Abdul Hamid Aly

Rindu ini selalu milikmu Yaa Rosuul

Save Muslim Muslimah

Saling berpesan kepada hal kebenaran dan kesabaran

KH. M. Ali Bahruddin

Pesantren At-taqwa Pasuruan (Keluarga Jam'iyyah Thoriqoh Al-Mu'tabaroh Qodiririyyah wa Naqsyabandiyah).

Nahdlatul Ulama'

Ahlus Sunnah wal Jama'ah An-Nahdliyyah.

Diamond Class

Alhamdulillah ala kulli chaal.

Tampilkan postingan dengan label ABDUL HAMID ALY. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label ABDUL HAMID ALY. Tampilkan semua postingan

Rabu, 03 Juli 2019

INI ALASAN KENAPA PARA SANTRI SUKA MENATA SANDAL.



Ngalap berkah dengan menata sandal

التبرُّكُ بالنَّعلين من الوليِّ أفضلُ منه بغيرهما لأنهما يَحمِلانِ الجُثَّةَ كلَّها . ( الفوائد المختارة : ٥٧٠ )

Ngalap berkah melalui sandal seorang wali labih utama dari pada dengan selainnya. Karena sandal di gunakan untuk membawa jasad seutuhnya.

Satu hal unik yang sudah menjadi ciri khas santri adalah mereka suka berebutan menata sandal kyainya. Menata sandal kyai adalah bentuk kepatuhan yang tulus dan keta'dziman kepada sosok guru atau kyai dan diyakini didalamnya ada keberkahan. Santri menyebutnya sebagai upaya ngalap berkah.

Perbuatan menata sandal ini juga melibatkan  2 kyai besar Indonesia yaitu KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari saat mereka bersama berguru pada Kyai Sholeh Darat Semarang.

Keduanya selalu berebutan dan bersaing untuk dapat menata sandal kyainya. Sebagai ganjarannya, karena perbuatannya itu dimata Kyai keduanya dipandang sangat istimewa.

Kegiatan menata sandal ini terlihat sepele, namun ternyata ada dasar kisah dibalik perbuatan yang melibatkan 2 ulama besar Indonesia itu. Ceritanya adalah sebagai berikut :

Di zaman Rasulullah, ada seorang bocah berumur belasan tahun bernama Salman. Ia selalu datang lebih dulu ke Mesjid sebelum nabi Muhammad saw datang. Setelah Nabi Muhammad saw masuk mesjid, Salman kemudian bergegas merapikan dan membalik posisi sandal Rasulullah. Hal itu dilakukan setiap hari sehingga membuat Rasulullah penasaran untuk mengetahui siapa yang melakukan itu.

Suatu kali saat masuk Mesjid, Rasulullah sengaja bersembunyi untuk melihat siapa orang yang merapikan dan mengubah letak sandalnya. Saat itulah dilihatlah Salman yang melakukannya.

Nabi Muhammad Shallallahu 'Alayhi wa Sallam kemudian mendoakan Salman agar menjadi orang yang alim dalam ilmu Fiqh. Setelah dewasa dikalangan ulama Salman dikenal kemudian sebagai ahli Fiqh sesuai nabi saw doakan terhadapnya. (dari buku kebiasaan 2 ulama besar KH Ahmad Dahlan dan KH Hasyim Asy’ari)

Wallahu a’lam.

Minggu, 27 Mei 2018

دعاء فى شهر رمضان




دعاء فى شهر رمضان
بسم الله الرحمن الرحيم
. إِنَّا أَنزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ(1)  وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ .(2) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِّنْ أَلْفِ شَهْرٍ .(3)   تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِم مِّن كُلِّ أَمْرٍ . (4) سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ . (5)
ياربنااقبلنافى ليلة الغفران......................2
ياربنااحفظنافى شهرنارمضان...................2
يارب سامحنافى شهرنارمضان..................2
يارب اغفرلنافى شهرنارمضان..................2
ياربناارحمنافى شهرنا رمضان...................2
ياب عاملنا باللطف والاحسان...............2
ياربناادخلنافى جنة الرضوان..................2
يارب سلمنا من لهبةالنيران..................2
ياربناانفعناببركةالقران.......................2
ياسلام سلمنا من عوائق عاقتنا............2
ياسلام اكتب سلام بين زمزم والمقام........2

بسم الله الرحمن الرحيم
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ (1) فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْ (2) إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الأبْتَرُ(3)
 ياالله بنا نلتق عند الحبيب النبي.......................2
نوردبحوض النبي ياالله مع الواردين......................2
مع انبيائك اجمعين عبادك الصالحين....................2
فى زمرة احمد محمد سيد المرسلين........................2
سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلام على المرسلين والحمد لله رب العالمين.

دعاء بعد تراويح
بسم الله الرحمن الرحيم
اَللَّهُمَّ اجْعَلْنَا بِاْلإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ، وَلِفَرَائِضِكَ مُؤَدِّيْنَ، وَعَلَى الصَّلَوَاتِ مُحَافِظِيْنَ، وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ، وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ، وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ، وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ، وَعَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضِيْنَ، وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ، وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ، وَبِالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ، وَبِالنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ، وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ، وَتَحْتَ لِوَاءِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ، وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ، وَفِى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ، وَعَلَى سَرِيْرَةِ الكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ، وَبِحُوْرٍ عِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ، وَمِنْ سُنْدُسٍ وَإِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ، وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ، وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفَّيْنِ شَارِبِيْنَ، بِأَكْوَابٍ وَأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِنْ مَعِيْنٍ، مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِيْنَ. وَصَلَّى اللَّهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ، سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ، وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
دعاء بعد الوتر
بسم الله الرحمن الرحيم
اللهُمَّ إِنَّا نَسْـأَلُكَ اِيْمَانًا دَائِمًا، وَنَسْأَلُكَ قَلْبًا خَاشِعًا، وَنَسْأَلُكَ عِلْمًا نَافِعًا، وَنَسْأَلُكَ يَقِيْنًا صَادِقًا، وَنَسْأَلُكَ عَمَلاً صَالِحًا، وَنَسْأَلُكَ دِيْنًاقَيِّمًا، وَنَسْأَلُكَ خَيْرًا كَثِيْرًا، وَنَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ، وَنَسْأَلُكَ تَمَامَ الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الشُّكْرَ عَلَى الْعَافِيَةِ، وَنَسْأَلُكَ الْغِنَاءَ عَنِ النَّاسِ، اَللهُمَّ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا صَلاَتَنَا وَصِيَامَنَا وَقِيَامَنَا وَتَخُشُّعَنَا وَتَضَرُّعَنَا وَتَعَبُّدَنَا وَتَمِّمْ تَقْصِيْرَنَا يَا اَللهُ يَااَللهُ يَااَللهُ يَااَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى خَيْرِ خَلْقِهِ مُحَمَّدٍ وَعَلَى اَلِهِ وَصَحْبِهِ اَجْمَعِيْنَ، وَالْحَمْدُ ِللهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
سبحان الملك القدوس سبوح قدوس ربناورب الملائكة والروحx 3. اشهد ان لااله الاالله استغفرالله نسئلك رضاك والجنة ونعوذبك من سخطك والنارx3.اللهم انك عفوكريم تحب العفو فاعف عنا3.xياكريم.......اعتقدوا على الصوم: نويت الصوم غد عن اداء فرض شهر رمضان هذه سنة لله تعالى


