleh kaum kafir.
Sudah tak terhitung lagi orang kafir yang mati di tangannya. Selain itu, Syam'un juga ahli ibadah dan tercatat ia sanggup beribadah selama 1000 bulan dengan shalat malam dan siangnya berpuasa, dimana selama 1000 bulan tak pernah lepas dari shalat malam dan siangnya selalu berpuasa.

Samson adalah seorang pembela agama tauhid (meng Esa kan 1 tuhan / ALLAH),
berperang melawan kaum kafir selama 1000 bulan, hanya berbekal tulang dagu unta sebagai senjata, tidak memiliki senjata lain.
Setiap kali menghantam kaum kafir dengan janggut untanya, terbunuhlah banyak kaum kafir dalam jumlah yang tidak terhitung.

فَإِذاَ عَطَسَ يَخْرُجُ مِنْ مَوْضِعِ الأَسْناَنِ ماَءُ عَذَبٍ فَيَشْرِبَهُ , وَإِذاَ جاَعَ يَنْبُتُ مَنْهُ لَحْمٌ فَيَأْكُلَهُ ,
فَكاَنَ عَلَى هَذاَ كُلَّ يَوْمٍ حَتَّى مَضَى مِنْ عُمْرِهِ أَلْفَ شَهْرٍ وَهِىَ ثَلاَثُ وَثَمَانُوْنَ سَنَةً وَأَرْبَعَةُ أَشْهُرٍ ,
فَعَجَزَ الكُفاَرُ عَنْ رَدِّهِ , فَقاَلُوْا ِلإِمْرَأَتِهِ وَهِىَ كاَفِرَةٌ إِنّاَ نُعْطِيْكِ أَمْواَلاً كَثِيْرَةً إِنْ قَتَلْتِ زَوْجَكِ , قاَلَتْ أَناَ لاَأَقْدِرُ عَلَى قَتْلِهِ

Dengan hanya bersenjatakan tulang rahang seekor unta yang di bentuk menyerupai sebuah
pedang pendek yang tajam, Nabi berperang melawan bangsa yang menentang Allah SWT,
dengan penuh keberanian dan selalu dapat mengalahkan mereka.
Ketangguhan dan keperkasaan Nabi Sam’un dipergunakan untuk menentang penguasa
kaum kafirin saat itu, yakni raja Israil.
Menghadapi kesaktian Nabi Syam’un al-Ghozi as, membuat para kafirun kewalahan.
Mereka mencari jalan untuk bisa menundukkannya.
Dengan segala kehebatannya itu, ia dibenci oleh para musuh, terutama dari golongan orang kafir.

Akhirnya sang raja Israil mencari jalan untuk menundukkan Nabi Sam’un.
Berbagai upaya pun dilakukan olehnya, sehingga akhirnya atas nasehat para penasehatnya diumumkanlah, barang siapa yang dapat menangkap Sam’un Ghozi,
akan mendapat hadiah emas dan permata yang berlimpah. Akhirnya ide licik-pun ditemukan.

Mereka menawarkan hadiah berupa uang dan perhiasan yang berlimpah kepada istri Nabi
(Istri samson), dengan syarat ia bersedia melumpuhkan suaminya.
Istri Nabi yang ternyata seorang kafir, sangat tergiur oleh hadiah itu. Mereka kemudian memanfaatkan Istri Syam’un, untuk ikut membantu membunuh Syam’un.
Setelah dirayu dengan imbalan yang menggiurkan, sang istri mengiyakan ajakan kaum kafir untuk membunuh Syam’un suaminya sendiri karena ada iming-iming harta benda yang banyak, si istri akhirnya mau melakukan kejahatan itu.

فَقاَلُوْا نُعْطِيْكِ حَبْلاً شَدِيْداً فَشَدِّى بِهِ يَدَيْهِ وَرِجْلَيْهِ فىِ نَوْمِهِ وَنَحْنُ نَقْتُلُهُ ,
فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ فىِ نَوْمِهِ فاَسْتَيْقَظَ فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟
فَقاَلَتْ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ الحَبَلُ , ثُمَّ جاَءَ الكُفاَرُ بِسِلْسِلَةٍ فَشَدَتْهُ المَرْأَةُ بِهاَ فاَسْتَيْقَظَ ,
فَقاَلَ مَنْ شَدَّنِى ؟ قاَلَتْ أَناَ شَدَدْتُ ِلأَجْرِبَكَ فَجَدَبَ يَدُهُ فَقَطَعَ السِّلْسِلَةُ

Maka orang kafir memberikan ide agar dia mengikat tangan dan kaki Syam’un sewaktu tidur, untuk kemudian akan dibunuh dengan beramai-ramai.

