Abdul Hamid Aly

Rindu ini selalu milikmu Yaa Rosuul

Save Muslim Muslimah

Saling berpesan kepada hal kebenaran dan kesabaran

KH. M. Ali Bahruddin

Pesantren At-taqwa Pasuruan (Keluarga Jam'iyyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Qodiririyyah wa Naqsyabandiyah).

Nahdlatul Ulama'

Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah.

Diamond Class

Alhamdulillah ala kulli chaal.

Selasa, 26 Juli 2016

RENUNGAN, JANGAN PERNAH BERSANDAR PADA AMAL

Ada 4 pria berbicara tentang amal ibadah mereka & kesuksesan yg didapat.

Pria 1 : Alhamdulillah, sejak sering shalat Dhuha rejeki menjadi lancar. Bisnis sukses sebentar lagi anak saya lulus smu rencananya akan sekolah ke luar negeri.

Pria 2 : Bukan main, hebat sekali, sejak naik haji/umroh ibadahku semakin rajin, alhamdulillah anak juga sukses, rumahnya harganya milyaran, aset bertambah, orang tua sangat bangga, berkat doa saya.

Pria 3 : Masya Allah sungguh nikmat tak terkira sejak rajin puasa dan bersedekah rezeki bagaikan sungai mengalir tidak ada putus-putusnya. Anak baru selesai kuliah diluar negeri dan jadi staff khusus mentri.

Ketiga pria tersebut kemudian melirik ke arah pria ke-4 sejak tadi hanya terdiam. Salah satu bertanya kepada pria 4. “Bagaimana dirimu? Kawan mengapa diam saja?”.

Pria 4 : Saya tidak sehebat kalian, jangankan kesuksesan bahkan saya tidak tahu ibadah yang saya lakukan diterima oleh Allah SWT atau tidak.

Saya tahu ibadah diterima dan sukses setelah saya meninggal nanti.
Jadi saya merasa belum bisa menceritakan ibadah yang saya lakukan dan balasan yang Allah berikan kepada saya.

# Jangan bersandar pada amal.
Sebab dari *ketertipuan* ini adalah sikap bersandar kepada amal secara berlebih. Ini akan melahirkan kepuasan, kebanggaan, dan akhlak buruk kepada Allah Ta’ala.

Orang yang melakukan *amal ibadah* tidak tahu apakah amalnya *diterima atau tidak*.
Mereka tidak tahu betapa besar dosa dan maksiatnya, juga mereka tidak tahu apakah amalnya *bernilai keikhlasan* atau tidak.

Oleh karena itu, mereka dianjurkan untuk meminta rahmat Allah dan selalu mengucapkan istighfar karena Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang.

*Diriwayatkan dari Abu Hurairah :* "Sungguh amal seseorang tidak akan memasukannya ke dalam surga."

Mereka bertanya, "Tidak pula engkau ya Rasulullah?"
*Beliau menjawab :*
"Tidak pula aku. Hanya saja Allah meliputiku dengan karunia dan rahmat-Nya. Karenanya berlakulah benar (beramal sesuai dengan sunnah) dan berlakulah sedang (tidak berlebihan dalam ibadah dan tidak kendor atau lemah)".
(HR. Bukhari dan Muslim)

Sesungguhnya seseorang tidak akan masuk surga kecuali dengan rahmat Allah. Dan di antara rahmat-Nya adalah Dia memberikan taufiq untuk beramal dan hidayah untuk taat kepada-Nya.

Karenanya, kita wajib bersyukur kepada Allah dan merendah diri kepada-Nya. Tidak layak hamba bersandar kepada amalnya.

Seorang hamba tidak pantas membanggakan amal ibadahnya yang se-olah2 bisa terlaksana karena pilihan dan usahanya semata, apalagi ada perasaan telah memberikan kebaikan untuk Allah.

Sesungguhnya Allah tidak membutuhkan amal ibadah hamba2 Nya. Dia Maha Kaya, tidak butuh kepada makhluk Nya.

Wallohu a'lam

Minggu, 17 Juli 2016

Dua Sumur Bersumber Dari Surga dan Neraka

Seperti dikisahkan dalam kitab Irsyadul Ibad bahwa:

Seorang laki-laki yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampainya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang terkenal dapat dipercaya dan shalih sampai seusai wuquf di Arafah.

Ketika ia telah menyelesaikan wuquf, ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya telah meninggal. Ia menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para Ulama Mekah.

Mereka berkata: "Apabila separuh malam telah berlalu, mendekatlah ke sumur Zam zam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan menjawab panggilanmu pada kali pertama."

Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban.

Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya. Mereka berkata, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Kami khawatir jangan-jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, disana ada sebuah sumur yang diberi nama sumur Barohut. Katanya sumur itu berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggilah temanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka, niscaya ia akan menjawab panggilanmu. Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya tentang sumur itu.

Seseorang menunjukkannya dan ia pun mendatanginya di malam hari. Ia melihat ke dalamnya dan berseru: "Hai Fulan!". Ternyata ada jawaban.

Ia bertanya, "Dimana uang emasku?".
Ada Jawaban: "Aku tanam di bagian "ini-ini" dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti kamu mendapatkannya."

Ia bertanya: "Apa yang menyebabkanmu berada disini padahal menurut prasangka kami, kamu adalah seorang yang baik."

Ada jawaban: "Aku mempunyai seorang saudara perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti ini."

Hal Ini sesuai dengan sabda Nabi saw dalam hadits yang shahih, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5984), Muslim (2556), Abu Dawud (1696), dan At-Tirmidzi (1909) dari Jabir bin Muth'im).

Maksudnya memutuskan ikatan rahim seperti saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.

Hadits tentang sumur Barohut :

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ فِيهِ طَعَامٌ مِنَ الطُّعْمِ وَشِفَاءٌ مِنَ السُّقْمِ، وَشَرُّ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَاءٌ بِوَادِي بَرَهُوتٍ بَقِيَّةُ حَضْرَمَوْتَ كَرِجْلِ الْجَرَادِ مِنَ الْهَوَامِّ يُصْبِحُ يَتَدَفَّقُ وَيُمْسِي لا بَلالَ بِهَا.

Artinya: Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Sebaik baik Air yang terdapat di muka Bumi adalah AIR ZAM-ZAM, karena air tersebut (seperti) makanan yang bisa mengenyangkan, dan air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Dan seburuk-buruknya air yang terdapat di muka bumi adalah AIR YANG BERADA di Sumur LEMBAH BAROHUT, letak sumur ini di wilayah Hadhramaut, seperti kaki belalang (yang menunjukkan sumur tersebut sangat dalam), Setiap pagi air di sumur itu Naik keatas, dan Setiap sore di sumur itu airnya kering karena airnya turun lagi kedasar sumur".

(Shahih, HR Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir (11004, 11167) dan dalam Mu'jam Al-Ausat (3912, 8129), di shahihkan oleh ibnu Hibban, Tabrani, dan Al-Haitsami)

Atsar Anas bin Malik radhiallhu 'anu :

عن أنسٍ -رضي الله عنه-: أرواح المؤمنين إلى الجابية، وأرواح الكافرين إلى وادٍ بحضر موت يُقال له بَرَهوت

"Dari Anas Radhiallahu 'anhu, "Ruh kaum beriman (ditempatkan) ke Jabiyah, dan ruh kaum kafir (ditempatkan) ke bukit Hadramaut yang disebut Barhut"

Ali bin Abi Thalib juga mengatakan :

خير وادي النّاس وادي مكّة، وشرّ وادي الناس وادي الأحقاف، وادٍ بحضرموت يُقال له: برهوت فيه أرواح الكفّار

"Sebaik-baik bukit manusia adalah bukit di Makkah, dan seburuk-buruk bukit manusia adalah bukit al-ahqab yaitu bukit di Hadramaut yang disebut dengan Barhut, di dalamnya terdapat ruh kaum kafir".

Abdullah bin Umar mengatakan :

إن أرواح الكفار تجمع ببرهوت، سبخة بحضرموت، وأرواح المؤمنين في الجابية، برهوت باليمن، والجابية بالشام

"Sesungguhnya ruh kaum kafir dikumpulkan di Barhut, sebuah lembah di Hadramaut. Dan ruh mukmin di Jabiyyah. Telaga Barhut ada di Yaman dan Jabiyah ada di Syam".

Rabu, 13 Juli 2016

Dua Permohonan Nabi Muhammad SAW yg tidak Terkabul

KH Nashir Fattah


Ada dua permohonan baginda Nabi Muhammad SAW yang tidak dikabulkan Allah SWT. Justru sebaliknya, apa yang dimohonkan Nabi tersebut, kondisinya semakin tahun semakin bertambah parah dan meluas. Apa saja permohonan Nabi itu?

Permohonan tersebut adalah: yang pertama, "Agar umat beliau (kelak) tidak ber hizb-hizb (berpartai-partai), ber-firqah-firqah (berkelompok-kelompok), dan berpecah belah". Awal keterpecahan dan perselisihan, sehingga terbentuk hizb dan firqah-firqah, sudah terjadi setelah baginda Nabi SAW wafat. Meskipun, pada masa awal setelah Nabi SAW wafat belum mememunculkan firqah apalagi hizb, namun pada masa selanjutnya, yaitu saat Utsman bin Affan RA menjadi khalifah, firqah-firqah mulai muncul.

Firqah bahkan hizb tersebut pada selanjutnya tidak menyempit, malah meluas dan berkembang sejalan dengan pertentangan yang terus terjadi. Saat ini, firqah dan hizb itu sudah berkembang sedemikian rupa, sangat kompleks dari sisi konflik, sehingga sudah sangat sulit untuk mempertemukan apalagi mempersatukan dari semuanya.

Bahkan firqah, hizb atau kelompok-kelompok yang bertindak ekstrem atas nama Islam dan ingin menerapkan Islam secara formal dan ideal, sudah sangat sulit menerima kelompok Islam yang berpedoman moderat (al-wasathiyah) yang berpedoman "menolak kerusakan didaduhulukan atas tindakan mengambil untung".

Permohonan Nabi SAW yang kedua, "Agar umat beliau (kelak) satu dengan yang lainnya tidak saling membunuh". Perselisihan yang mengarah pada tindakan saling membunuh sesama umat Muhammad SAW sudah terjadi di akhir masa kekhalifahan Utsman bin Affan RA. Perpecahan yang didahului dengan terbentuknya firqah-firqah ini, selanjutnya tidak makin mereda, bahkan berujung pada aksi saling bunuh di antara umat Islam.