Jumat, 01 Desember 2017

JENESYS 2017

LAPORAN PROGRAM JENESYS 2017
PENGURUS BESAR NAHDLATUL ULAMA’ (PBNU)
ASPEK PENDIDIKAN
Oleh.
Abdul Hamid Aly, M.Pd
Waseda University



A.    Latar Belakang

Program Jenesys (Japan-East Asia Network of Exchange for Students and Youths) program ini adalah pertukaran pelajar atau pemuda diantara Negara asia dan jepang yang dilaksanakan oleh pemerintah jepang. Program ini bertujuan untuk membangun kerjasama baik dalam segi ekonomi, social, politik, pendidikan dan teknologi juga mempererat hubungan atar Negara untuk diplomasi yang lebih baik. Penyelenggara yang ditunjuk oleh pemerintah jepang adalah JICE (Japan International Center) sebagai pengelola dan menjadi fasilitator dalam program tahunan jepang ini.
Pada tahun ini, ada beberapa kelompok dengan berbagai tema yang di berangkatkan termasuk perwakilan dari PBNU (Pengurus Besar Nahdlatul Ulama) dan PP Muhammadiyah yang berjumlah skitar 20 orang dengan rincian 18 orang peserta dan 2 supervisor. Angkatan pertama dari pertukaran pemuda dan pelajar ini membawa tema tentang “Islamic Religion”. Program ini telah berlangsung selama 10 hari terhitung mulai tanggal 2 Oktober sampai 10 oktober 2017. Dalam kegiatan ini, banyak agenda yang sudah diikuti bersama mulai dari training tentang orientasi kegiatan di jepang, kuliah umum di universitas Waseda, studi wisata di Hakuba Mountain, Tinggal dan hidup berdampingan dengan keluarga dan penduduk asli jepang, school visit, dan workshop sebagai sosialisasi sistem pelaporan pasca kegiatan.
Dari berbagai kegiatan tersebut banyak penemuan dan hasil yang perlu disampaikan sebagai tindak lanjut kegiatan ini agar bisa lebih baik lagi kedepan, juga sebagai landasan untuk menjalin kerjasama kedua belah pihak sebagai tujuan utama program ini dilaksanakan. Banyak aspek yang perlu didiskusikan terkait hasil dari program ini baik dari segi ekonomi, sosial budaya, politik dan teknologi. Namun dalam laporan ini hanya disampikan di aspek pendidikan yang telah di observasi oleh penulis baik dari temuan di lapangan atau hasil diskusi dengan pihak terkait.




B.     Hasil Temuan Lapangan

1.      Pendidikan Karakter Sejak Dini
Pendidikan Karakter di jepang dimulai sejak dini yaitu sejak mereka belajar di jenjang pendidikan dini atau setara PAUD atau Taman Kanak-Kanak di Indonesia. Dari fakta dilapangan para peserta didik sudah di ajarkan untuk menjaga kebersihasn di sekaolahnya dengan cara ikut membersihkan kelas dan lingkungan sekolahnya setiap akan belajar. Para peserta didik diminta ikut berpartisipasi dalam menjaga lingkungan sebagai bentuk cinta lingkungan yang bersih. Disisi lain, penanaman karakter cinta lingkungan juga diterapkan dalam hal lebih suka berjalan kaki daripada naik kendaraan atau transportasi, gerakan ini juga sebagai bentuk cinta lingkungan  untuk meminimalisir polusi udaradan diri sendiri untuk kesehatan dan kebugaran.

2.      Keluarga dan lingkungan sebagai penunjang utama
Disamping Penanaman karakter sejak dini, Jepang juga memaksa kehidupan sosial dalam unsure keluarga dan  masyarakat umum sebagai aktor dalam menciptakan lingkangan yang baik. Dalam kata lain keluarga sebagai kelompok terkecil masyarakat juga ikut andil dalam mendidik karakter baik dalam segi hubungan dengan alam lingkungan atau orang lain.

3.      Sistem Pendidikan
Dari hasil pemaparan pemerintah Hakuba-Mura, Sistem pendidikan di jepang tidak sedikit berbeda dengan Indonesia. Akan tetap ada beberapa hal yang membedakan yaitu, pertama, adanya tiga jenis sekolah seperti Privat, Publik dan Negeri, Kedua, sitem kurikulum yang bersifat kelembagaan dan nasional dalam satu sekolah. Ketiga, Pendidikan Karakter adalah pendidikan yang setiap orang adalah bertanggung jawab dan bertugas untuk melaksanakannya. Dari ketiga aspek perbedaan dari system pendidikan di atas, jepang bisa memperthankan kemajuannya dalam bidang pendidikan disamping pengembangan dalam pengabdian dan penelitian.

C.    Diskusi dan Analisis Hasil Temuan

Dari ketiga temuan dari aspek pendidikan di atas ada beberapa hal yang perlu di analisi sebagai proses diskusi tentang penemuan yang ada dilapangan dengan informasi terkait baikdalam sudut pandang penulis atau penduduk jepang. Setelah itu, hasil temuan di ukur dan dibandingkan dengan sitem dan proses yang ada di Indonesia untuk melihat dan sebagai perbandingan positif agar mendapat nilai positif dari hasil temuan yang ada untuk dua belah pihak. Dari temuan diatasa, ada dua sisi yg bisa di pisahkan yaitu pendidikan karakter dan sistem pendidikan. 

1.      Pendidikan Karakter
Negara Jepang lahir dari Kerajaan kekaisaran Jepang dengan satu suku dan satu pemerintahan dengan menganut system patuh terhadap kaisar. Peraturan dan system yang ada dalam wilayah kekaisaran adalah satu komando berada dalam aturan kerajaan yang wajib dipatuhi. Dengan awal faham seperti ini jepang bisa bergerak secara bersamaan dan saling membantu dalam komando pemerintah. Alhasil, aturan kaisar seperti kepercayaan pada agama Shinto dan segala pemahamannya juga menyebar dan dilaksanakan oleh seluruh orang jepang termasuk dalam hal pendidikan karakter. Semua aspek dan unsure masyarakat di jepang sama-sama bertugas dalam hal membangun karakter bangsa seperti lebih mendahulukan orang lain  dan menghormati satu sama lain. Hal ini juga bisa berdampak pada baiknya system pendidikan karakter di jepang.
Sedangkan di sisi lain, Negara Indonesia lahir dari beragam suku, ras dan budaya. Yang tidak dapat dipungkiri perbedaan aturan dan budaya yang ada akan memicu perbedaan dalam pemahaman dan implementasi dari aturan tersebut. Dengan kata lain, berbeda budaya, suku dan ras bisa mempengaruhi implementasi dari aturan dan system yang dibuat oleh pemerintah. Masalah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang ada seperti perbedaan dalam hal ritual sosial keagamaan satu sama lain yang tidak bisa di satukan juga dalam hal memberi treatmen khusus pada anak dalam kacamata adat setempat. Namun, banyaknya perbedaan yang ada menuntut masyarakat Indonesia untuk saling menghormati dan toleransi antar satu sama lain dan inilah yang menjadi cirri khas Indonesia di mata dunia dengan basis Negara Bhineka tunggal ika yaitu lahir dari suku, ras, dan budaya yang berbeda namun satu kesatuan dengan tujuan yang sama untuk bangsa dan Negara Indonesia.    
Dalam aspek pendidikan karakter di Indonesia juga tidak luput dari peranan pondok pesantren yang mendidik dan mempertahankan habituasi tentang implementasi antara agama dan sosial yang melahirkan karakter unggul di masyarakat. Peran Pondok pesantren  di Indonesia tidak bisa dilepaskan selain mempertahankan khazanah keislaman juga keilmuan tentang karya para kyai dan ulama’ di masa lampau. Di pesantren inilah salah satu tugas pembentukan karakter ditempa dimana kehidupan mini dalam masyarakat di visualisasikan dalam kehidpan sehari-hari.
 Dari informasi di atas dapat dilihat keunggulan dari kedua Negara yang dari segi diplomatis juga menguntungkan satu sama lain. Dengan adanya pertukaran pelajar dan pemuda, kedepan kedua Negara akan dapat keuntungan yang lebih dalam hal hubungan diplomatis untuk mutualisme pehaman baik tentang keunggulan dalam mengelola dan mempertahankan keamjuan di jepang atau menganalisa toleransi dan keberagaman baik di masyarakat umum atau pesantren di Indonesia.

