Kamis, 19 Mei 2016

KISAH HARU RASULULLAH DAN KULI BATU

Diriwayatkan tatkala usai peperang Tabuk, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berjalan sambil menuntun ontanya. Saat itu, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam melihat dari kejahuan ada seorang kuli batu yang sedang mengangkat martilnya lalu ia memecahkan batu-batu yang ada di hadapannya tersebut. Kemudian Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam berkata kepada seorang kuli batu tersebut, “Kenapa tangan bapak begitu melepuh dan kasar? Kenapa tangan bapak begitu hitam dan kasar?” Maka bapak-bapak seorang kuli batu tersebut menjawab, “Ya Rasulullah, maafkan tanganku yang kasar ini. Karena inilah aku menghidupi keluargaku (istriku dan anak-anakku). Setiap hari aku mencari nafkah dengan menjual pecahan batu-batu gunung ini, lalu aku menjualnya ke pasar dan hasilnya (faedahnya) untuk aku berikan nafkah (makanan) kepada istri dan anak-anaku di rumah sana.” Ya Allahu Ya Rabbi.

Maka kemudian, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mengambil tangan sang bapak tadi itu, lalu menciumnya sambil seraya mengatakan, “WALLAHI  INNA HADZIHI YADUN LA TAMASSUHAN-NAARU ABADAN/ DEMI ALLAH, INI ADALAH TANGAN YANG TIDAK AKAN BERSENTUH DENGAN API NERAKA ALLAHU TA‘ÂLÂ SELAMA-LAMANYA.” Masya Allah Tabarakallah!! Betapa indahnya akhlak Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam tersebut. Sampai dikatakan oleh para ahli sejarah bahwasanya, “Nabi Muhammad shallallâhu ‘alaihi wa sallam tidak pernah mencium tangan Bani Quraisy (Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam itu tidak pernah menicum tangan para bangsawan, tidak pernah mencium tangan pemimpin-pemimpin Quraisy, tokoh-tokoh Quraisy, raja-raja, para penguasa-pengusa Negara, tidak pernah sama sekali Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam mencium tangan-tangan mereka). Namun, Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam justru pernah mencium tangan seorang kuli batu sambil mengatakan, “INI ADALAH TANGAN YANG TIDAK AKAN TERSENTUH DENGAN API NERAKANYA ALLAHU TA‘ALA.”

Akhlak dan budi pekerti yang seperti inilah yang dicontoh oleh para sahabat, sehingga menghujam di hati mereka kecintaan terhadap Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam. ALLAHUMMA SHALLI WA SALLIM WA BAARIK ALAIH … []

follow twitter @muhsinbsy/@penerbitlayar
12 Sya‘ban 1437 H/ 18 Mei 2016 M

*Silahkan Disebarluaskan …

0 komentar:

Posting Komentar