Para pembesar2 Kafir berkata,
"Kami akan memberimu seutas tali kuat, ikatlah tangan dan kakinya ketika dia tidur,
nanti setelah itu kamilah yang bertindak untuk membunuhnya."

Pada hari pertama istri Syam'un gagal karena ketiduran yang disebabkan karena suaminya terlalu lama mengerjakan shalat malam.
Lama waktunya itu sehingga membuat istri Syam'un tak kuasa menahan kantuk yang amat sangat. Memang Syam'un tidurnya hanya sedikit saja dalam semalam. Dimana malam-malamnya hanya dipergunakan untuk beribadah kepada Allah SWT.

Keesokan harinya, istri Syam'un lapor kepada orang-orang  kafir.  bahwa dia belum berhasil
mengikat tangan dan kaki suaminya. Mereka tidak mempermasalahkan hal ini.

Pada hari kedua istri Syam'un berhasil mengikat suaminya ketika tidur dengan seutas tali yang kuat. Tatkala Syam'un bangun dan ingin beribadah kepada Allah SWT,
ia terkejut karena kedua kakinya terikat.
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku dengan tali ini?" tanya Syam'un kepada istrinya.
"Aku yang mengikat, hanya sekedar mengujimu sampai sejauh mana kekuatanmu," ujar istrinya.

Syam’un dengan mudah dapat melepaskan tali yang mengikatnya dengan satu ucapan doa.
Kemudian Syam'un lalu bergegas menuju tempat peribadatannya. Maka gagallah rencana pembunuhan pada hari kedua itu.
Namun, setelah itu, musuh-musuh kafir datang lagi dengan membawa rantai dan
istri Syam'um siap mengikat suaminya lagi pada keesokan malamnya.

Pada hari ketiga istri Syam'un di hari ketiga itu berhasil lagi mengikat suaminya dengan rantai
yang diberikan oleh orang-orang kafir.
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku kali ini?" tanya Syam'un dengan nada agak marah ketika bangun dari tidur.
"Aku yang mengikatnya, sekedar untuk mengujimu," jawab istrinya.
Namun, dengan sekali hentakan Syam’un dapat menghancurkan rantai tersebut.

Lalu Syam'un segera menarik tangannya dan memotong rantai itu. Kemudian istrinya pun segera membujuk suaminya agar mau menceritakan rahasia kekuatan tubuh yang dimiliki suaminya. Akhirnya Syam'un bercerita juga, jika sebenarnya ia adalah seorang wali dari sekian banyak WALIYULLAH yang hidup di dunia ini.

Sam’un berkata
“Wahai istriku aku wali diantara wali kekasih Allah, segala perkara dunia ini tidak ada yang
sanggup mengalahkan diriku, aku punya rambut panjang ini, ketahuilah bahwa tidak ada
seorang pun yang mampu mengalahkanku dalam perkara dunia kecuali rambutku ini,"
jelas Syam'un.

Syam'un memang memiliki rambut yang panjang dan panjangnya digambarkan
bahwa ujung rambutnya akan menyentuh tanah saat Syam'un berdiri.

Karena sudah mengetahui kelemahan suaminya, akhirnya pada saat syamun tidur mulailah istrinya mengikat tangan Syam'un dengan 4 helai rambutnya dan mengikat pula kakinya dengan 4 helai rambut milik Syam'un, sementara ia tetap dalam tidurnya.
Setelah bangun, Syam'un bertanya,
"Wahai istriku, siapakah yang mengikatku ini?"
"Aku, untuk mengujimu," jawab istrinya yang mulai ketakutan.

Setelah itu Syam'un berusaha dengan sekuat tenaga untuk melepaskan ikatan itu,
namun dia tidak berdaya untuk memotongnya.
Si istri langsung saja memberitahukan kepada kaum kafir tentang hal ini.

Nabi Syam’un al-Ghozi as lalu dibawa ke istana kehadapan raja para kafirun. lalu diikat pada tiang utama istana dan dipertontonkan kepada khalayak istana. Mulailah mereka memotong kedua telinga, bibir, kedua tangan dan kakinya.
Tidak hanya itu, Nabi juga disiksa dengan dibutakan kedua matanya, Mereka menyiksa Nabi dengan tujuan agar beliau mati secara perlahan-lahan. Istrinya yang jahat, ikut pula menyaksikan penyiksaan tersebut tanpa rasa belas kasihan.