2.      Sistem Pendidikan
Pada awalnya, banyak isu dan temuan dari orang lain yang mengatakan bahwa system di jepang berbeda dengan di Indonesia. Perbedaan ini cukup signifikan dalam segi kurikulum dan aturan yang ada, pertama, aturan bagi penduduk asli di suatu desa tidak boleh belajar di luar daerah. Kedua, kurikulum per institusi adalah independent tanpa ada campur tangan dari pemerintah pusat, Namun kedua informasi itu sama sekali tidak bisa dibenarkan, setelah adanya interview dengan pemerintah daerah di Hakuba-Mura.
Setelah mendapat informasi yang cukup dari keterangan yang di berikan ada beberapa hal yang perlu disinkronisasikan anatara Jepang dan Indonesia dalam aspek pendidikan. Jika di Jepang ada tiga jenis institusi , Privat, Publik dan Negeri, di Indonesia ada 2 jenis institusi yaitu Swasta dan Negeri juga adanya persamaan dalam hal bagaimana pembuatan atau implementasi dari kurikulum yang di aplikasikan. Persamaan dan perbedaan dari kedua Negara dalam hal sistem pendidikan tidak lepas dari faktor yang muncul dari kedua Negara tersebut.

D.     Kesimpulan dan Saran
1.      Kesimpulan
Setelah mendapat informasi dan temuan juga hasil diskusi di atas, beberapa kesimpulan dapat di bagi menjadi beberapa poin yaitu:
a.       Kedua Negara mempunyai potensi yang sama positif dalam hal pendidikan karakter
b.      Jepang dan Indonesia sama-sama mempunyai peluang dan hal positi dari system pendidikan yang diterapkan
c.       Kedua Negara punya keunggulan untuk segi positif dalam implementasi system pendidikan yang ada sebagai hasil dari faktor yang mempengaruhi aspek pendidikan di Negara tersebut.
2.      Saran
a.       Dalam pendidikan karakter kedua Negara mempunyai masalah dan keunggulan yang bisa menjadi penyelesaian satu sama lain, maka dari itu, perlu adanya pertukaran Kyai dan Praktisi pendidikan ke jepang sebagai langkah khusus dan intens dalam hala pendidikan karakter.

b.      Dalam Sistem pendidikan yang diterapkan perlu adanya kajian lebih lanjut andata kedua Negara dalam hubungan pendidikan untuk sama-sama membantu satu sama lain dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul melihat beberapa kesamaan yang ada di dua Negara tersebut.







Minggu, 14 Agustus 2016


Profil


SaveMuslimMuslimah.blogspot.com


Save Muslim Muslimah adalah sebutan akun pribadi saya dan ada maksud tersendiri mengapa saya menggunakan "Save Muslim Muslimah", kalau dalam bahasa indonesia artinya 'Selamatkan Muslim dan Muslimah' karena memang zaman sekarang sudah waktunya orang Islam kembali ke khittoh salafunas sholih dan menjaga tradisi terdahulu yang baik juga membuat inovasi terkini yang kompetitif. Sekilas saja tentang apa yang di maksud Save MuslimMuslimah,

Abdul Hamid Aly
Abdul Hamid Aly, adalah orang jawa asli kelahiran Pasuruan, jawa timur, 12 Juli 1993/Versi Ijazah (13 juli 1993/Versi saya). Gubuk kecil saya terletak di pertengahan sawah desa Mulyorejo Kec. Kraton Kab. Pasuruan, Jawa Timur Indonesia. Panggilan biar lebih simpel diambil dari kata tengah yaitu 'Hamid'. Anggota keluarga ada 'banyak' tapi yang kandung cuma 10 orang, dan saya putra bungsu. Syukur, hobi saya tidak suka berdiam didalam kamar (Bertapa, hehe) dan menyendiri tapi Travelling dan Looking for new places karena dari situ saya bisa menemukan hal dan lingkungan baru. Bidang skill, saya lebih condong menjadi Event Organizer (EO) karena menurut saya menjadi konseptor suatu tugas atau kegiatan tidak cukup dan seperti ada yang kurang. Alhamdulillah, saya masih single karena dengan itu saya bisa lebih fokus untuk studi dan mengembangkan karier baik dalam bisnis, atau yang lain. 

Riwayat Pendidikan Formal, saya pernah mengenyam pendidikan Raudhatul Athfal (RA) di RA At-taqwa Cabean dan setelah itu pergi ke daerah Kec. Wonorejo untuk belajar ngaji sambil sekolah di SDN Wonorejo 04, tapi karena sesuatu hal, maka saya di transfer ke MIN BEJI ketika akan mengikuti Ujian Akhir Sekolah. Setelah lulus dari MIN BEJI saya langsung meneruskan ke MTs At-Taqwa (2005-2008) dan MA At-taqwa (2008-2011), lalu pada th 2011 masuk di S1 jurusan bahasa Inggris Fakultas Keguruan dan Ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Islam Malang (UNISMA) yang Alhamdulillah bisa lulus tepat waktu, 4 tahun. Ketika sudah wisuda karena bingung mau kemana akhirnya lanjut lagi di S2 Magister Pendidikan Bahasa Inggris di Pasca Sarjana Universitas Islam Malang (UNISMA) tahun 2015 sampai sekarang.

Riwayat Pendidikan Informal, setelah lulus RA saya pergi mondok di TPQ Barokah di Wonorejo untuk belajar mengaji dan menghafal Al-qurán, dan belum sempat khatam saya harus kembali ke rumah karena dituntut meneruskan sekolah formal dan pada waktu yang bersamaan saya juga Nyantri di Pondok Pesantren At-Taqwa Cabean dengan menempuh studi Dirosah Diniyah Awaliyah (Ibtidaiyyah) dan Wustho (Tsanawiyah) dengan total masa belajar 9 tahun. Tahun 2011 setelah lulus Madrasah Aliyah (MA) saya dikirim ke Pare kampung Inggris (Kediri, Jawa Timur) untuk kursus Bahasa Inggris dan Bahasa Arab. Disana saya belajar di beberapa tempat kursusan seperti Aladin, Ocean, Krisna, Elfast, Global English, Webster dan yang lain (Lupa namanya, hehe). Bersamaan masuk S1 saya juga Nyantri di Pesantren Kampus Ainul Yaqin (PKAY) Universitas Islam Malang (UNISMA), dan walaupun di tengah studi di tahun kedua saya harus pulang-pergi Pasuruan karena mengikuti Kursus Servis Komputer oleh Pemkab Pasuruan di Pandaan, dan sekarang saya menjadi santri di RTQ Al-Muhibbin Gasek, Sukun, Malang, untuk melanjutkan hafalan Al-Qurán, dengan niat mencari Ridho Allah, Amin.