Aksi saling bunuh di antara umat Islam ini akan terjadi terus sampai akhir zaman. Hal ini sudah terbukti, sampai saat ini umat Islam saling bunuh di antara mereka. Tindakan saling bunuh ini, tidak saja terjadi di wilayah konflik Timur Tengah, tetapi juga terjadi di wilayah Negara Republik Indonesia. Di sini, orang Islam yang terindoktrinasi dengan paham radikal dan ekstrem, dengan tanpa dosa meledakkan bom dan membunuh orang Islam lainnya, dan anehnya mereka ini bermimpi surga dan bidadari.

Itulah kedua permohonan Nabi Muhammad SAW yang tidak dikabulkan oleh Allah SWT. Sehingga kedua hal yang dimohonkan tersebut terjadi sampai sekarang, dan menjadi cobaan bagi umat Islam.

(KH Abdul Nashir Fattah, Rais Syuriah PCNU Jombang)

Sumber : www.NU.co.id

Selasa, 12 Juli 2016

Al Habib Husein bin Abdullah Asseqqaf[ Habib Husein potlot ]

Telaga Ilmu Kota Gresik Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad Asseqqaf adalah tokoh penting.

Ilmunya bak telaga yang tak pernah kering, membuatnya menjadi rujukan para habib.

Di kalangan para habib di Jawa Timur, nama Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad Asseqqaf memiliki tempat tersendiri. Dia dianggap wali dengan kedudukan dan kedekatan di hadapan Tuhan. Orang yang belum pernah ketemu dengannya tentu tak menyangka dia seorang ulama besar. Orangnya sangat terbuka dan tak pernah mengagungkan dirinya di hadapan orang lain.

Setiap orang yang datang, selalu diajaknya bicara dengan lemah lembut dan penuh keakraban. Hampir setiap orang yang menemuinya ingin segera mencium tangannya.Jarang keluar kota, ia lebih banyak mengajar dan sekaligus menjadi khadam (pelayan) Majelis Abubakar bin Muhammad Assegaf, di dekat rumahnya. Hampir setiap hari ia mengajar kitab Ihya Ulumuddin dan kitab-kitab klasik kepada jamaahnya.

Puncaknya pada pertengahan bulan Dzulhijjah pada saat haul Habib Abubakar bin Muhammad Asseqqaf.Di majelis ini, dia menemui banyak tamunya, yang tak pernah sepi. Rumah Habib Abubakar ini senantiasa terbuka untuk siapa saja. Ia kerap berbicara dalam bahasa Arab dengan tamu-tamunya, dengan bahasa Arab yang tinggi, yang menandakan keterpelajarannya serta kualitas pengetahuannya.

Wibawa Habib Husein akan terlihat jika ia tampil dalam kerumunan kalangan habaib. Misalnya, pada suatu acara rauhah (acara kekeluargaan di kalangan Alawiyyin – keturunan Alawiy). Tepat habis shalat Ashar, orang-orang dengan baju putih-putih mulai berdatangan ke tempat itu. Aroma wangi menonjol sekali dari asap dupa kayu gaharu khas Arab.

Para tamu duduk berimpitan menghadap Habib Husein, yang diapit beberapa habib sepuh. Acara rauhah dimulai dengan pembacaan kasidah oleh seorang sayid muda yang juga mengenakan pakaian serba putih. Ia melantunkan kasidah berbahasa Arab yang dikutip dari syair-syair lama tentang puja-puji kepada Rasulullah. Suaranya melengking tinggi dalam nada Syikah, lantas turun rendah mendayu-dayu dalam nada Nahawand.

Semua orang dibuat khusyuk mendengarkan kasidah sayid muda itu. Selanjutnya, beberapa habib muda membaca lembar demi lembar kitab Ihya Ulumuddin, karya Hujjatul Islam Al-Imam al-Ghazali, di hadapannya. Dengan kata-kata lembut, sang habib menggunakan bahasa Arab membetulkan satu per satu setiap kesalahan bacaan dari para habib yang datang di acara khataman kitab Ihya itu.

Habib Husein memang memiliki banyak kelebihan di luar habaib yang lain. Di samping sebagai sesepuh para habib di kota Gresik dansekitarnya, ia juga dikenal sebagai salah seorang yang cakap menggunakan bahasa asing – tak kurang tiga bahasa asing dikuasainya: Inggris, Prancis, dan tentu saja bahasa Arab. Tidak mengherankan, karena ia banyak bergaul dengan ulama-ulama yang ada di luar negeri.

Banyak hal yang dapat digali dari Habib Husein. Salah satunya adalah penguasaan khazanah kesejarahan wali-wali Allah asal Hadramaut. Yang luar biasa, keterangan yang diberikan dalam mengomentari para tokoh tersebut diucapkan di luar kepala. Lelaki kelahiran Surabaya tahun 1941 ini memang dikenal sebagai tokoh yang mumpuni.

Mengenal tokoh ini seperti mengenal biografi berjalanan. Hal itu ditunjukkan dengan kepiawaian Habib Husein dalam meriwayatkan berbagai tokoh di balik sejarah Islam dan ulama-ulama Hadramaut. Kepiawaiannya dalam hal ini bisa dilihat ketika ia menjelaskan dengan cermat para tokoh ulama Hadramaut. Misalnya, tentang kehidupan Al-Faqihul Muqaddam, Habib Abdullah Al-Hadad (Shahiburratib), dan seluruh nama besar dari kalangan keturunan Rasulullah dari Sayyidina Husein bin Ali. Dengan tutur kata yang halus, ia bercerita tentang sisi lain para pendahulu itu. Habib menyebut tahun atau usia seorang tokoh secara akurat.Jangan heran, kepandaiannya ini, baik dari segi bahasa maupun sejarah para auliya’ Hadramaut, mengantarkannyamenjadi pemandubagi 55 kiai terkemua di Jawa Timur, untuk tur ziarah dan umrah pada pada biro perjalanan umrah dan haji Al-Mastur, pimpinan H. Bargowi, di Surabaya sejak tahun 2005.Mengaji sejak KecilSejak kecil mengaji pada Madrasah Al-Khairiyah sampai tahun 1955.

Pendidikannya kemudian berlanjut dengan belajar kepada Habib Abdul qadir Bilfagih di Pondok Pesantren Darul Hadist Malang sampai 1958.Pada 1958, dia kembali ke Surabaya dan menetap di Jln. Ketapang Adiguno. Di lingkungan Ampel ini, ia belajar fiqih dan nahwu sharaf kepada Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf, salah seorang ulamaterkemuka Surabaya yang tinggal di kawasan Kapasan. Menurutnya, Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf adalah ulama yang alim, ahli fiqih setaraf dengan mufti, pemberi fatwa.“Orang-orang tertentu yang mengenal dia mengetahui kebesaran dan keilmuan Habib Muhammad bin Ahmad Asseqqaf.

Banyak ulama yang menanyakan masalah-masalahfiqih kepadanya. Kalau ada masalah yang tidak dapat dipecahkan, larinya ke Habib Muhammad,” kata Habib Husein mengomentari gurunya itu.Menurut Habib Husein, Habib Muhammad adalah orang yang sangatsederhana. Namun di balik kesederhanaannya itu tersimpan mahkota ilmu yang luas. Habib Muhammad pernah bercerita kepadanya, ”Andai kata ada masalah fiqih, saya bisa memberi fatwa dengan empat madzab dengan dalil dan ilat-nya,” demikian Habib Husein menirukan perkataan Habib Muhammad.Di majelis taklim Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf inilah, banyak juga ulama seangkatannya yang belajar kepada sang habib, seperti Habib Abdurrahman bin Seggaf Asseqqaf, Habib Hamid bin Seggaf, Habib Alwi Al- Hasani, dan lain-lain. “Saya termasuk yang paling muda waktu itu,” katanya.

Banyak hal yang menarik dari sosok Habib Muhammad Asseqqaf. Diantaranya, dia dikenal sebagai ulama yang tawadhu’. “Meskipun, dari yang hadir, dia didebat, Habib Muhammad tidak marah.Yang dikatakan, ‘Kau salah. Tidak percaya? Coba kau rujuk lagi’. Setelah seminggu datang untuk dirujuk, betul apa yang dikatakan Habib Muhammad. Sekalipun dibantah, ia tidak pernah marah-marah,” demikian kesan Habib Husein terhadap gurunya.

Selepas dari kota Surabaya, ia pindah ke kota Gresik tahun 1972 dan menikah di kota itu. Kini dia dikaruniai 12 anak, tiga putra dan sembilan putri. Di kota Gresik inilah ia mempelajari tasawuf kepada Habib Ali bin Abubakar bin Muhammad Asseqqaf. Setiap hari, ia mengaji kitab Ihya Ulumuddin dengan tekun. ”Inti-inti ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT itu dipelajari dari ilmu-ilmu tasawuf,” katanya.Akhir 1982, Habib Ali bin Ahmad Assegaf, yang meneruskan tradisi mengajar di Majelis Taklim Abubakar bin Muhammad Asseqqaf, mengatakan, ”Husein, siapa di antara kita yang mati dulu harus mengawasi anak-anak. Jadi, seumpama saya mati dulu, Habib Ali yang mengawasi anak saya. Begitu pula jika Habib Ali mati dulu, sayalah yang mengawasi anak-anaknya.”Selepas Habib Ali meninggal, Habib Husein mulai mengajar taklim di majelis ini sampai sekarang. Dan yang saat ini ia kerjakan di majelis taklim hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh Habib Abubakar. ”Saya hanya melanjutkan.”Kini, setiap pagi ia mengajar kitab Ihya Ulumuddin secara rutin di majelis taklim. Tidak hanya itu, dia juga mengajar taklim di majelis-majelisyang ada di sekitar rumahnya.

Semoga Allah SWT berikan keberkahan umur panjang sehat rezeki halal berkah segala hajat terkabul kepada beliauSemoga kita bisa silaturahmi dengan beliauYang silaturahmi duluan titip salam dari guru saya keluarga saya dan saya sendiri Aamiin“ Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan NabiBesar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”آمين...