Begitu hebatnya siksaan tersebut, membuat Allah SWT lewat perantaraan malaikat jibril
berbicara dengan suaranya yang hanya bisa didengar oleh Nabi Syam’un al-Ghozi as,
“Hai Syam’un apa yang engkau inginkan, Aku akan menindak mereka.”

Nabi menjawab,
Ya Allah, berikanlah kekuatan kepadaku hingga aku mampu menggerakkan tiang istana ini,
dan akan kuhancurkan mereka dengan kekuatan dari Allah !.
Bismillah. La haula wa la quwwata illa billah!

Do’a Nabi Syam’un al-Ghazi as diKabulkan Allah SWT. Allah SWT memberi kekuatan
kepada Syam'un yang kekuatannya tidak bisa dibayangkan dan melebihi kekuatan dari rambutnya sendiri. Maka dengan seizin Allah, Nabi Syam’un al-Ghazi as. menggoyangkan tiang istana tersebut, Syam'un hanya beringsut sedikit saja, putuslah tali rambut itu bahkan dan tiang itupun rubuh menimpa raja bersama seluruh khalayak istana termasuk istrinya yang durhaka dan orang-orang yang telah menyiksanya. Tiangnya juga ikut roboh dan hancur lebur. istana yang dijadikan tempat pembantaian itu juga turut hancur dan atapnya menimpa orang-orang kafir dan semuanya mati.

Begitu juga dengan istrinya, juga ikut tertimpa reruntuhan gedung istana raja kafir.
Mereka semua mati tertimpa reruntuhan bangunan istana dan terkubur didalamnya.
Hanya Syam’un sendiri yang selamat, lalu Allah mengembalikan seluruh anggota badan
yang telah terpotong dan menyembuhkan segala sakitnya.

فَبَعْدَ ذَلِكَ عَبَدَ اللهَ أَلْفَ شَهْرٍ مَعَ قِياَمِ لَيْلِهاَ وَصِياَمِ نَهاَرِهاَ , فَضَرَبَ بِالسَّيْفِ فىِ سَبِيْلِ اللهِ

Setelah peristiwa itu, Nabi Syam’un al-Ghozi as. bersumpah kepada Allah SWT akan menebus
semua dosanya dengan berjuang menumpas semua kebatilan dan kekufuran selama 1000 bulan tanpa henti. Nabi menyibukkan diri dalam beribadah kepada Allah. Malam hari dilalui dengan memperbanyak shalat malam, sedangkan siangnya beliau berpuasa.
Nabi menjalankan ibadahnya selama seribu bulan hingga ajalnya tiba.

Setelah mendengar kisah Nabi Syam’un al-Ghozi as, para sahabat Nabi Muhammad saw
menangis terharu, bertanya sahabat kepada Nabi Muhammad SAW.
“Ya Rasullulah, tahukah baginda akan pahalanya?”
Jawab Rasulullah,
“Aku tidak mengetahuinya.”

فَأَنْزَلَ اللهُ جِبْرِيْلَ عَلَيْهِ السَّلاَمُ بِهَذِهِ السُّوْرَةِ (القَدْرِ)
وَقاَلَ ياَمُحَمَّدْ أَعْتَيْطُكَ وَأُمَّتَكَ لَيْلَةَ القَدْرِ العِباَدَةُ فِيْهاَ أَفْضَلُ مِنْ عِباَدَةِ سَبْعِيْنَ أَلْفِ شَهْرٍ

Setelah Rasulullah selesai berkisah,
Allah SWT menyuruh Malaikat Jibril datang kepada Nabi Muhammad dan
menurunkan Surat Al Qadr.
"Hai Muhammad, Allah memberi Lailatul Qadar kepadamu dan umatmu, ibadah pada malam itu lebih utama daripada ibadah 1000 bulan," ujar Malaikat Jibril.

Allah SWT berfirman: Surat Al-Qadar ayat 1-5:

إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ ١
وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ ٢
لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ ٣
تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ ٤
سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ ٥

Artinya:
1. Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al Quran) pada malam kemuliaan.
2. dan tahukah kamu Apakah malam kemuliaan itu?
3. malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan.
4. pada malam itu turun malaikat-malaikat dan
Malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.
5. malam itu (penuh) Kesejahteraan sampai terbit fajar.

Mendengar berita itu, Rasulullah SAW menyuruh sahabat-sahabatnya untuk berburu
malam Lailatul Qadar agar mendapatkan pahala seperti yang Allah AWT
berikan kepada Waliyullah Syam'un Al-Ghazi.