Pengalaman Organisasi dan Pekerjaan, untuk pengalaman organisasi mungkin lebih lengkap bisa dilihat di daftar Curriculum Vitae karena disana juga ada keterangan beserta bukti Surat Tugas/Keputusan tentang kegiatan/Organisasi yang dimaksud. Untuk urusan pekerjaan saya pernah mengajar di MTs dan MA At-Taqwa, Tutor Kursus di Pare, Kediri, dan sekarang menjadi Bendahara plus Sekretaris di Pesantren Kampus Ainul Yaqin (PKAY) Unisma atas nama Dosen diFKIP dan FEB Universitas Islam Malang sampai sekarang.


Sabtu, 13 Agustus 2016

Jika Mereka Seperti itu, Ada Apa dg Kita?



https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiR7h4R-UsCOiMZg1CvHAwfgPaVi-aAYL1u-0KkPWMZSe96L9tmg5CRwVOzmKWTIq7vp4MbuLJILa_I0pC3DWnQhvlsYSE1kYgSFGLv0muelcJA3nAo7ZxslTypLXTD8FueSYmyss1fXvc/s1600/biodata+nabi+muhammad+saw+iqro.net.jpg


Jika Imam Syafi’i merasa mendapat bencana saat melihat betis gadis yang tak sengaja tersingkap. Kita malah merasa mendapat nikmat meski tak diungkap.

Jika Umar bin Khatab menginfakkan kebun yang membuatnya ketinggalan shalat ashar. Kita malah biasa saja berulang kali tertinggal meski adzan terdengar.

Jika Urwah bin Zubair tak terganggu shalatnya saat pisau bedah mengamputasi kaki. Kita bahkan terganggu hanya karena nyamuk yang menggigit ibu jari.

Jika Nabi Ibrahim as. sangat menyesal karena pernah berbohong meski seumur hidup hanya tiga kali. Kita malah santai saja meski jumlah dusta kita sudah tak terhitung lagi.

Jika ‘Aisyah menyesali mengatakan “Shafiyah Si Pendek” yang bisa mengubah warna lautan. Lalu bagaimana dengan gunjingan dari mulut kita? Mungkin bisa membuat seluruh samudra menjadi busuk dan pekat kehitaman.

Jika Umar bin Abdul Azis bergetar menahan istrinya berbicara di ruangan yang diterangi pelita minyak yang dibiayai negara. Kita malah keasyikkan menggunakan fasiltas perusahaan seakan milik kita saja.

Jika serpihan pagar kayu rumah orang yang dijadikan tusuk gigi bisa membuat “Sang Kyai” tertahan untuk masuk surga. Kita malah woles saja menikmati mangga hasil jarahan kebun tetangga.
Sudah begitu … pede pula kita meminta surga.

Astaghfirullah!
Memang hari ini dunialah yang nyata dan akhirat hanya cerita. Namun sesudah mati,akhiratlah yang nyata dan dunia tinggal cerita.
Ya Allah ampuni hamba...

Jumat, 12 Agustus 2016

SISTEM IKHLAS DI PESANTREN

https://damailahindonesiaku.com/wp-content/uploads/2016/02/suasana-kegiatan-santri-di-salah-satu-pondok-pesantren-_140211162637-980.jpg


Tersenyum mendengar perdebatan di media massa terkait Full day school. 
Beberapa bahkan ramai berkisar di pertanyaan yang agak menggelitik: memang gurunya mau di bayar berapaa?
Lah kalo Full Day and Night School kaya pesantren apalagi ya? Pesantren kan ga ada batas waktunya? 24 jam mendidik. 24 jam mengawasi santri. Siang malam menjalankan program. Ga hanya di kelas. Mandi, makan, tidur semuanya jadi kurikulum.
Lalu, ya itu tadi: emang gurunya dibayar berapaaa?

Pertanyaan itu mengungkapkan pemahaman bawah sadar masyarakat yang sangat serius. Kenyataan bahwa pendidikan sudah menjadi komoditas yang bersifat transaksional. Take and give. Murid membayar, guru dibayar.

Hal yang insya Allah tidak didapati di pondok pesantren yang hakiki karena memang tidak memakai sistem transaksional dan ukuran duniawi seperti ini. 

Semangat pesantren yang ada hanyalah give, give dan give. Tidak ada take and give.
Wakif ikhlas mewakafkan lahannya. Kyai ikhlas memimpin. Guru ikhlas mendidik. Santri ikhlas dididik. Walisantri ikhlas menyerahkan putra putrinya untuk dididik.

Itulah kenapa beban kerja pendidik di pesantren tidak bisa dihitung pakai matematika dunia. Apalagi jika sampai dihitung perjam pelajaran. Pakai upah lembur pula. Karena niat mereka memang bukan bekerja mencari penghasilan seperti layaknya pegawai di instansi instansi profit maupun publik.
Dalam sistem pesantren, santri hanya membayar apa yang mereka pakai. Makanan, listrik, air dsb.

 Zelf berdruiping system. Bersama memakai bersama membayar. Tidak ada rumusan santri membayar guru. Mendidik santri adalah bentuk perjuangan. Bentuk pengabdian kepada agama dan bangsa.

Lalu bagaimana mereka menghidupi keluarga mereka? Itulah rahasia keberkahan yg dijanjikan Allah SWT kepada siapapun yang mau membantu agama-Nya. In tanshurullaah yanshurukum wa yutsabbit aqdamakum. Burung saja keluar sarang sudah dijanjikan rezekinya oleh Sang Maha Pemberi Rezeki.
Transaksional? Bukan tempatnya di pesantren. Apalagi jika hanya berfikir mengambil apa yang ada di pesantren.

Dari proses pendidikan yang terjaga niat keikhlasannya inilah diharapkan didapatkan keberkahan ilmu dan ridho Ilahi.

Muhammadiyah Itu NU! Dokumen Fiqih yang Terlupakan




http://cdn.klimg.com/merdeka.com

Mukafi, NU Online | Senin, 30 Juni 2014 14:02

‘Tembok Berlin’ yang selama ini memisahkan Muhammadiyah dan NU membuat jarak yang cukup lebar. Tembok ini sejatinya bukanlah masalah yang besar, hanya saja tembok yang dimaksud adalah khilafiyyah pada masalah  furu’ yang sering menjadi kambing hitam persoalan dalam masyarakat muslim Indonesia. Sehingga pada kondisi-kondisi tentu kedua ormas tersebut nampak sulit untuk mencapai kata bersatu.<>

Ratusan juta orang yang bernaung dalam ormas Muhammadiyah dan NU barangkali bakal berubah dan tergugah seiring diterbitkannya buku “Muhammadiyah itu NU: Dokumen Fiqih yang Terlupakan”. Buku yang ditulis oleh Mochammad Ali Shodiqin ini benar-benar suara dari dalam Muhammadiyah sendiri, bukan intervensi atau kepentingan dari pihak-pihak tertentu.

Bahwa pada dasarnya, dulu Muhammadiyah itu sama persis dengan NU, demikian pula sebaliknya. Namun berita besar ini menyimpan dilema, sebab jika disampaikan akan menurunkan hujah fitnah yang dapat menyuburkan benalu perongrong ukhuwah. Kalau tidak disampaikan, seolah menggelapkan kebenaran yang sepatutnya didakwahkan kepada yang berhak. Jadi dilema ini bagaikan makan buah simalakama (hlm. 2). 