SYEIKHOH SULTHONAH, ROBI’ATUL ‘ADAWIYAH-NYA HADRAMAUT

Terkadang seseorang itu beranggapan bahwa jika bukan keturunan orang alim tidak akan menjadi orang alim. Ini adalah anggapan yang bathil dan anggapan seperti ini timbul dari syaithon yang membuat semangat kita lemah.

Kita lihat wanita di bawah ini, seorang yang biasa bukan dari keturunan orang sholeh tapi memiliki semangat dan kemauan untuk menjadi wanita sholehah. Beliau Syaikhoh Sulthonah tumbuh besar di keluarga Badui yang kesehariannya akrab dengan menggembala binatang ternak, dengan keperibadian yang kuat serta sifat-sifat lainnya yang terdapat pada diri penduduk badui. Walaupun demikian Syaikhoh Sulthonah tidak seperti kebanyakan anak-anak sebayanya, ia lebih senang menyendiri dari keramaian teman-temannya yang bersifat kekanak-kanakan sehingga ketika usianya merangkak dewasa Syaikhoh Sulthonah mulai tidak menyukai tradisi kehidupan badui yang di warnai dengan kekerasan dan kezaliman. Selain itu ia juga mulai menyelusuri jalan fitrahnya yang menuntunnya kepada iman dan membawanya kepada ketenangan jiwa.

Setiap ada orang sholeh yang datang dari Seiwun, Ghurfah, Syibam, Tarim, ke daerahnya ia menghadiri majelis tersebut dan mencatat manfaat faedah dari orang sholeh tersebut. Diantaranya, orang sholeh tersebut adalah al-Habib ‘Abdur Rahman as-Seggaf. Kemudian apa yang di catat dari di majelis itu ia amalkan dengan penuh kesabaran dan semangat yang tinggi. Sampai pada suatu hari beliau menikmati hasil dari apa-apa yang beliau amalkan dari orang sholeh tersebut.

Tiba pada suatu malam. Syeikhoh Sulthonah beribadah bersimpuh kepada Allah Yang Maha Kuasa mengamalkan apa yang ia dapat dari majlis-majlis orang soleh yang ia hadiri. Di tengah persimpuannya di dengar oleh beliau seruan, “Mintalah kepada Allah, maka Allah akan mengabulkan.”

Setelah mendengar hal tersebut beliau tidak serta merta langsung meminta sesuatu. Namun beliau datang kepada gurunya. Bertanya lalu meminta pendapat Sang guru. Beliau berkata, “Wahai guru semalam aku mendapat satu seruan. “Mintalah kepada Allah maka Allah akan mengabulkannya.”
Wahai guru apa sebaiknya yang aku minta?”

Gurunya menjawab, “Jika engkau menginginkan kenikmatan di dunia ini ketahuilah tidak ada kenikmatan yang lebih nikmat dari pada berjumpa dan berkumpul dengan Rosululloh Saw.”

Maka Syeikhoh Sulthonah ketika mendengar seruan itu lagi, beliau meminta untuk berjumpa dengan Rosul Allah Saw setiap saat.

Berkata Syeikh Shawwaf tentang keagungan yang di dapat Syeikhoh Suthonah ini:

إذا بغى علم الاخبار جاءه النبي وسط الدار

"Ketika dia menginginkan sesuatu yang ingin di tanyakan..
Datang Nabi di tengah rumahnya.."

Di rumah beliau menjadi sangat ramai orang-orang untuk bermusyawarah dengannya. Seperti datang seseorang untuk menanyakkan perihal keinginannya untuk menikahkan putrinya. Syeikhoh Sulthonah menuju kamarnya dan berjumpa dengan Rosul Allah untuk bermusyawarah.
Ada yang datang untuk menitip salam pada Rosulullah Saw. Lalu apa yang di katakan Rosul Allah beliau sampaikan kepada orang-orang yang mempunyai permasalahan tersebut.

Masya Allah..

Robia‘atul Adawiyahnya penduduk Yaman Hadramaut itulah gelar yang banyak di sebutkan oleh para habaib dan orang-orang soleh, diantaranya Al-Habib ‘Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi (Shohibul Maulid), bahwasannya di Yaman ada seorang wali agung perempuan yang bernama Syeikhoh Sulthonah Rodhiallahu ‘Anha. Beliau memiliki gelar Robia‘atul Adawiyahnya orang Hadromaut yaman.
Keseharian beliau ini setiap waktunya bahkan setiap hembusan nafasnya selalu bersholawat kepada Baginda Rosulullah Saw. Dan lebih hebatnya lagi, beliau ini tiada pekerjaan lain selain sholawat, kecuali di saat waktu sholat tiba.

Begitu tingginya maqom kewalian beliau, sehingga beliau mengetahui maqom kewalian setiap orang, kecuali dua orang yang tak bisa Syeikhoh Sulthonah ketahui maqom kewaliannya, yakni Al-Imam Al-Faqih Muqoddam Ats-Tsani Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf bin Muhammad Maula Addawilah dan anak beliau Al-Quthub Al-Imam Al-Habib Abu Bakar As-Sakron. Yang mana Syeikhoh Sulthonah hidup sezaman dengan dua orang Habib agung ini.

Maqom mereka tidak diketahui dan tidak bisa dijangkau oleh Syeikhoh Sulthonah karena begitu tingginya. Setiap kali Syeikhoh Sulthonah mau mengejar maqom mereka, maka maqom mereka melesat begitu cepat seperti cahaya dan jauh ke atas.

Syeikhoh Sulthonah berkata, “Aku sudah mengetahui siapa saja di antara wali-wali yang berkunjung kepadaku, kecuali dua orang yakni Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf dan anak beliau Al-Habib Abu Bakar As-Sakron.”, karena mereka bisa langsung ada dihadapan Syeikhoh Sulthonah secara tiba-tiba tanpa diketahui oleh Syeikhoh Sulthonah. Hanya saja, kata beliau apabila Al-Habib Abu Bakar As-Sakron mau bertemu, pasti ditandai dengan suara gho’ib dari langit yang mengatakan, “Telah datang seorang sulthon anak dari seorang sulthon.”

Al-Habib Abu Bakar As-Sakron adalah seorang Sulthonul Auliya yang terkenal, dan Ayah Beliau pun seorang Sulthonul Auliya.

Demikianlah bagaimana maqom seorang wanita Auliya Allah SWT yang bertemu secara langsung dengan Baginda Rosulullah Saw di alam jaga.

Keleluasaan Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf dan anak beliau Al-Habib Abu Bakar As-Sakron, tak lain karena beliau Syeikhoh Sulthonah adalah termasuk salah satu istri Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf. Ketinggian maqom serta keistimewaan ibadah beliau mencuri hati Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf.

Beliau juga wanita yang cerdas, pernah suatu hari beliau datang kerumah Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf sedang Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf berbincang-bincang ilmu dengan anak anak beliau, Syeikhoh Sulthonah mengatakan, “Bolehkah aku bergabung duduk dengan kalian?”
Salah satu anak Al+Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf berkata, “Al ibil batumaari jamal (Unta perempuan mau menandingi Unta laki).”

Syeikhoh Sulthonah menoleh pada Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf seraya mengatakan, “Aku boleh menjawabnya atau aku diam?”
Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf tersenyum dan ingin memberikan pelajaran pada anak anaknya atas kecerdasan Syeikhoh Sulthonah, “Jawablah!” Kata beliau.

Syeikhoh Sulthonah pun menjawab, “Al hamel bil hamel wazada iyal wal laban (kekuatan Unta laki-laki dan Unta perumpuan sama dalam hal membawa barang bawaan tapi Unta perempuan masih lebih keutamaannya dengan adanya anak dan susu).”

Mendengar jawaban itu anak Al-Habib ‘Abdurrohman As-Seggaf kagum dan mempersilahkan Syeikhoh Sulthonah duduk bersama mereka.

Kecintaan Syeikhoh Sulthonah Kepada Ahlul Bait.

Hadramaut adalah kawasan yang ramai dihuni oleh ahlul bait. Dan diantara peranan utama mereka adalah meyebarkan dakwah. Mereka akan mengunjungi perkampungan untuk menyampaikan risalah Islam dan mendidik masyarakat dengan adab Islam. Oleh karna itu kedudukan mereka disisi masyarakat sangat tinggi. Mereka dihormati, disanjung dan dicintai.

Hal ini juga berlaku kepada Syaikhoh Sulthonah, dimana beliau sangat dekat, dan sangat menghormati dan mencintai para ulama dari kalangan ahlul bait. Syaikhah Sulthonah sangat menyadari akan kewajiban yang ia pikul terhadap para keturunan Rasulullah Saw tersebut, beliau berkata, “Demi keagungan Dzat Allah yang disembah, jikalau misalkan dagingku ini bisa bermanfaat bagi mereka, maka akan aku korbankan.”

Beliau juga berkata, “Sesungguhnya aku melihat bahwa keluarga Ba’Alawi mempunyai kedudukan di atas manusia lainnya.”
[maksud beliau, para wali dan masyaikh dari Ba’Alawi mempunyai kedudukan yang lebih daripada yang lain].

Syaikhah Sulthonah wafat pada tahun 843 H, dan beliau dimakamkan di kampungnya yang dikenali sebagai Hauthoh Sulthonah.

Pelajaran yang bisa kita ambil dari Biografi Syeikhoh Sulthonah diantaranya:

Semua orang memiliki kesempatan dekat dengan Allah serta menjadi orang sholeh. Syarat untuk menjadi orang sholeh tidak harus anak orang soleh, siapapun kita jika ada kemauan kuat akan bisa menjadi orang sholeh. Buktinya kita lihat dulu para Kyai di Tanah Jawa ini, mereka orang asli pribumi yang kakek mereka dulu bukan Islam tapi ketika mereka punya semangat yang kuat mengikuti orang sholeh dan beribadah merekapun menjadi orang sholeh.

Pentingnya mencatat apa yang kita dengar dari nasehat-nasehat orang sholeh. Di katakan oleh orang bijak, “Tulislah sebaik-baik dari apa yang kamu dengar dan amalkan sebaik-baik dari apa yang kamu tulis.”

Perlunya memiliki seorang guru karena guru lah yang akan meluruskan jalan kita.

Tidak ada kenikmatan di dunia ini melebihi berjumpa dengan Nabi Saw.

Tidaklah seseorang menjadi wali, kekasih Allah kecuali setelah tumbuh di hatinya kecintaan pada ahlil bait.

Dan, dengan kuatnya iman dan ketakwaan wanita bisa mengungguli laki laki.