Apabila fajar telah terbit di malam qadar, maka malaikat Jibril berkata:
"Wahai para malaikat, kumpul kemari"
Para malaikat berkata "Ya Jibril apa yang Allah perbuat untuk kaum muslimin di malam ini
dari ummat Nabi Muhammad SAW ? "
Jibril menjawab "Sesungguhnya Allah memandang kepada mereka dengan penuh kasih sayang, Allah memaafkan serta ngampuni dosa-dosa mereka, kecuali empat kelompok. "
Para malaikat bertanya "Siapa empat kelompok itu ? "
Jibril menjawab " Pertama, orang yang membiasakan diri minum arak, mabuk-mabukan. Kedua, Orang yang durhaka kepada orang tua. Ketiga, orang yang memutus silaturrahmi. Keempat, orang yang bertengkar,
yaitu pertengkaran dengan sesama yang belum damai dalam jangka waktu tiga hari. "

sumber:
-DurrAtun Nasihin" pada Bab Lailatul Qadr.
-Kitab Muqasyafatul Qulub.
-Kitab Qishashul Anbiyaa.

Rabu, 10 Juli 2019

MENGAPA SYUKRON DIJAWAB AFWAN?

Kenapa di dalam bahasa Arab orang berterima kasih dg mengucapkan kata SYUKRON koq dijawab AFWAN (maaf).
.
Jawabannya adalah, karena ada makna yg terkandung di dalamnya.
.
📌Makna 1 :
Kata AFWAN Bermakna ZIYADAH (TAMBAHAN)
Maksudnya saat kita diucapkan syukron, maka kita jawab afwan, artinya:
هذا العمل الذي فعلته قليل فأطلب منك العفو
Perbuatan yang kulakukan ini SEDIKIT/KECIL, karena itulah aku minta kepada anda TAMBAHAN (AFWU) .
📌Makna 2 :
Kata AFWAN Bermakna TARKU (meninggalkan)
Artinya :
عفوت عنك عفوا لاني لا استحق الشكر
Saya tinggalkan dirimu karena saya tdk berhak atas ucapan terima kasihmu.
.
📌Makna 3 :
Kata AFWAN bermakna THOLAB (menuntut)
اعتفيتك إذا طلبت معروفك وفضلك
Artinya saya meminta dan memohon kebaikan anda (atas terima kasih anda kpd saya) .
📌Makna 4 :
Kata AFWAN bermakna FADHL (keutamaan) yg diberikan tanpa diminta
أعطيتك عفواً من غير مسألة منك
Saya berikan keutamaan tsb tanpa perlu anda minta... (maksudnya yg saya kerjakan itu murni bantuan tdk usah anda minta saya kerjakan) .
📌Makna 5 :
Kata AFWAN bermakna MAAF
Seakan dikatakan
عفوت عنك عفوا
Saya mohon maaf, (krn saya tidak berhak diberi ucapan terima kasih, namun Allâh lah yg berhak)
.
Semua makna itu intinya sama yaitu sebagai bentuk tawadhu (kerendahhatian) kita saat diucapkan terima kasih, karena kita mmg kita tdk layak menerimanya.

Rabu, 03 Juli 2019

INI ALASAN KENAPA PARA SANTRI SUKA MENATA SANDAL.



Ngalap berkah dengan menata sandal

التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )

Ngalap berkah melalui sandal seorang wali labih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya.

Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas santri adalah mereka suka berebutan menata sandal kyainya. Menata sandal kyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'dziman kepada sosok guru atau kyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan. Santri menyebutnya sebagai upaya ngalap berkah.

Perbuatan menata sandal ini juga melibatkan  2 kyai besar Indonesia yaitu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari saat mereka bersama berguru pada Kyai Sholeh Darat Semarang.

Keduanya selalu berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kyainya. Sebagai ganjarannya, karena perbuatannya itu dimata Kyai keduanya dipandang sangat istimewa.

Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah dibalik perbuatan yang melibatkan 2 ulama besar Indonesia itu. Ceritanya adalah sebagai berikut :

Di zaman Rasulullah, ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman. Ia selalu datang lebih dulu ke Mesjid sebelum nabi Muhammad saw datang. Setelah Nabi Muhammad saw masuk mesjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu.

Suatu kali saat masuk Mesjid, Rasulullah sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihatlah Salman yang melakukannya.

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam kemudian mendoakan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu Fiqh. Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai nabi saw doakan terhadapnya. (dari buku kebiasaan 2 ulama besar KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari)

Wallahu a’lam.