Bermula ketika penulis mendapatkan kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 dari tokoh Muhammadiyah di Yogyakarta. kemudian ia merasa terpanggil untuk menyampaikan sejarah tersebut, lalu  berinisiatif untuk menerbitkannya menjadi sebuah buku.
Kitab Muhammadiyah 1924, yang aslinya ditulis dengan bahasa Jawa dan huruf Arab pegon. Bahasa Jawa memang tak bisa dihindari kalau membahas periode awal Muhammadiyah di pusat kebudayaan Jawa, yaitu Kesultanan Yogyakarta (hlm. vii).

Kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 yang dikarang dan diterbitkan oleh Bagian Taman Pustaka Muhammadiyah Yogyakarta tahun 1924 sesungguhnya bukan hanya warisan berharga kaum Muhammadiyah saja, melainkan juga bagi NU. Kitab itu juga kitabnya NU. Isinya sama dengan kitab-kitab pesantren yang banyak diajarkan dalam dunia NU (hlm. 12). 

Masalahya hanyalah satu hal, bahwa di tahun 1924 itu, NU belum lahir, karena NU lahir tahun 1926. Dua tahun setelah kitab itu terbit. Dan hingga hari ini, isi ajaran fiqih yang diajarkan kitab itu masih terpelihara sebagai amalan orang NU. Amalan itu pula yang telah turun-temurun sejak ratusan hingga ribuan tahun lalu di perairan Nusantara ini, yaitu fiqih mazhab Syafi’i. Jadi walaupun NU belum lahir, namun ulama-ulama pesantren yang kemudian mendirikan NU itu tiap harinya mengamalkan ajaran fiqih, sebagaimana yang ada di dalam kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 (hlm. 13).

Muhammadiyah adalah gerakan dakwah, yaitu menyampaikan ajaran Islam yang sudah ada kala itu di Kesultanan Yogyakarta yang menganut mazhab Syafi’i, bukan berdakwah dengan mengarang ajarannya sendiri dari mulai nol. Pertanyaan mengapa bisa demikian? Dalam buku ini dijelaskan bahwa setelah meninggalnya Kiai Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammmadiyah pada tahun 1912, generasi Muhammadiyah pada beberapa masa selanjutnya tercampur dengan paham Wahabi imbas dari kebijakan-kebijakan pemerintahan Ibnu Saud di negeri Arab pada saat itu. Untuk itu, pada tahun 1926 NU lahir untuk merespon pemerintahan yang membawa paham Wahabi tersebut.
Metamorfosis Muhammadiyah setidaknya dapat dibagi menjadi empat masa, yaitu Masa Syafi’i tahun 1912-1925; masa pembauran Syafi’i-Wahabi tahun 1925-1967; masa Himpunan Putusan Tarjih (HPT) tahun 1967-1995; dan masa pembauran HPT-Globalisasi tahun 1995 hingga kini (hlm. 16).

Penerbitan HPT cetakan ke-1 dilakukan oleh Kiai Badawi tahun 1967. Penerbitan HPT ini sekaligus memulai babak baru sejarah (tarikh tasyri’) fiqih Muhammadiyah yaitu pada masa Himpunan Putusan Tarjih. Hingga cetakan ke-4, yakni pada tahun 1974 di dalamnya memuat 9 buah putusan Muktamar Tarjih 1972 di Pekalongan yang memuat salah satunya adalah penghapusan qunut (hlm. 82). Tidak dimuatnya qunut ini dimaksudkan untuk menghilangkan keraguan, sekaligus untuk perbaikan menurut putusan Muktamar Tarjih tahun 1972. Dengan demikian, seiring hilangnya keraguan dan adanya keyakinan umat serta kebiasaan shalat subuh tanpa qunutmaka terhapus pula sejarah bahwa di masa lalu Muhammadiyah pernah melaksanakan qunut sebagaimanaqunut-nya umat Islam lain (hlm. 119).

Masih banyak lagi hasil Himpunan Putusan Tarjih, di antaranya masalah menyentuh lawan jenis, niat membaca “ushalli”, shalawat tanpa Sayyidina, mengacungkan jari saat duduktahiyat, zikir setelah salam, azan Jum’at satu kali, shalat ‘Id di lapangan, dan lain-lain.

Sementara itu, isi kitab Fiqih Muhammadiyah 1924 memuat bab-bab ubudiyah, misalnya Bab Bersuci yang rinciannya meliputi persoalan air, najis, dan tata cara penyuciannya. Bab shalat yan cakupannya meliputi waktu shalat, rukun, sunnah, pembatalan. Bab Jama’ah yang membahas makruhnya jamaah, dan bab-babnya lainnya.

Guna menghadirkan cita rasa sejarah asli masa kiai Dahlan itu, bagi pembaca luar Jawa dan juga generasi Jawa masa kini yang sudah tidak nyambung dengan Jawanya. Maka buku ini disuguhkan dengan tidak  menghilangkan bahasa Jawa, melatinkan teks Arabnya, kemudian mengindonesiakannya. Jadi komposisi bahasa Jawa sekitar 20 persen, dan bukti keaslian ajaran Kiai Dahlan yang bertutur bahasa Jawa dalam kesehariannya.

Yang jelas, buku ini tujuannya bukan untuk menyalahkan satu sama lain. Namun untuk memadamkan api yang selama ini membakar jarak antara Muhammadiyah dan NU. Harapannya masing-masing dapat memahami perbedaan untuk melahirkan persatuan yang lebih erat bagi Indonesia.Judul : Muhammadiyah Itu NU! Dokumen Fiqih yang Terlupakan

Penulis : Mochammad Ali Shodiqin
Penerbit : Noura Books (PT. Mizan Publika)
Cetakan : I, Februari 2014
Tebal : xxii + 310 halaman
ISBN : 978-602-1306-01-1
Peresensi : Muhammad Zidni Nafi’, alumni Ma’had Qudsiyyah Kudus, Ketua CSS MORA (Community of Santri Scholars of Ministry of Religious Affairs) UIN SGD Bandung 2013-2014.

Kamis, 04 Agustus 2016

P E R E M P U A N

اَلْأُنْثَى: كَالْقَهْوَةِ، إِذَا أَهْمَلْتَهَا أَصْبَحَتْ بَارِدَةً، حَتَّى فِيْ مَشَاعِرِهَا
Perempuan itu seperti kopi, jika engkau abaikan, ia menjadi dingin, sampai dalam hal cita rasanya.

عِنْدَمَا تَصْمُتُ الْأُنْثَى أَمَامَ مَنْ تُحِبُّ، تَأْتِي الْكَلِمَاتُ عَلَى هَيْئَةِ دُمُوْعٍ
Saat perempuan diam di depan orang yang ia cintai, maka muncullah banyak kata dalam bentuk air mata.

اَلْأُنْثَى: فِي الْبِدَايَةِ تَخَافُ أَنْ تَقْتَرِبَ مِنْكَ، وَفِي النِّهَايَةِ تَبْكِيْ حِيْنَ تَبْتَعِدُ عَنْهَا، قَلِيْلٌ مَنْ يَفْهَمُهَا
Perempuan itu, pada mulanya takut untuk mendekatimu, namun pada akhirnya, ia menangis saat engkau menjauh darinya .. sedikit sekali orang yang memahaminya.