Mudah-mudahan bermanfaat.

Sumber : https://pecintatarim.wordpress.com/2015/03/14/syeikhoh-sulthonah-robiatul-adawiyah-nya-hadramaut/

Senin, 04 Juli 2016

22 RAMALAN Sayyidina 'Ali BIN Abi Thalib Yang DITAKUTKAN TERJADI

"..Akan datang suatu masa, Dan aku khawatir terhadap masa itu."

1. Di mana keyakinan hanya tinggal di dalam pemikiran.

2. Di mana keimanan tak berbekas dalam perbuatan.

3. Banyak orang baik tapi tak berakal.

4. Ada pula yang berakal tapi tak beriman.

5. Ada yang lidahnya fasih tapi hatinya lalai.

6. Ada pula yang khusyu' tapi sibuk menyendiri.

7. Ada ahli ibadah tapi mewarisi kesombongan iblis.

8. Ada pula ahli maksiat tapi rendah hati.

9. Ada yang bahagia tertawa tapi hatinya berkarat.

10. Ada pula yang sedih menangis tapi kufur nikmat.

11. Ada yang murah senyum tapi hatinya mengumpat.

12. Ada pula yang berhati tulus tapi wajahnya cemberut.

13. Akan terlihat bendera2 hitam mengaku sebagai Ashabul Daulah, namun tidak pernah menepati janji

14. Akan muncul kaum lemah (lemah akal sehat dan imannya), namun tiada yang peduli pada mereka

15. Ada yang berlisan bijak tapi tidak memberi teladan.

16. Ada pula pelacur tapi menjadi figur.

17. Ada yang memiliki ilmu tapi tidak paham.

18. Ada pula yang paham tapi tidak menjalankan.

19. Ada yang pintar tapi membodohi.

20. Ada pula yang bodoh tapi tidak tahu diri.

21. Ada yang beragama tapi tidak berakhlak.

22. Ada pula yang berakhlak tapi tidak ber-TUHAN.

Wallahu a'lam bish showaab...

Laa ilaaha illa anta subhaanaka inni kuntu mina dzoolimiin..

Yaa Rabb, Jauhkanlah kami beserta anak turunan kami dari sifat" seperti itu...

Aammiin...

Sumber: FB @Moh Khozin Imam

Kisah Nabi Luth : Ulah Iblis dibalik Sodomi Pertama Dalam Sejarah


=================================================================

Rencana Jahat Iblis
-------------------
Kaum Nabi Luth yaitu kaum Sodom termasuk kaum yang diberi banyak kelebihan,diantaranya adalah suka bergotong royong dan bersatu padu.Mereka biasa pergi kerja bersama-sama,meninggalkan anak dan istri dirumah.

Rupanya iblis tidak menyukai hal itu,berbagai upaya telah dilakukan iblis dan anak buahnya untuk merusak tatanan kaum Luth,namun ternyata belum membuahkan hasil yang memuaskan.Sungguh susah menyesatkan kaum yang suka persatuan.

Namun bukan iblis namanya jika tak punya cara licik.Akhirnya iblis dapat ide.Setiap kaum Luth pulang kerja maka Iblis merusak dan menghancurkan hasil pekerjaan mereka secara sembunyi-sembunyi.

Keesokan harinya kaum Luth bertanya-tanya tentang siapa yang merusak hasil pekerjaan mereka,membuat pekerjaan kemarin jadi sia-sia dan memperlambat produksi.

Masyarakat sangat kesal dengan pelaku pengrusakan yang sering terjadi,maka mereka bersepakat bila si pelaku tertangkap akan dijatuhi hukuman berat.

Pada hari-hari berikutnya Iblis menjelma menjadi seorang anak muda yang manis tampangnya.Ketika kaum Luth pergi bekerja iblis menjalankan aksinya.Ada sekelompok masyarakat yang melihat gerak gerik pemuda manis itu kemudian menyadari bahwa pemuda manis itulah pelakunya.Langsung saja masyarakat berusaha menangkap pemuda itu.Setelah diinterogasi akhirnya anak muda itu mengakui perbuatannya.Masyarakat sepakat akan memberikan hukuman mati kepada pemuda manis jelmaan iblis itu.

Sampai diisini skenario Iblis lancar jaya dan skenario berikutnya telah tersusun rapi.

Nah,masyarakat yang telah memutuskan akan menghukum mati pemuda manis itu,mengurungnya sambil alih-alih ingin mengetahui siapa orang tua dan keluarganya.Pemuda manis itu dijaga secara bergiliran.

Malam itu juga ,ketika telah memasuki waktu tidur,anak manis jelmaan Iblis itu berakting pura-pura menangis dan meratap begitu sedih.Sang Penjaga rupanya kasian melihat hal itu dan bertanya,''Ada apa denganmu...?"

''Ayahku selalu memelukku waktu aku mau tidur'',jawab anak itu

Penjaga itu tidak tega,karena tak ingin melihat anak itu bersedih akhirnya mau tidak mau dia berkata,''Ya sudah,sini saya peluk''.

Ketika sudah dipeluk,anak manis jelmaan Iblis itu melakukan gerakan-gerakan yang membangkitkan nafsu orang tersebut,terus menerus hingga syahwat orang itu menggelora.

Si penjaga telah terpancing dengan nafsu iblis , anak manis jelmaan Iblis itu kemudian mengajarkan kepada orang itu sesuatu yang belum pernah dilakukan oleh peradaban manusia,yaitu Sodomi.Malam itulah terjadi sodomi pertama kali dalam sejarah manusia.

Pagi harinya ketika bangun,anak muda jelmaan iblis itu sudah tidak ada.Orang itu pun menceritakan apa yang terjadi dengan berapi-api sambil mencontohkannya.Teman-temannya menjadi sangat penasaran dan kemudian mencoba melakukannya.Akhirnya hari demi hari,kerusakan moral menyebar kemana-mana dan menjadi kebiasaan masyarakat.

Iblis adalah yang pertama kali mencontohkannya lalu diteruskan oleh orang yang menggaulinya.Rupanya rencana iblis tidak sampai disitu,ada agenda jahat lain yang harus diwujudkan.

Iblis Merusak Kaum Wanita Negeri Sodom
--------------------------------------
Kemudian Iblis menjelma menjadi seorang wanita lalu datang mengompori kaum perempuan dengan mengatakan,''Sesungguhnya laki-laki kalian sudah saling suka sama suka ,kalian tidak dibutuhkan lagi.''

''Iya kami telah mengetahuinya'',jawab para wanita itu.

Iblis lalu mengajarkan hal baru kepada kaum wanita itu,sehingga mereka saling mencukupi satu sama lain juga.

Dari umumnya hal itu,sampai akhirnya tanpa rasa malu mereka melakukannya dengan terang-terangan.Bahkan apabila ada musafir dari kota lain,mereka rampok dan tega memperkosa bila mereka suka.

Laki-laki memperkosa laki-laki,wanita dengan wanita...benar-benar kerusakan moral yang parah.

Dakwah Nabi Luth
----------------
Alloh mengutus Nabi Luth untuk menyadarkan kaumnya.Puluhan tahun Nabi Luth membimbing dan menyadarkan mereka namun hanya segelintir saja yang sadar,sedang sebagian besar mereka tetap bahkan tambah tak bermoral.

Dan (Kami juga telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). (Ingatlah) tatkala dia berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seorangpun (di dunia ini) sebelummu?"
Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.(AL A'raf : 80-81)

Ketika mereka merasa tidak nyaman dengan dakwah-dakwah Nabi Luth,mereka memutuskan untuk segera mengusirnya.

Jawab kaumnya tidak lain hanya mengatakan: "Usirlah mereka (Luth dan pengikut-pengikutnya) dari kotamu ini; sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang berpura-pura mensucikan diri".(AL A'raf : 82)

Lebih dari itu ,Luth memperingatkan bahwa 'malapetaka akan segera diturunkan jika mereka tidak berhenti dari perbuatan itu' justru ditanggapi dengan tantangan agar kutukan Tuhan ditimpakan kepada diri mereka sendiri,karena mereka tak peduli.

Nabi Luth akhirnya menyadari kalau mereka tidak dapat diberi peringatan atau pengertian lagi.Mereka bagai virus mematikan yang terus menginfeksi sekelilingnya dan tak ada cara lain kecuali dengan mengamputasi mereka alias dimusnahkan.

Nabi Luth as kemudian berdoa kepada Alloh,biasanya yang dia minta adalah petunjuk dan hidayah agar kaumnya sadar kembali ke jalan yang benar.Namun sayangnya kali ini beliau meminta agar kaumnya di azab.Demi tidak menjalarnya virus amoral ke daerah-daerah lainnya ,Nabi Luth sudah rela bila kaumnya dihukum.

Munculnya Tamu-Tamu Misterius
-----------------------------
Alloh yang Maha Kuasa mengabulkan doa Nabi Luth as,DIA mengutus malaikatNya untuk menghukum kaum keras kepala itu.Mula-mula malaikat itu menjelma sebagai laki-laki rupawan.Mereka mengetuk pintu rumah Nabi Luth.Nabi Luth membukakan pintu dan terpesona dengan rupa tampan para tamunya itu.Di satu sisi dia ingin menyambut tamunya dengan penuh keramahtamahan,namun disisi lain dia sangat khawatir akan keselamatan tamunya itu.Karena Nabi Luth tahu benar bagiamana tak bermoralnya kaumnya terlebih lagi bila berjumpa orang tampan.

Nabi Luth berpesan kepada isterinya dan puterinya agar merahasiakan kedatangan tamu-tamu, jangan sampai terdengar dan diketahui oleh kaumnya. Akan tetapi isteri Nabi Luth yang memang sehaluan dan sependirian dengan penduduk Sadum telah membocorkan berita kedatangan para tamu dan terdengarlah oleh pemuka-pemuka mereka bahwa Luth ada tamu terdiri daripada remaja-remaja yang tampan parasnya dan memiliki tubuh yang sangat menarik bagi para penggemar homoseks.

Terjadilah apa yang dikhuatirkan oleh Nabi Luth. Begitu tersiar dari mulut ke mulut berita kedatangan tamu-tamu remaja tampan di rumah Luth, berdatanglah mereka ke rumahnya untuk melihat para tamunya dan memuaskan nafsunya. Nabi Luth tidak membuka pintu bagi mereka dan berseru agar mereka kembali ke rumah masing-masing dan jangan mengganggu tamu-tamu yang datangnya dari jauh yang sepatutnya dihormati dan dimuliakan .

