Kamis, 06 Juli 2017

Berjuta Fadhilah Hari Jumat

KH. Muzakki Syah (Jember)

Jum’at adalah hari istimewa dalam Islam. Jum’at adalah pemimpin hari-hari, alias hari yang paling mulia. Sebagaimana dalam sabda Rasulullah s.a.w.:

سَيِّدُ اْلأَياَّمِ  يَوْمُ اْلجُمْعَةِ فِيهِ خُلِقَ آدَمُ وَفِيهِ أُدْخِلَ اْلجَنَّةَ وَفِيهِ أُخْرِجَ مِنْهاَ وَلاَ تَقُومُ السَّاعَةُ إِلاَّ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ

”Pemimpin hari ialah hari Jum’at. Di hari Jum’at Nabi Adam a.s. diciptakan, pada hari itu beliau dimasukkan ke dalam sorga, dan di hari itu pula beliau dikeluarkan darinya. Hari kiamat pun tidak akan terjadi kecuali di hari Jum’at.” (Riwayat Ibnu Khuzaiman dan Al-Hakim)

Jum’at juga merupakan hari raya mingguan bagi umat Islam. Idealnya, pada hari itu orang Islam meliburkan diri dari pekerjaan atau aktivitas rutin yang berkaitan dengan urusan keduniaan. Dengan kata lain, Jum’at mestinya menjadi hari libur bagi mereka, sebagaimana sekarang masih berlangsung di pesantren-pesantren. Libur pada hari minggu kiranya sesuatu yang sudah terlanjur.

Jum’at adalah hari mulia yang khusus diperuntukkan bagi umat Muhammad. Pada hari itu doa-doa dikabulkan dan pahala juga dilipat-gandakan.

Kalau menjelang hari raya Idul Fitri kita melakukan berbagai persiapan, termasuk membeli pakaian baru, maka demikian pula hendaknya dengan hari Jum’at. Seperti dianjurkan oleh Imam Al-Ghazali, hendaknya kita menyongsong hari raya itu sejak hari Kamis, yaitu dengan menyiapkan baju yang bersih dan wewangian. Selain itu, pada Kamis sore disarankan supaya memperbanyak membaca tasbih dan istighfar. Khusus pada malam dan hari Jum’at dianjurkan untuk membaca surah Al-Kahfi di samping surah Yasin. Rasulullah s.a.w. bersabda:

مَنْ قَرَأَ اْلكَهْفَ فِي يَوْمِ اْلجُمْعَةِ أَضاَءَ َلهُ مِنَ النُّورِ مَا بَيْنَ اْلجُمْعَتَيْنِ

“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at, Allah akan memancarkan padanya cahaya antara dua Jum’at.” (Riwayat Al-Hakim) Dalam riwayat lain:

مَنْ قَرَأَ سُورَةَ اْلكَهْفِ فيِ يَوْمِ اْلجُمْعَةِ أَوْ لَيْلَتِهاَ وُقِيَ فِتْنَةَ الدَّجَّالِ

“Barangsiapa membaca surah Al-Kahfi pada hari Jum’at atau malam Jum’at, maka dia dilindungi dari godaan Dajjal.”

Bila datang waktu subuh, mandilah. Niatkan mandi Anda sebagai mandi salat Jum’at. Ini hukumnya sunnah. Nabi s.a.w. bersabda:

مَنْ تَوَضَّأَ يَوْمَ اْلجُمْعَةِ فَِبهَا وَ نِعْمَتْ وَ مَن ِاغْتَسَل َفَاْلغُسْلُ أَفْضَلُ

”Barangsiapa berwudhu’ di hari Jum’at, maka itu bagus dan itulah jalan kita. Barangsiapa mandi, maka mandi itu lebih utama.” (Riwayat Abu Dawud dan lain-lain)

Setelah itu, kenakan baju putih bersih dan terbaik. Baju berwarna putih adalah baju yang paling dicintai oleh Allah. Pakai pula wewangian terbaik.

Selanjutnya, sempurnakan pembersihan badan dengan memotong kuku, menggunting kumis tipis-tipis, mencabut bulu ketiak dan mencukur bulu kemaluan. Jangan lupa untuk bersiwak dan melakukan kebersihan badan lainnya, termasuk menyikat gigi.

Mulailah memotong kuku dari jari-jari tangan kanan. Pekerjaan ini diawali dengan memotong kuku jari telunjuk, diteruskan ke kuku jari tengah, jari manis, lalu jari kelingking dan diakhiri dengan kuku ibu jari. Kemudian beralih ke kuku jari-jari tangan kiri. Yang ini dimulai dari jari kelingking, jari manis, jari tengah, jari telunjuk dan berakhir pada ibu jari.

Jangan lupa memotong kuku jari-jari kaki. Dimulai dari kuku jari kelingking kaki kanan, terus bergerak ke kiri, dan berakhir pada jari kelingking kaki kiri.

Bagaimana dengan potong rambut kepala? Ini tidak sunnah, tapi mubah di hari Jum’at, kecuali bila sudah terlalu panjang sehingga tampak tidak rapi dan sulit diatur. Lakukan pula hal ini  jika rambut sudah sangat mengganggu. Misalnya, gatal atau penyakit lain. Maka sunnah untuk dipotong pendek.

0 komentar:

Posting Komentar