اَلْأُنْثَى: لَا تُرِيْدَ مِنْكَ الْمُسْتَحِيْلَ، هِيَ فَقَطْ تُرِيْدُكَ أَنْ تَكُوْنَ مِثْلَ الرَّجُلِ الَّذِيْ تَتَمَنَّاهُ أَنْتَ لِشَقِيْقَتِكَ
Perempuan itu tidak menginginkan kemustahilan darimu, dia hanya menginginkan agar engkau seperti lelaki yang engkau bayangkan tentang saudari kandungnya.

اَلْأُنْثَى: إِمَّا كَيْدٌ عَظِيْمٌ، أَوْ حُبٌّ عَظِيْمٌ! وَأَنْتَ مَنْ يُحَدِّدُ أَيُّهَا الرَّجُلَ، فَإِنْ مَكَرْتَ بِهَا مَكَرَتْ بِكَ، وَإِنْ أَحْبَبْتَهَا عَشِقَتْكَ
Perempuan itu tipu daya besar atau cinta agung, dan engkau lah yang menentukannya wahai lelaki..jika engkau membuat makar atasnya, diapun membuat makar kepadamu, dan jika engkau mencintainya, ia pun kasmaran terhadapmu.

بِقَدْرِ مَا تُحِبُّ الْأُنْثَى هِيَ تَغَارُ، لِذَا أَيُّ أُنْثَى تَجُنُّ غِيْرَةً، هِيَ تَجُنُّ حُبًّا
Sesuai dengan tingkat cintamu kepada perempuan, seperti itulah ia cemburu, karenanya, apa saja yang membuat perempuan menjadi gila karena cemburu, itu juga yang membuatnya gila karena cinta.

اَلْأُنْثَى: تُدَاوِيْ وَهِيَ مَحْمُوْمَةٌ، وَتُوَاسِيْ وَهِيَ مَهْمُوْمَةٌ، وَتَسْهَرُ وَهِيَ مُتْعَبَةٌ، وَتَحْزَنُ مَعَ مَنْ لَا تَعْرِفُ
Perempuan itu mengobati, padahal dia sedang demam, membantu, padahal dia susah, begadang, padahal lelah, dan..berduka terhadap seseorang yang tidak dikenalnya.

اَلْأُنْثَى : تُحِبُّ أَنْ تُعَامَلَ كَطِفْلَةٍ دَائِماً مَهْمَا كَبُرَتْ
Perempuan itu selalu ingin diperlakukan seperti bocah kecil, betapapun ia menua.

لَا تَطْرُقْ بَابَ قَلْبِ الْأُنْثَى، وَأَنْتَ لَا تَحْمِلُ مَعَكَ حَقَائِبَ الِاهْتِمَامِ
Jangan berani-berani mengetuk pintu hati perempuan jika engkau tidak membawa berkoper-koper perhatian.

عِنْدَمَا تَغَارُ الْأُنْثَى: اُرْسُمْ قُبْلَةً عَلَى يَدَيْهَا، دَعْهَا تَشْعُرُ بِأَنَّها نِعْمَةٌ مِنَ اللهِ لَدَيْكَ
Saat perempuan cemburu, buatlah lukisan ciumanmu pada kedua tangannya, biarkan dia merasakan bahwa dia merupakan kenikmatan Allah SWT yang sangat besar bagimu.

اَلْأُنْثَى اَلْهَادِئَةُ، اَلنَّاعِمَةُ، أكْثَرُ ضَجِيْجًا بِقَلْبِ الرَّجُلِ
Perempuan, yang tenang, nan lembut, ternyata pembuat kebisingan terbesar pada hati lelaki.
اَلْأُنْثَى: وَإِنْ قَسَتْ؛ فَإِنَّهَا لَا تَخْلُوْ مِنْ مَشَاعِرِ الْعَطْفِ، وَالرَّأْفَةِ
Perempuan itu, meskipun keras hati, sebenarnya tidak pernah kosong dari rasa simpati dan kasih sayang.

لَا يَحْتَمِلُ جُنُوْنَ الْأُنْثَى وَغِيْرَتَهَا، إِلَّا رَجُلٌ أَحَبَّهَا بِصِدْقٍ
Tidak ada yang mampu menanggung kegilaan perempuan dan kecemburuannya, kecuali lelaki yang mencintainya dengan sebenarnya.

لَيْسَ عيَباً أنَ يَتَعَلَّمَ الرَّجُلُ مِنْ قَلْبِ الْأُنْثَى شَيْئا يَجْعَلُهُ أكَثرَ إِنْسَانِيَّةً وَرِقَّةً
Tidak aib jika lelaki mau belajar dari hati perempuan sesuatu yang menjadikannya semakin manusiawi dan semakin lembut.

اَلْأنثىْ : تَخشىْ الخيانْة ، وَالفقدانْ ، وَالغيابْ ، ولا تسَتطيع بسهولة نسيانْ غائبْ أحَبته ، تظل تراقِبه منْ بعد
Perempuan itu takut dikhianati, takut kehilangan, takut tiada, dan tidak mudah melupakan seorang yang tiada yang dicintainya, ia terus menerus mengawasinya dari jauh.

للأنثى : أن تربي طفلاً بلا أب ، لكن لا يمكن للرجل أن يربي طفلاً بلا أمهنا روعه الأنثى
Mungkin perempuan mengasuh anak tanpa seorang ayah, tetapi, tidak mungkin lelaki mengasuh anak tanpa ibu. Di sinilah terletak keindahan perempuan.

مَتى مآ كُنت 'رجُل' تكُن لك «امرأة
Jikalau kamu benar-benar lelaki, pasti punya perempuan.

مَتى مآ كُنت 'ذكَر' تكُن لك «أنثى
Jikalau engkau jantan, pasti punya betina.

مَتى مآ كُنت 'ملِك' تكُن لك «أميرة
Kapan engkau menjadi raja, pasti ada ratu.

مَتى مآ كُنت 'عاشِق' تكُن لك «متيمة
Kapan engkau kasmaran, pasti perempuan itu seperti seorang yang kehilangan anak.

فلا تكُن 'لاشيء' وتُريدهآ أن تكون «كل شيء
Jangan sampai engkau tanpa apa-apa sementara engkau menginginkan perempuan segala-galanya.

عندمآ تُنفخ فيك الروح تكون في بطن امرأة
Ingatlah, saat ruh ditiupkan kepadamu, engkau ada di rahim perempuan.

عندما تبكي، تكون في حضن امرأة
Saat engkau menangis, engkau ada di pangkuan perempuan.

وعندما تعشق، تكون في قلب امرأة
Saat engkau kasmaran, engkau ada di hati perempuan.

رفقاً بهآ .. فالاُنثى أمانة ،، مآ خُلِقَت لﻹهانة
Karenanya, perlakukan perempuan dengan penuh kelembutan.
Perempuan itu dicipta sebagai amanah, bukan dicipta untuk dihinakan...

Minggu, 17 Juli 2016

Dua Sumur Bersumber Dari Surga dan Neraka

Seperti dikisahkan dalam kitab Irsyadul Ibad bahwa:

Seorang laki-laki yang kaya menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Sesampainya di Mekah ia menitipkan uangnya sebanyak 1000 dinar kepada seseorang yang terkenal dapat dipercaya dan shalih sampai seusai wuquf di Arafah.

Ketika ia telah menyelesaikan wuquf, ia kembali ke Mekah dan mendapati orang yang dititipinya telah meninggal. Ia menanyakan perihal uangnya kepada keluarganya. Ternyata tidak seorang pun dari anggota keluarganya yang mengetahuinya. Orang itu pun mengadukan masalahnya kepada para Ulama Mekah.