Mereka diberi nasihat agar meninggalkan adat kebiasaan yang keji itu yang bertentangan dengan fitrah manusia dan kudrat alam di mana Tuhan telah menciptkan manusia berpasangan antara lelaki dengan perempuan untuk menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makhluk yang termulia di atas bumi.
Nabi Luth berseru agar mereka kembali kepada isteri-isteri mereka dan meninggalkan perbuatan maksiat dan mungkar yang tidak senonoh, sebelum mereka dilanda azab dan seksaan Allah.

Seruan dan nasihat-nasihat Nabi Luth tak dipedulikan ,mereka bahkan mendesak akan mendobrak pintu rumahnya dengan paksa dgn kekerasan kalau pintu tidak di buka dengan sukarela. Merasa bahwa dirinya sudah tidak berdaya untuk menahan arus orang-orang penyerbu dari kaumnya itu yang akan memaksakan kehendaknya dengan kekerasan berkatalah Nabi Luth secara terus terang kepada para tamunya:

" Sesungguhnya aku tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu menyerbu ke dalam .Aku tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang dapat menolak kekerasan mereka , tidak pula mempunyai keluarga atau sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan rumah aku tidak dapat menghalaukan gangguan terhadap tamu-tamuku dirumahku sendiri.

Begitu Nabi Luth selesai mengucapkan keluh-kesahnya , para tamu segera mengenalkan diri kepadanya dan memberi identitasnya, bahwa mereka adalah malaikat-malaikat yang menyamar sebagai manusia yang bertamu kepadanya dan bahwa mereka datang ke Sodom untuk melaksanakan tugas menurunkan azab dan siksa atas rakyatnya yang membangkang dan enggan membersihkan masyarakatnya dari segala kemungkaran dan kemaksiat yang keji dan kotor.

Kepada Nabi Luth para malaikat itu menyarankan agar pintu rumahnya dibuka lebar-lebar untuk memberi kesempatan bagi orang -orang yang haus homoseks itu masuk. Namun malangnya ketika pintu dibuka dan para penyerbu menjejakkan kaki untuk masuk, tiba-tiba gelaplah pandangan mereka dan tidak dapat melihat sesuatu. mereka mengusap-usap mata, tetapi ternyata sudah menjadi buta.

Sementara para penyerbu rumah Nabi Luth berada dalam keadaan kacau balau berbentur antara satu dengan lain berteriak-teriak menanya-nanya gerangan apa yang menjadikan mereka buta dengan mendadak, para tamu jelmaan malaikat berseru kepada Nabi Luth agar meninggalkan segera perkampungan itu bersama keluarganya, karena waktunya telah tiba bagi azab Allah yang akan ditimpakan. Para malaikat berpesan kepada Nabi Luth dan keluarganya agar perjalanan ke luar kota jangan seorang pun dari mereka menoleh ke belakang.

Kaum Sodom dimusnahkan
----------------------
Nabi Luth keluar dari rumahnya sehabis tengah malam, bersama keluarganya terdiri dari seorang isteri dan dua puterinya berjalan cepat menuju keluar kota, tidak menoleh ke kanan mahupun kekiri sesuai dengan petunjuk para malaikat yang menjadi tamunya.Akan tetapi si isteri yang menjadi musuh dalam selimut bagi Nabi Luth berada dibelakang rombongan Nabi Luth berjalan perlahan-lahan tidak secepat langkah suaminya dan tidak henti-henti menoleh ke belakang karena ingin mengetahui apa yang akan menimpa atas kaumnya, seakan-akan meragukan kebenaran ancaman para malaikat yang telah didengarnya sendiri.

Dan begitu langkah Nabi Luth berserta kedua puterinya melewati batas kota Sodom, sewaktu fajar menyingsing, bergetarlah bumi dengan dahsyatnya menggoncang kota Sodom, tidak terkecuali isteri Nabi Luth yang munafiq itu. Getaran itu mendahului suatu gempa bumi yang kuat dan hebat disertai angin yang kencang dan hujan batu api yang menghancurkan dengan serta-merta kota Sodom berserta semua penghuninya .

Demikianlah ayat Allah yang diturunkan untuk menjadi pengajaran dan ibroh bagi hamba-hamba-Nya yang akan datang.

Kisah Nabi Luth Di Dalam Al-Quran
---------------------------------
Kisah Nabi Luth dalam Al-Quran terdapat pada 85 ayat dalam 12 surah diantaranya surah "Al-Anbiyaa" ayat 74 dan 75 , surah "Asy-Syu'ara" ayat 160 sehingga ayat 175 , surah "Hud" ayat 77 sehingga ayat 83 , surah "Al-Qamar" ayat 33 sehingga 39 dan surah "At-Tahrim" ayat 10...

Sumber : FB @Muhammad Abdul Fatah

Hari Raya Bukan hanya memakai baju baru.

Ketika hari raya menjelang baik idul adha atau idul fitri kita disunahkan mandi walaupun tidak untk mendatangi sholat ied karena memang hari itu adah hari berhiaas bagi umat islam. Disunahkan memakai pakaian yg bagus dan wewangian yg paling wangi.

و يسن الغسل للعيدين و ان لم يرد الحضور لانه يوم زينة…..ويندب التطيب للذكر باحسن ما يجده عند الطيب و التزن باحسن ثيابه و افضلها البيض الا ان يكون غيرها احسن……و ان ياكل قبلها في عيد الفطر و الاولى ان يكون تمرا وترا و ان يمسك عن الاكل فى الاضحى….……….……….. نهاية الزين ١٠٨_١٠٩

يندب ان يلبس الرجال و النساء احسن ما لديهم من ثياب سواء كانت جديدة او مستعملة، بيضاء او غير بيضاؤ باتفاق
  Sunah hukumnya laki-laki atau perempuan memakai pakaian yg paling bagus yg mereka miliki baik baru maupun sudah dipakai ,baik putih ataupun warna yg lain.

Dalam kitab Bugyatul Musytarsyidin disebutkan :

  وليس العيد لمن لبس الجديد بل طاعاته تزيد ، ولا لمن تجمل بالملبوس والمركوب بل لمن غفرت له الذنوب

Hari raya bukanlah milik orang yg pakai baju baru tapi bagi orang yg tambah taatnya begitu juga bukan milik orang yg bagus pakaian dan kendaraannya akan tetapi bagi orang yg diampuni dosa2nya

بغية المسترشدين – (ج 1 / ص 185) ======== وليس العيد لمن لبس الجديد بل هو لمن طاعته تزيد ، ولا لمن تجمل باللبس والركوب بل لمن غفرت له الذنوب تحفة الحبيب على شرح الخطيب – (ج 2 / ص 443) ========
وَلَيْسَ الْعِيدُ لِمَنْ لَبِسَ الْجَدِيدَ بَلْ هُوَ لِمَنْ طَاعَتُهُ تَزِيدُ ، وَلَا لِمَنْ تَجَمَّلَ بِاللُّبْسِ وَالرُّكُوبِ بَلْ لِمَنْ غُفِرَتْ لَهُ الذُّنُوبُ حاشية البجيرمي على الخطيب – (ج 5 / ص 412) ========

(والتطيب والتزين) بما مر في الجمعة، إلا إنه هنا يسن له أن يلبس أحسن ثيابه ولو غير بياض، وعند التساوي البياض أولى.
وفارق الجمعة بأن المراد هنا إظهار النعم، وهو بالأعلى أولى، وفي الجمعة إظهار الكمال، وهو في البياض أعلى، وإلا أنه هنا يسن الغسل والتزين والتطيب.

Smg Allah menjadikan kita dalam bulan yg mulia ini sebagai orang orang yg beruntung. Amin ya mujibas saailiin.

Wallahu a'lam bisshowaab.

Sumber: FB @Madras Ribath

Bani Alawy sampai munculnya Imam Mahdi

Berkata AL-HABIB ABDULLAH BIN ALWI AL HADDAD.

"Tidak akan pernah kosong suatu jaman daripada para tokoh utama Bani Alawy, sampai nanti datangnya Al-Imam Mahdi yang dijanjikan. Mereka ada yang suka menyendiri dan tertutup keadaannya, namun ada juga yang sering terlihat di antara manusia dan terkenal."

Beliau kemudian melanjutkan, "Terkadang Allah mengumpulkan pada sebagian orang-orang khusus ilmu-ilmu dhahir dan bathin, serta menganugerahkan kepadanya keahlian untuk memberikan kemanfaatan buat kalangan khusus dan kalangan umum. Allah juga menganugerahkan ilmu tentang syariah, ilmu thariqah dan ilmu haqiqah.

Anugerah-anugerah tersebut biasanya diberikan kepada sekelompok orang dari salafus sholeh. Anugerah-anugerah tersebut juga diberikan kepada sekelompok orang yang tak dapat dihitung jumlahnya dari Saadah Bani Alawy. Hal tersebut dapat diketahui oleh orang yang melihat perjalanan-perjalanan hidup mereka dan membaca sejarah hidup mereka."

Beliau masih terus melanjutkan kalamnya, "Sesungguhnya thariqah Bani Alawy adalah sekokoh-kokohnya dan selurus-lurusnya jalan. Perjalanan kehidupan mereka adalah sebaik-baiknya perjalanan dan seindah-indahnya suri tauladan. Sesungguhnya mereka berjalan pada suatu thariqah yang lurus, terang, jernih dan selamat."
Beliau juga berkata, "Tidak sepantasnya bagi seorang dari keturunan Bani Alawy untuk memilih jalan di luar jalan yang sudah ditempuh oleh para pendahulunya. Tidak sepantasnya ia berpaling dari thariqah dan siroh mereka.

Mereka bahkan harus sebaliknya, mengikuti dan bahkan berusaha menarik orang yang mengaku sudah mendapatkan jalan di luar jalan yang ditempuh olehnya dan oleh keluarga Bani Alawy.

Hal ini dikarenakan thoriqah mereka telah disaksikan nilai kebenarannya oleh Al-Qur'an, As-Sunnah, jejak-jejak sholihin dan perjalanan para Salafus Sholeh. Itu semua terjadi karena mereka (keluarga Bani Alawy) menerima thariqah tersebut generasi dari generasi sebelumnya, ayah dari kakeknya, dan terus begitu sampai kepada baginda Nabi SAW.

