Terjemahan Sabda Nabi Muhammad saw :
“Belas-kasihilah makhluk di bumi niscaya Allah, Dzat Maha Kasih, dan makhluk di langit, malaikat, balas membelasimu, Allah sangat membelasi hamba yang memiliki belas-kasih.”
{Diriwayatkan Abdullah bin Umar}
MATAHARI belum menanjak tinggi. Umar bin Khattab berjalan menyusur kota Madinah. Deretan pondok penduduk, kebun-kebun kurma, pasar, tonggak menambat kuda, banyak terlewati sang khalifah. Langkahnya tertahan oleh tingkah suara burung pipit, ciak-ciak. Ada seorang bocah lelaki lagi merentang-rentang sayap pipit hingga burung meronta-ronta tak berdaya.
Derita makhluk lemah ini serasa memotong-motong hati Umar. Khalifah lalu bertindak, ia rogoh saku. Buyung itu ia tegur dan anggukkan kepala bila burung pipit Umar beli dengan harga pantas.
Sekarang pipit berpindah tuan, keluar dari cengkeram yang menderitakan. Satu dua usapan halus tangan Umar mengelus punggung pipit dan detik berikutnya khalifah lepaskan burung pipit ke udara. Sang khalifah yang gagah miliki kasih dan melimpahi belas pada makhluk lemah. Sekelumit peristiwa berbelas kasih yang bersahaja ini nyaris tidak terungkap hingga tersingkapkan sesudah Umar wafat.
Berantara waktu sesudah wafatnya, atas kehendak Allah Ta’ala, Umar bin Khatab hadir ke dalam mimpi beberapa sahabatnya, orang-orang yang shalih. Seorang sahabat ada menanyakan keadaan Umar, “Bagaimana Allah perlakukan dirimu?” Umar kabarkan, “Allah ampuni dosa-dosaku dan bebaskan diriku dari siksa-siksa-Nya.” Sahabat bertanya, “Kiranya berkat apa, ya Umar? Apakah sifat adilmu, kedermawananmu atau karena zuhud-mu?”
Umar jelaskan, “Berkat sifat Maha Kasih Allah. Dengarlah kisahku, sesudah mayitku dimasukkan liang kubur lalu kalian angsurkan tanah ke lahat. Baru tujuh langkah kalian tinggalkan pusaraku, dua malaikat kubur mendatangiku. Sosok keduanya seketika menggentarkanku. Diriku menggelepar. Aku sangat ngeri. Dua malaikat kubur tidak henti-henti menghunjamiku dengan pertanyaan-pertanyaan. Mereka berhenti karena ada seruan firman, ‘Wahai malaikat-Ku. Tinggalkanlah hamba-Ku ini. Kalian jangan membuatnya takut. Sesungguhnya Aku membelas-kasihinya, maka, Aku bebaskan dia dari semua siksa-Ku.
Ketahuilah, ketika hidup di dunia hamba-Ku ini membelas-kasihi seekor burung pipit yang lemah. Sesungguhnya Aku berkenan kepada amal belas-kasihnya itu, maka, sekarang Aku pun balas berbelas-kasih padanya.”
Sources = FB Gus Taqiyuddin
0 komentar:
Posting Komentar