Mereka berkata: "Apabila separuh malam telah berlalu, mendekatlah ke sumur Zam zam, lihatlah, dan panggil namanya. Jika ia termasuk penghuni surga niscaya ia akan menjawab panggilanmu pada kali pertama."

Maka orang itu mengikuti nasehat mereka mendatangi sumur Zamzam dan memanggilnya. Namun tidak ada jawaban.

Karenanya ia kembali kepada mereka, menceritakannya. Mereka berkata, "Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Kami khawatir jangan-jangan temanmu itu termasuk penghuni neraka. Pergilah ke tanah Yaman, disana ada sebuah sumur yang diberi nama sumur Barohut. Katanya sumur itu berada di tepi jahannam. Lihatlah di waktu malam, dan panggilah temanmu. Jika ia termasuk penghuni neraka, niscaya ia akan menjawab panggilanmu. Maka orang itu pun berangkat ke Yaman dan bertanya tentang sumur itu.

Seseorang menunjukkannya dan ia pun mendatanginya di malam hari. Ia melihat ke dalamnya dan berseru: "Hai Fulan!". Ternyata ada jawaban.

Ia bertanya, "Dimana uang emasku?".
Ada Jawaban: "Aku tanam di bagian "ini-ini" dalam rumahku. Aku memang belum memberitahukannya kepada anakku. Galilah pasti kamu mendapatkannya."

Ia bertanya: "Apa yang menyebabkanmu berada disini padahal menurut prasangka kami, kamu adalah seorang yang baik."

Ada jawaban: "Aku mempunyai seorang saudara perempuan yang fakir. Aku menjauhinya dan tidak menaruh belas kasihan kepadanya. Maka Allah menghukumku dan merendahkan kedudukanku seperti ini."

Hal Ini sesuai dengan sabda Nabi saw dalam hadits yang shahih, "Tidak akan masuk surga orang yang memutus ikatan rahim." (diriwayatkan oleh Al-Bukhari (5984), Muslim (2556), Abu Dawud (1696), dan At-Tirmidzi (1909) dari Jabir bin Muth'im).

Maksudnya memutuskan ikatan rahim seperti saudara perempuan, bibi, keponakan, dan yang lainnya dari antara kerabat.

Hadits tentang sumur Barohut :

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِي اللَّهُ عَنْهُمَا، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: خَيْرُ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَاءُ زَمْزَمَ فِيهِ طَعَامٌ مِنَ الطُّعْمِ وَشِفَاءٌ مِنَ السُّقْمِ، وَشَرُّ مَاءٍ عَلَى وَجْهِ الأَرْضِ مَاءٌ بِوَادِي بَرَهُوتٍ بَقِيَّةُ حَضْرَمَوْتَ كَرِجْلِ الْجَرَادِ مِنَ الْهَوَامِّ يُصْبِحُ يَتَدَفَّقُ وَيُمْسِي لا بَلالَ بِهَا.

Artinya: Dari Abdullah bin Abbas Radhiyallahu Anhuma berkata: Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda:

"Sebaik baik Air yang terdapat di muka Bumi adalah AIR ZAM-ZAM, karena air tersebut (seperti) makanan yang bisa mengenyangkan, dan air tersebut bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Dan seburuk-buruknya air yang terdapat di muka bumi adalah AIR YANG BERADA di Sumur LEMBAH BAROHUT, letak sumur ini di wilayah Hadhramaut, seperti kaki belalang (yang menunjukkan sumur tersebut sangat dalam), Setiap pagi air di sumur itu Naik keatas, dan Setiap sore di sumur itu airnya kering karena airnya turun lagi kedasar sumur".

(Shahih, HR Thabrani dalam Mu'jam Al-Kabir (11004, 11167) dan dalam Mu'jam Al-Ausat (3912, 8129), di shahihkan oleh ibnu Hibban, Tabrani, dan Al-Haitsami)

Atsar Anas bin Malik radhiallhu 'anu :

عن أنسٍ -رضي الله عنه-: أرواح المؤمنين إلى الجابية، وأرواح الكافرين إلى وادٍ بحضر موت يُقال له بَرَهوت

"Dari Anas Radhiallahu 'anhu, "Ruh kaum beriman (ditempatkan) ke Jabiyah, dan ruh kaum kafir (ditempatkan) ke bukit Hadramaut yang disebut Barhut"

Ali bin Abi Thalib juga mengatakan :

خير وادي النّاس وادي مكّة، وشرّ وادي الناس وادي الأحقاف، وادٍ بحضرموت يُقال له: برهوت فيه أرواح الكفّار

"Sebaik-baik bukit manusia adalah bukit di Makkah, dan seburuk-buruk bukit manusia adalah bukit al-ahqab yaitu bukit di Hadramaut yang disebut dengan Barhut, di dalamnya terdapat ruh kaum kafir".

Abdullah bin Umar mengatakan :

إن أرواح الكفار تجمع ببرهوت، سبخة بحضرموت، وأرواح المؤمنين في الجابية، برهوت باليمن، والجابية بالشام

"Sesungguhnya ruh kaum kafir dikumpulkan di Barhut, sebuah lembah di Hadramaut. Dan ruh mukmin di Jabiyyah. Telaga Barhut ada di Yaman dan Jabiyah ada di Syam".

Selasa, 12 Juli 2016

Al Habib Husein bin Abdullah Asseqqaf[ Habib Husein potlot ]

Telaga Ilmu Kota Gresik Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad Asseqqaf adalah tokoh penting.

Ilmunya bak telaga yang tak pernah kering, membuatnya menjadi rujukan para habib.

Di kalangan para habib di Jawa Timur, nama Habib Husein bin Abdullah bin Muhammad Asseqqaf memiliki tempat tersendiri. Dia dianggap wali dengan kedudukan dan kedekatan di hadapan Tuhan. Orang yang belum pernah ketemu dengannya tentu tak menyangka dia seorang ulama besar. Orangnya sangat terbuka dan tak pernah mengagungkan dirinya di hadapan orang lain.

Setiap orang yang datang, selalu diajaknya bicara dengan lemah lembut dan penuh keakraban. Hampir setiap orang yang menemuinya ingin segera mencium tangannya.Jarang keluar kota, ia lebih banyak mengajar dan sekaligus menjadi khadam (pelayan) Majelis Abubakar bin Muhammad Assegaf, di dekat rumahnya. Hampir setiap hari ia mengajar kitab Ihya Ulumuddin dan kitab-kitab klasik kepada jamaahnya.

Puncaknya pada pertengahan bulan Dzulhijjah pada saat haul Habib Abubakar bin Muhammad Asseqqaf.Di majelis ini, dia menemui banyak tamunya, yang tak pernah sepi. Rumah Habib Abubakar ini senantiasa terbuka untuk siapa saja. Ia kerap berbicara dalam bahasa Arab dengan tamu-tamunya, dengan bahasa Arab yang tinggi, yang menandakan keterpelajarannya serta kualitas pengetahuannya.

Wibawa Habib Husein akan terlihat jika ia tampil dalam kerumunan kalangan habaib. Misalnya, pada suatu acara rauhah (acara kekeluargaan di kalangan Alawiyyin – keturunan Alawiy). Tepat habis shalat Ashar, orang-orang dengan baju putih-putih mulai berdatangan ke tempat itu. Aroma wangi menonjol sekali dari asap dupa kayu gaharu khas Arab.