Kedudukan (maqam) mereka bertingkat-tingkat (di sisi Allah), ada yang utama dan ada yang lebih utama, ada yang sempurna dan ada yang lebih sempurna."

[Diambil dari kitab Al-Ilm An-Nibroos, karya Al-Habib Abdullah bin Alawy Haddad]
Semoga Allah mudahkan rizqi kita berkat orang2 sholeh dan mengumpulkan kita bersama mereka ...amin.

Kesederhanaan Sayyidina Ali RA

Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib ra pada hari raya memakai pakaian yang sederhana dan makanan yang sederhana.

Ketika itu sahabat melihat beliau dalam keadaan tersebut mereka bersedih dan berkata,

"Wahai Amirul Mukminin bukankah hari ini hari raya?"

Beliau as menjawab,

"Ya benar, sekarang adalah hari raya dan setiap hari dimana ketaatanku bertambah bagiku adalah hari raya."

Seraya mengucapkan;

ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟْﻌِﻴْﺪُ ﻟِﻤَﻦْ ﻟَﺒِﺲَ ﺍﻟْﺠَﺪِﻳْﺪَ، ﺇِﻧَّﻤَﺎ ﺍﻟْﻌِﻴْﺪُ ﻟِﻤَﻦْ ﻃَﺎﻋَﺘُﻪُ ﺗَﺰِﻳْﺪُ

"Hari raya bukanlah bagi orang yang memakai pakain baru,

Akan tetapi hari raya bagi yang bertambah ketaatannya.."

و ﻟَﻴْﺲَ ﺍﻟْﻌِﻴْﺪُ ﻟِﻤَﻦْ ﺗَﺠَﻤَّﻞَ ﺑِﺎﻟْﻤَﻠْﺒُﻮْﺱِ ﻭَﺍﻟْﻤَﺮْﻛُﻮْﺏِ، ﺇﻧﻤﺎ ﺍﻟﻌﻴﺪ
ﻟِﻤَﻦْ ﻏُﻔِﺮَﺕْ لَهُ ﺍﻟﺬُّﻧُﻮْﺏُ ..

"Hari raya bukanlah bagi orang yang memperindah dirinya dengan pakain dan kendaraan,

Akan tetapi hari raya bagi orang yang dosa-dosanya mendapatkan ampunan.."

وﻟﻴﺲ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤﻦ ﺃﻛﻞ ﺍﻟﻄﻴﺒﺎت ﻭﺗﻤﺘﻊ ﺑﺎﻟﺸﻬﻮﺍﺕ ﻭالملذﺍﺕ، ﻟﻜﻦ ﺍﻟﻌﻴﺪ ﻟﻤن ﻗﺒﻠﺖ ﺗﻮﺑﺘﻪ ﻭﺑﺪﻟﺖ ﺳﻴﺌﺎﺗﻪ ﺣﺴﻨﺎﺕ ..

"Bukanlah hari raya bagi orang menyantap makanan yang lezat,

Bersenang-senang dengan syahwat dan yang lezat-lezat.

Akan tetapi bagi orang yang diterima taubatnya dan kejelekannya diganti dengan kebaikan.."

صدقت يا أب الحسن يا أميرالمؤمنين

Semoga Allah SWT menjadikan kita diantara orang yang benar-benar berhari raya....

FIQH ZIARAH


A.   Makna Ziarah Kubur

Ziarah kubur adalah kegiatan keagamaan yang berupa mengunjungi kubur sesama muslim dengan tujuan mendoakan / kirim doa   untuk mayit agar mendapatkan maghfiroh, tambahan rahmat dan tambahan pahala dengan bacaan al-Qur'an dan kalimat thayyibah (seperti tahlil, tahmid, tasbih, shalawat, dll.). 

Kegiatan ziarah kubur diperintahkan Rasulullah Saw.  berdasarkan hadis : 

كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَزُورُوهَا و في رواية زيادة : فَإِنَّهَا تـُرِقُّ الْقَلْبَ وَ تـُدْمِعُ اْلعَيْنَ تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ (رواه مسلم و أحمد)

       "Saya  dahulu melarang ziarah kubur, sekarang berziarahlah, riwayat lain terdapat tambahan: karena demikian itu bisa menghaluskan hati, mencucurkan air mata, dan mengingatkan akhirat".

      Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Imam Ahmad tersebut dapat diambil ajaran bahwa kegiatan ziarah kubur, pada awalnya, dilarang oleh Rasulullah SAW, kemudian diperintahkan karena mengandung hikmah yang positif dalam meningkatkan iman dan ketakwaan, yaitu (1) menghaluskan perasaan / hati, (2) memudahkan untuk menerima nasehat, dan (3) mengingatkan akan adanya kehidupan akhirat setelah mati.

       Di samping maksud utama ziarah kubur untuk mendoakan dan kirim doa  juga dalam rangka upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan berdoa melalui bertawassul dengan para wali-wali atau orang-orang yang sholeh -- misalnya ziarah makam Rasulullah SAW, makam Walisongo di pulau Jawa yang telah mendahuluinya. Bertawasul dengan orang-orang sholeh tersebut  diperintahkan dalah ajaran Islam sesuai dengan firman Allah Swt.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَابْتَغُوا إِلَيْهِ الْوَسِيلَةَ وَجَاهِدُوا فِي سَبِيلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (المائدة : 35)

"Wahai orang-orang beriman bertakwalah kepada Allah dan carilah wasilah (perantaran) kepada Allah, dan berjuanglah pada jalan Allah, semoga kamu mendapatkan keberuntungan"

Habib Zainul Abidin Ba'alawy -- dalam kitab Al-Ajwibah al-Ghaaliyah fi Aqidah al-Firqah al-Naajiyah (hlm. 77) -- menyatakan Jumhur Ulama' Ahlusussunnah berpendapat : berdasarkan ayat tersebut, Allah Swt. memerintahkan orang beriman untuk mencari wasilah,  yaitu segala sesuatu yang dijadikan Allah Swt sebagai sebab yang dapat mendekatkan diri kepadaNya. dan yang dapat dijadikan perantara tercapainya suatu tujuan.


 

Wasilah bisa berupa amal shaleh (al-a'mal al-sholihah) atau berupa orang-orang yang berbuat amal sholeh (al-dawat al-sholihah) baik yang masih hidup maupun yang telah wafat misalnya para nabi, dan para waliyullah.

Patut kita syukuri di Negara kita tercinta ini, ziarah kubur ke makam para wali (misalnya walisongo di Pulau Jawa) telah menjadi tradisi budaya positif yang menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan kehidupan sehari-hari. 

Namun amat disayangkan masih ada sebagian kecil umat Islam yang berpandangan keliru, ziarah kubur dianggap hanyalah sekedar berdo'a di makam para wali maupun ulama.

Oleh karena itu, para ulama, berdasarkan al-Qur’an dan hadis tersebut menetapkan hukum ziarah dan bertawasul dengan orang-orang yang sholeh baik yang masih hidup maupun yang telah wafat hukumnya  adalah sunah, yaitu suatu perbuatan yang baik (khoir) mendapatkan pahala disi Allah SWT.

B.  Hikmah Ziarah Kubur  

, y              yaitu al. :

1.   Mengingatkan alam akhirat

Bahwa kelak di alam akhirat, manusia dibangunkan (dihidupkan) kelambali oleh Allah Swt. untuk menerima pembalasan atas segala perbuatannya semasa hidup di dunia.

1.   Menambah Zuhud terhadap Dunia

Zuhud  terhadap dunia, yaitu meninggalkan cinta dunia untuk berbakti dan mencitai Allah Swt.. Hal ini berarti, seseorang jangan sampai terpesona dan terpikat hati dan pikirannya pada dunia, tetapi ia dapat menyalurkan harta duniawi untuk beramal shaleh yang diridhai Allah Swt. seperti zakat, infaq dan shadaqah. Harti itulah yang menjadi harta hakiki dan abadi, yang dapat diambil manfaatnya di akhirat

2.      Mengambil Suri Tauladan

  Setiap manusia pasti akan mengalami kematian, yang waktu ajalnya tiada seorangpun yang mengetahui kecuali Allah Swt.. Oleh karena itu, seharusnya manusia menyiapkan bekal sejak dini untuk menghadapi ajal tiba, bukan harta benda yang dibawa ke alam kubur, tetapi amal perbuatannya, dan amal-amal shaleh yang dapat dijadikan bekal keselamatannya. Pada sisi lain, manusia dapat mengambil pelajaran dari perjalanan hidup orang-orang yang telah mendahulinya, mencontoh kebaikan-kebaikannya dan meninggalkan perilaku yang tidak baik.


C.                      KETENTUAN PESERTA ZIARAH

 

Guna memperlancar pelaksanaan ziarah ini, diharapkan semua peserta mentaati ketentuan sebagai berikut :


1. Kewajiban :
           
1.    Menata niat yang baik dan benar
2.    Menjaga diri agar tetap dalam keadaan berwudhu (suci).
3.     Tenang dan khusuk dalam bersikap.
4.    Hadir tepat waktu ditempat pemberangkatan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh panitia.
5.    Mentaati petunjuk dan pengarahan yang diberikan secara insidental (sewaktu-waktu) oleh panitia sesuai dengan kondisi dan situasi.
6.    Berpakian muslim/muslimah secara rapi dan sopan.


 2.  Larangan :

1. Bersikap, berfikir, berperilaku dan  berkata-kata kotor,

2. Memakai / menggunakan perhiasan   yang berlebihan,

3. Merokok dalam kendaraan,

            1. Keluar rombongan tanpa ijin, dan


            2.       Duduk dan berdiri menginjak makam (mizan). 



FIQH SAFAR





   1.   Pendahuluan

Berpergian jauh (safar) adalah bagian dari tuntutan dan kebutuhan kehidupan yang tidak bisa terpisahkan, baik bepergian dalam konteks melaksanakan suatu kewajiban agama atau dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari.
 Dalam ajaran Islam terdapat beberapa tugas dan kewajiban yang menuntut adanya bepergian jauh, misalnya ibadah haji,  umrah, beperang  menuntut ilmu, berniaga dan berziarah/ menziarahi saudara-saudara. Maka dari itu, perhatian Islam sangat besar  terhadap masalah safar, baik permaslahan hukum dan adabnya. Sebagai orang Islam, kita  wajib mempelajarinya dan berupaya keras untuk menjalankan dan merealisasikannya.
     Salah satu perintah Allah swt adalah ”umat Islam hendaknya mengadakan perjalanan di muka bumi ini dan  melakukan pengamatan serta penelitian terhadap berbagai peristiwa dan kejadian alam semesta ketika dalam perjalanan tersebut. Allah swt berfirman :

قُلْ سِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُرُوا كَيْفَ بَدَأَ الْخَلْقَ ثُمَّ اللَّهُ يُنْشِئُ النَّشْأَةَ الآخِرَةَ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ (العنكبوت:٢٠)

Katakanlah: "Berjalanlah di (muka) bumi, Maka perhatikanlah bagaimana Allah menciptakan (manusia) dari permulaannya, kemudian Allah menjadikannya sekali lagi. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
 2.  Niat Safar (Bepergian) 
       Niat atau menyengaja melakukan sesuatu bersamaan dengan memulai melakukannya (qushd al-syai' muqtarinan bi al-fi'li). Niat merupakan ikrar komitmen untuk suatu tujuan yang telah ditetapkan dalam hati sebagai dasar dan landasan melakukan sesuatu perbuatan, dengan kata lain, niat adalah ketetapan hati melakukan sesuatu.
 Niat dalam pandanagan Islam, mempunyai kedudukan yang sangat penting dan menentukan bobot kualitas perbuatan seseorang. Rasulullah saw bersabda :
إِنَّمَا الْأَعْمَالُ بِالنِّيَّةِ وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى (رواه البخاري)
“Sesungguhnya (sah dan sempurnyanya) amal perbuatan itu tergantung pada niat, dan seseorang akan memperoleh (penghargaan dan balasan) sesuai dengan yang diniatkan” .
Imam Nawawi menyatakan bahwa niat adalah tolak ukur dari amal perbuatan (mi’yar al-a’mal), jika niat dan tujuah baik maka amal ibadah menjadi baik. Sebaliknya, jika niat dan tujuan buruk, maka amal ibadah menjadi buruk.
Oleh karena itu, pastikanlah niat dan tujuan kita dalam melakukan sesuatu apapun agar senantiasa berada dalam bingkai keikhlasan dan kebaikan untuk mengharap ridha dari Allah swt. Termasuk dalam melakukan bepergian (safar) sekarang ini, kita berniat dan bertujuan silaturrahim, mencari ilmu, dan bertadabbur di alam semesta untuk mengharap ridha dari Allah swt. Dengan niat dan tujuan yang baik dan benar, kita berharap amal ibadah kita memenuhi standar ibadah yang memenuhi perintah Allah swt. 

وَمَا أُمِرُوا إِلا لِيَعْبُدُوا اللَّهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ (البيّنة : ٥)

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

 Dengan demikian, seseorang yang melakukan perjalanan (safar) hendaknya memiliki niat yang jelas dan positif sesuai dengan perintah agama, misalnya bersilaturrahim (berkunjung sanak saudara), bermuamalah, menghadiri undangan famili atau sahabat yang sedang mengadakan resepsi pernikahan, ziarah kubur orang tua, ziarah kubur wali-wali Allah, pergi menunaikan ibadah haji, umroh, atau bertadabbur alam semesta dalam meningkatkan iman dan takwa dan lain-lain.

Dan niat itu dapat dinyatakan benar dan sah apabila : 
a.      Islam (yang berniat seorang muslim)
b.      Berakal dan tamyiz
c.      Mengetahui /terhadap yang dilakukan
d.      ditetapkan dalam hati
e.      dilakukan pada awal melakukan perbuatan (al-manwi)
f.       tidak ada hal-hal yang bertentangan anatar niat dan yang diniati (al-manwi)
 
    3.  Adab Safar .

      1.       Hendaknya seorang yang bepergian (safar) menyiapkan perbekalan dari harta yang halal dan menyisakan nafkah untuk orang-orang yang wajib ia nafkahi, seperti istri, anak dan orang tua. Di samping itu, hendaknya membersihkan diri dari barang-barang tanggungan dan titipan (yang ada padanya) dengan mengembalikan dan melunasi kepada pemiliknya.
      2.       Hendaknya pamitan dan mohon doa kepada orang tua, kerabat, tetangga dan atau kepada orang yang alim,  meskipun yang minta doa tadi lebih alim dari padanya. Karena hal ini pernah dilakukan oleh sahabat Rasulullah saw. Suatu ketika hendak umroh sahabat umar bin khathab berpamitan (minta doa kepada Nabi SAW), bahkan nabi SAW bersabda : “Jangan lupa aku dalam doa-doamu, wahai saudaraku”.(HR. Abu Daud dan Imam Turmudzi).
      3.       Hendaknya ketika berpergian jauh (safar) dibarengi oleh tiga atau empat orang teman atau setelah ia pilih diantara orang-orang yang shalih dan layak untuk safar bersamanya. Karena safar, sebagaimana disebutkan: yang memberitakan orang-orang. Disebut safar (artinya: terbuka) karena safar itu menyingkap akhlak dan perilaku orang-orang laki-laki.
     Rasulullah saw telah bersabda,”seorang pengendara (musafir) sendirian itu adalah setan, dua orang pengendara itu adalah setan dan tiga pengendara itu adalah sekelompok musafir.” ”Kalau sekiranya manusia mengetahui apa yang aku ketahui dari kesendirian, niscaya seorang musafir tidak berjalan di malam hari seorang diri.” (HR. Al-Bukhari )
4.    Hendaknya para musafir mengangkat salah seorang di antara mereka sebagai pemimpin (amir safar) yang memimpin mereka dengan musyawarah di antara mereka. Karena Rasulullah telah bersabda ,”Apabila tiga orang keluar untuk suatu safar hendaknya mereka mengangkat salah seorang mereka sebagai pemimpin.” (HR. Abu Daud).
5.    Hendaknya melakukan shalat istikharah sebelum melakukan safar, karena Rasulullah menganjurkannya, sehingga beliau benar-benar mengajarkannya kepada para sahabatnya sebagaimana beliau mengajarkan satu surat Al-Quran kepada mereka. Juga Istikharah untuk segala urusan. (HR. Al-Bukhari).
6.    Hendaknya berangkat di pagi hari pada hari kamis, karena Rasulullah telah bersabda ”ya Allah berkahilah umatku pada waktu paginya.” juga diriwayatkan bahwasanya beliau selalu berangkat pada hari kamis di dalam safarnya.
7.    Hendaknya bertakbir (mengucapkan: Allahu akbar) pada setiap tanjakan. Abu hurairah menuturkan bahwasannya ada seorang lelaki berkata, ”Ya Rasulullah, sesungguhnya aku hendak berpergian jauh (safar), maka berilah aku pesan.” Beliau menjawab, ”Hendaknya kamu selalu bertaqwa kepada Allah dan bertakbir pada setiap tempat yang tinggi (tanjakan).” (HR. At-Tirmidzi)  Ketika jalannya naik membaca Allahu Akbar 3x, ketika jalannya turun membaca Subhanallah 3x.
8.    Hendaknya banyak berdoa kepada Allah swt di dalam perjalanannya, memohon kepadanya kebaikan dunia dan akhirat, karena doa pada saat berpergian jauh itu mustajab (diterima), karena Rasulullah SAW bersabda :

ثَلَاثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لَا شَكَّ فِيهِنَّ دَعْوَةُ الْوَالِدِ وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ وَدَعْوَةُ الْمَظْلُومِ (رواه أبي داود)

Tiga doa yang tidak diragukan akan dikabulkan, yaitu doa orang tua, doa orang sedang bepergian, dan doa orang yang didholimi”

Oleh karena itu, sorang yang sedang bepergian anjurkan (disunnahkan) memperbanyak doa. Seorang musafir dalam berdoa hendaknya optimis doanya akan dikabulkan Allah saw. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw :

اُدْعُوا اللهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ (رواه الترمذي)
Berdoalah kepada Allah dalam keadaan kamu optimis (yakin) akan dikabulkan. Ketahuilah bahwa Allah tidak mengabulkan doa yang keluardari hati yang lalai dan tidak serius”.


       4.  Doa dan Dzikir dalam Bepergian

1.    Doa Ketika Berpamitan

Ketika mohon pamit (ucapan selamat berpisah) kepada orang tua, guru, saudara-saudara dan sahabat-sahabat dekatnya, seorang musafir hendaknya berdoa dengan doa berikut:

أَسْتَوْدِعُ اللهَ دِيْنَكُمْ وَأَمَانَتَكُمْ وَخَوَاتِمَ أَعْمَالِكُمْ

”Aku titipkan agama kalian kepada Allah, amanah kalian dan pengunjung amal perbuatan kalian.”
    
     lalu orang-orang yang akan ditinggalkan      mengucapkan:

زَوَّدَكَ الُله التَّقْوَى وَ غَفَرَ ذَنْبَكَ وَوَجَّهَكَ إِلىَ الْخَيْرِ حَيْثُ تَوَجَّهْتَ
”semoga Allah membekalimu ketaqwaan, dan mengampuni dosamu serta membimbingmu kepada kebaikan ke mana saja kamu pergi.”
          Rasulullah saw telah bersabda :     ”Sesungguhnya Luqman Al-Hakim berkata ”sesungguhnya Allah apabila dititipi sesuatu maka dia memeliharanya.” dan beliau mengucapkan kepada orang yang mengantarkannya: ”Aku titipkan agamamu kepada Allah, amanah kamu dan pengunjung amal perbuatan kamu.” (HR. Abu Daud)

2.  Melakukan sholat safar sebelum berangkat

Shalat safar (bepergiaan) dilakukam 2 rekaat, (rekaat pertama baca fatihah dan al-kafirun, rekaat kedua fatihah dan al-ikhlash)

 Dengan niat :

أُصَلِّي سُنَّةَ السَّفَرِ رَكْعَتيْنِ لِلَّهِ تَعَالَى

“Saya shalat sunnah bepergian dua rekaat karena Allah SWT".

Setelah salam shalat safar, berdoa :

 

اللَّهُمَّ إِلَيْكَ تَوَجَّهْتُ. وَبِكَ اعْتَصَمْتُ. اللَّهُمَّ اكْفِنِي مَا أَهَمَّنِي وَمَا لَمْ أَهْتَمَّ بِهِ. اللَّهُمَّ  زَوِّدْنِي التَّقْوَى وَاغْفِرْ لِي ذَنْبِي. وَوَجِّهْنِي لِلْخَيْرِ أَيْنَمَا تَوَجَّهْتُ.