Para tamu duduk berimpitan menghadap Habib Husein, yang diapit beberapa habib sepuh. Acara rauhah dimulai dengan pembacaan kasidah oleh seorang sayid muda yang juga mengenakan pakaian serba putih. Ia melantunkan kasidah berbahasa Arab yang dikutip dari syair-syair lama tentang puja-puji kepada Rasulullah. Suaranya melengking tinggi dalam nada Syikah, lantas turun rendah mendayu-dayu dalam nada Nahawand.

Semua orang dibuat khusyuk mendengarkan kasidah sayid muda itu. Selanjutnya, beberapa habib muda membaca lembar demi lembar kitab Ihya Ulumuddin, karya Hujjatul Islam Al-Imam al-Ghazali, di hadapannya. Dengan kata-kata lembut, sang habib menggunakan bahasa Arab membetulkan satu per satu setiap kesalahan bacaan dari para habib yang datang di acara khataman kitab Ihya itu.

Habib Husein memang memiliki banyak kelebihan di luar habaib yang lain. Di samping sebagai sesepuh para habib di kota Gresik dansekitarnya, ia juga dikenal sebagai salah seorang yang cakap menggunakan bahasa asing – tak kurang tiga bahasa asing dikuasainya: Inggris, Prancis, dan tentu saja bahasa Arab. Tidak mengherankan, karena ia banyak bergaul dengan ulama-ulama yang ada di luar negeri.

Banyak hal yang dapat digali dari Habib Husein. Salah satunya adalah penguasaan khazanah kesejarahan wali-wali Allah asal Hadramaut. Yang luar biasa, keterangan yang diberikan dalam mengomentari para tokoh tersebut diucapkan di luar kepala. Lelaki kelahiran Surabaya tahun 1941 ini memang dikenal sebagai tokoh yang mumpuni.

Mengenal tokoh ini seperti mengenal biografi berjalanan. Hal itu ditunjukkan dengan kepiawaian Habib Husein dalam meriwayatkan berbagai tokoh di balik sejarah Islam dan ulama-ulama Hadramaut. Kepiawaiannya dalam hal ini bisa dilihat ketika ia menjelaskan dengan cermat para tokoh ulama Hadramaut. Misalnya, tentang kehidupan Al-Faqihul Muqaddam, Habib Abdullah Al-Hadad (Shahiburratib), dan seluruh nama besar dari kalangan keturunan Rasulullah dari Sayyidina Husein bin Ali. Dengan tutur kata yang halus, ia bercerita tentang sisi lain para pendahulu itu. Habib menyebut tahun atau usia seorang tokoh secara akurat.Jangan heran, kepandaiannya ini, baik dari segi bahasa maupun sejarah para auliya’ Hadramaut, mengantarkannyamenjadi pemandubagi 55 kiai terkemua di Jawa Timur, untuk tur ziarah dan umrah pada pada biro perjalanan umrah dan haji Al-Mastur, pimpinan H. Bargowi, di Surabaya sejak tahun 2005.Mengaji sejak KecilSejak kecil mengaji pada Madrasah Al-Khairiyah sampai tahun 1955.

Pendidikannya kemudian berlanjut dengan belajar kepada Habib Abdul qadir Bilfagih di Pondok Pesantren Darul Hadist Malang sampai 1958.Pada 1958, dia kembali ke Surabaya dan menetap di Jln. Ketapang Adiguno. Di lingkungan Ampel ini, ia belajar fiqih dan nahwu sharaf kepada Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf, salah seorang ulamaterkemuka Surabaya yang tinggal di kawasan Kapasan. Menurutnya, Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf adalah ulama yang alim, ahli fiqih setaraf dengan mufti, pemberi fatwa.“Orang-orang tertentu yang mengenal dia mengetahui kebesaran dan keilmuan Habib Muhammad bin Ahmad Asseqqaf.

Banyak ulama yang menanyakan masalah-masalahfiqih kepadanya. Kalau ada masalah yang tidak dapat dipecahkan, larinya ke Habib Muhammad,” kata Habib Husein mengomentari gurunya itu.Menurut Habib Husein, Habib Muhammad adalah orang yang sangatsederhana. Namun di balik kesederhanaannya itu tersimpan mahkota ilmu yang luas. Habib Muhammad pernah bercerita kepadanya, ”Andai kata ada masalah fiqih, saya bisa memberi fatwa dengan empat madzab dengan dalil dan ilat-nya,” demikian Habib Husein menirukan perkataan Habib Muhammad.Di majelis taklim Habib Muhammad bin Ahmad Assegaf inilah, banyak juga ulama seangkatannya yang belajar kepada sang habib, seperti Habib Abdurrahman bin Seggaf Asseqqaf, Habib Hamid bin Seggaf, Habib Alwi Al- Hasani, dan lain-lain. “Saya termasuk yang paling muda waktu itu,” katanya.

Banyak hal yang menarik dari sosok Habib Muhammad Asseqqaf. Diantaranya, dia dikenal sebagai ulama yang tawadhu’. “Meskipun, dari yang hadir, dia didebat, Habib Muhammad tidak marah.Yang dikatakan, ‘Kau salah. Tidak percaya? Coba kau rujuk lagi’. Setelah seminggu datang untuk dirujuk, betul apa yang dikatakan Habib Muhammad. Sekalipun dibantah, ia tidak pernah marah-marah,” demikian kesan Habib Husein terhadap gurunya.

Selepas dari kota Surabaya, ia pindah ke kota Gresik tahun 1972 dan menikah di kota itu. Kini dia dikaruniai 12 anak, tiga putra dan sembilan putri. Di kota Gresik inilah ia mempelajari tasawuf kepada Habib Ali bin Abubakar bin Muhammad Asseqqaf. Setiap hari, ia mengaji kitab Ihya Ulumuddin dengan tekun. ”Inti-inti ilmu untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT itu dipelajari dari ilmu-ilmu tasawuf,” katanya.Akhir 1982, Habib Ali bin Ahmad Assegaf, yang meneruskan tradisi mengajar di Majelis Taklim Abubakar bin Muhammad Asseqqaf, mengatakan, ”Husein, siapa di antara kita yang mati dulu harus mengawasi anak-anak. Jadi, seumpama saya mati dulu, Habib Ali yang mengawasi anak saya. Begitu pula jika Habib Ali mati dulu, sayalah yang mengawasi anak-anaknya.”Selepas Habib Ali meninggal, Habib Husein mulai mengajar taklim di majelis ini sampai sekarang. Dan yang saat ini ia kerjakan di majelis taklim hanya meneruskan apa yang sudah dilakukan oleh Habib Abubakar. ”Saya hanya melanjutkan.”Kini, setiap pagi ia mengajar kitab Ihya Ulumuddin secara rutin di majelis taklim. Tidak hanya itu, dia juga mengajar taklim di majelis-majelisyang ada di sekitar rumahnya.

Semoga Allah SWT berikan keberkahan umur panjang sehat rezeki halal berkah segala hajat terkabul kepada beliauSemoga kita bisa silaturahmi dengan beliauYang silaturahmi duluan titip salam dari guru saya keluarga saya dan saya sendiri Aamiin“ Ya Allah, limpahkanlah shalawat serta salam kepada junjungan NabiBesar Muhammad, sang cahaya-Mu yang selalu bersinar dan pemberian-Mu yang tak kunjung putus, dan kumpulkanlah aku dengan Rasulullah di setiap zaman, serta shalawat untuk keluarganya dan sahabatnya, wahai Sang Cahaya.”آمين...