“Ya Allah kepada-Mu aku menghadap, dan dengan-Mu aku berpegang teguh. Ya Allah cukupkanlah apa yang menjadi kepentinganku dan sesuatu yang menjadi pelengkap. Ya Allah bekalilah aku dengan taqwa dan ampunilah doasaku. Dan hadapkanlah diriku pada kebaikan dimanapun aku menghadap”





3.   Doa Keluar Rumah

بِسْمِ اللهِ آمَنْتُ بِاللهِ. تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِ الْعِظِيْمِ

“Dengan nama Allah, aku beriman kepada Allah, aku berserah diri kepada Allah, Tidak ada daya untuk mendapat manfaat dan tidak ada kekuatan untuk menolak kejahatan kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang maha Luhur lagi Maha Agung”

اللَّهُمَّ أَعُوذُ بِكَ أَنْ أَضِلَّ أَوْ أُضَلَّ أَوْ أَزِلَّ أَوْ أُزَلَّ أَوْ أَظْلِمَ أَوْ أُظْلَمَ أَوْ أَجْهَلَ أَوْ يُجْهَلَ عَلَيَّ (أبي داود )

Dengan menyebut nama Allah, aku bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan tiada kekuatan kecualai karena pertolongan Allah. Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepadamu untuk tidak tersesat atau disesatkan, terpeleset atau dipelesetkan dan menjadi bodoh atau dibodohi.” (HR. Abu Daud).

4.   Doa ketika berada di atas
Kendaraan
بِسْمِ اللهِ مَجْرَاهَا وَمُرْسَاهَا إِنَّ رَبيِّ لَغَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ. وَمَا قَدَرُوْا اللهَ حَقَّ قَدْرِهِ وَاْلأَرْضُ جَمِيْعًا قَبْضَتُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَالسَّمَاوَاتُ مَطْوِيَّاتٌ بِيَمِيْنِهِ سُبْحَانَهُ وَتَعَالىَ عَمَّا يُشْرِكُوْنَ

“Dengan nama Allah di waktu berangkat dan berlabuhnya (kendaraan) sesungguhnya Tuhanku benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyanag. Dan mereka (orang-orang musyrik) tidak  mengagungkan Allah dengan pengagungan semestinya, padahal buli seluruhnya dalam genggaman-Nya pada hari kiamat, dan langit digulung dengan kekuasaan-Nya, Maha Suci Allah dan Maha Tinggi Dia dari apa yang mereka persekutukan.”

5.  Doa ketika kendaraan mulai bergerak

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ. بِسْمِ اللهِ, وَ بِاللهِ, وَاللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ, اللهُ اَكْبَرُ. تَوَكَّلْتُ عَلَى اللهِ. لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ الْعَلِيِ الْعِظِيْمِ, مَاشَآءَ اللهُ كَانَ وَمَا لَمْ يَشَأْ لَمْ يَكُنْ, سُبْحَانَ الَّذِي سَخَرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنّاَ لَهُ مُقْرِنِيْنَ. وَ إِنّاَ إِلىَ رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُوْنَ. اللَّهُمَّ إِنَّا نَسْأَلُكَ فِي سَفَرِنَا هَذَا البِّرَ وَالتَّقْوَى وَ مِنَ الْعَمَلِ مَا تَرْضَى. اللَّهُمَّ هَوِّنْ عَلَيْنَا سَفَرِنَا هَذَا وَاطْوِعَنَّا بُعْدَهُ. اللَّهُمَّ أَنْتَ الصَاحِبُ فِي السَّفَرِ وَالْخَلِيْفَةُ فِي اْلأَهْلِ وَ الْمَالِ. اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوْذُ بِكَ مِنْ وَعْثَآءِ السَّفَرِ وَ كَآبَةِ الْمَنْظَرِ وَ سُوْءِ الْمُنْقَلَبِ فِي الْمَالِ وَاْلأَهْلِ.

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, Dengan nama Allah, dank arena Allah, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, aku berserah diri kepada Allah, Tidak ada daya untuk mendapat manfaat dan tidak ada kekuatan untuk menolak kejahatan kecuali dengan pertolongan dari Allah Yang maha Luhur lagi Maha Agung. Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi, dan yang tidak dikehendaki Allah pasti tidak terjadi. Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini pada kami, padahal kami tiada kuasa menundukkannha. Dalam sesungguhya hanya kepada Tuhan, kami pasti akan kembali. Ya Allah kami mohon kepada-Mu dalam perjalanan kami ini, kebaikan, ketaqwaan dan amal perbuatan yang Kau ridloi. Ya Allah mudahkanlah perjalanan kami ini dan singkatkanlah kejauhannya. Ya Allah, Engkau adalah kawan dalam bepergian, pelindung terhadap keluarga dan harta benda yang ditinggalkan. Ya Allah saya berlindung kepada-Mu dari kesukaran dalam bepergian, penampilan yang megecewakan, kepulangan yang jelek mengenai harta, maupun keluarga”.

6.    Jika merasa takut kepada seseorang, hendaknya membaca:

اللَّهُمَّ اِنَّا نَجْعَلُكَ فِيْ نُحُوْرِهِمْ وَنَعُوْذُ بِكَ مِنْ شُرُوْرِهِمْ

”Ya Allah, sesungguhnya kami menjadikan engkau pada leher mereka, dan kami memohon perlindungan kepada-mu dari kejahatan mereka.”
itulah yang dibaca oleh Rasulullah saw (HR. Abu Daud)





7.    Ketika mampir di suatu rumah yang asing / kosong

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّآمَّةِ مِنْ شَرِّمَا خَلَقَ

”Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan apa yang telah Dia ciptakan Ya Allah” (HR. Muslim)

8.   Doa Ketika Tiba di Tempat Tujuan 

اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَهَا وَخَيْرَ أَهْلِهَا وَخَيْرَ مَا فِيْهَا وَأَعُوْذُ بِكَ مِنْ شَرِّهَا وَشَرِّ أَهْلِهَا وَشَرِّ مَا فِيْهَا
Ya Allah saya mohon kepada-Mu kebaikan negerini, dan kebaikan penduduknya dan kebaikan yang ada di dalamnya. Dan saya berlindung kepada-Mu dari kejahatan negeri ini, kejahatan penduduknya dan kejahatan yang ada di dalamnya”.

 4.  Hukum-Hukum yang Berkaitan        dengan Safar
     Meng-qashar shalat-shalat yang empat rakaat dikerjakan menjadi dua rakaat saja, kecuali shalat maghrib tetap dikerjakan seperti biasa, yaitu tiga rakaat. Melakukan shalat qashar bisa dimulai semenjak iameninggalkan negri (kampung) tempat ia tinggal higga kembali lagi, kecuali jika ia berminat akan menetap di suatu tempat yang dituju lebih dari 4 (empat) hari atau ingin mampir disitu (lebih dari empat hari). Maka dalam kondisi seperti itu ia harus shalat secara sempurna, tidak meng-qashar shalat, kecuali kalau sudah meninggalkan negeri tujuannya itu dan kembali ke kampung halamannya, maka pada saat kepergian baliknya itu ia boleh meng-qashar sampai tiba di kampung halamannya. Hal tersebut berdasarkan firman Allah


وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي الأرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا (النسآء : 101)
dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar shalat, jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu. (QS. An-Nisa’ : 101)

               juga berdasarkan penuturan Anas : ”kami pernah keluar dari kota Madinah bersama Rasulullah menuju Mekah. (di dalam perjalanan) Rasulullah melakukan shalat ruba’iyah (yang empat rakaat) menjadi dua rakaat saja hingga kami kembali ke Madinah.” (HR. An-Nisa’i dan At-Tirmidzi).
1.    Boleh mengusap kedua khuff (sepatu yang menutup kedua mata kaki) pada waktu berwudhu selama tiga hari tiga malam, berdasarkan penuturan Ali ,” Rasulullah menentukan selama tiga hari tiga malam bagi orang musafir, dan hanya satu hari satu malam bagi orang yang muqim.” maksudnya adalah tentang mengusap kedua khuff di saat berwudhu (tanpa harus mencopotnya). (HR. Muslim)
2.    Boleh berbuka puasa, berdasarkan firman Allah :
أَيَّامًا مَعْدُودَاتٍ فَمَنْ كَانَ مِنْكُمْ مَرِيضًا أَوْ عَلَى سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ وَعَلَى الَّذِينَ يُطِيقُونَهُ فِدْيَةٌ طَعَامُ مِسْكِينٍ فَمَنْ تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرٌ لَهُ وَأَنْ تَصُومُوا
 خَيْرٌ لَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ تَعْلَمُونَ (البقرة :184)

“……. Maka Barangsiapa diantara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), Maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi Makan seorang miskin. Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, Maka Itulah yang lebih baik baginya. dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 184)

3.      Boleh melakukan shalat sunah di atas binatang tunggangan, keman saja binatang itu menghadap, berdasarkan penuturan Abdullah bin Umar,” bahawasanya Rasulullah pernah melakukan sholat sunnah menghadap sesuai dengan kemana unta tunggangannya menghadap.” (Al-Bukhari dan Muslim)
4.    Boleh menggabung (men-jama’) shalat Zhuhur dengan Ashar dan Shalat Mahrib dengan Isya’ secara Jama’ taqdim, jika perlu bersegerah dalam perjalanan. Jadi, shalat zhuhur dan shalat Ashar di lakukan pada waktu zhuhur , shalat Maghrib dam isya’ dilakukan pada waktu shalat maghrib ; atau dengan cara jama’ ta’khir, yaitu shalat Zhuhur ditunda waktunya hingga waktu ashar dan dikerjakan bersama dengan shalat ashar ;sementara shalat Maghrib ditunda dan dilaksanakan bersamaan dengan sholat isya’ , berdasarkan penuturan Mu’adz bin jabal ,” kami pernah keluar (pergi) bersama Rasulullah di masa perang Tabuk. Beliau melakukan shalat zhuhur dan ashar secara bersamaan, maghrib dan isya’ secara bersamaan pula.” (HR.  Al-Bukhari dan muslim).