http://www.voa-islam.com/photos6/sasa/pujangga-lll.jpg |
Syekh Abdul-Qadir al-Jailani qaddasallahu sirrahu mengatakan:
"Jika kau menemukan dalam hatimu ada kebencian kepada seseorang atau bahkan kecintaan kepadanya, palingkanlah seluruh perbuatannya berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah. Jika seluruh perbuatan yang dibencinya sesuai menurut ukuran Al-Qur’an dan sunnah, maka bergembiralah dengan menyesuaikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
"Jika kau menemukan dalam hatimu ada kebencian kepada seseorang atau bahkan kecintaan kepadanya, palingkanlah seluruh perbuatannya berdasarkan Al-Qur’an dan sunnah. Jika seluruh perbuatan yang dibencinya sesuai menurut ukuran Al-Qur’an dan sunnah, maka bergembiralah dengan menyesuaikan diri kepada Allah dan Rasul-Nya.
Dan, jika seluruh amalnya itu dicintai Allah dan rasul-Nya sedangkan kau membencinya, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya kau adalah orang yang mengikuti hawa nafsumu. Kau membencinya karena berdasarkan hawa nafsumu seraya berbuat zhalim kepadanya dengan kebencianmu kepadanya. Juga berbuat durhaka kepada Allah swt dan Rasul-Nya serta menentang keduanya.
Bertaubatlah kepada Allah dari kebencianmu itu, dan mintalah kepada Allah untuk mencintai orang tersebut dan selainnya dari orang-orang yang menjadi kekasih Allah, wali-wali-Nya, orang-orang yang disucikan-Nya, serta para shalihin dari para hamba-hamba-Nya, supaya kau sesuai dengan Allah.
Begitu juga lakukanlah yang demikian itu kepada orang yang kamu cintai. Maksudnya, sandarkanlah amal-amal mereka berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah.
Maka, jika amal-amalnya dicintai menurut pandangan keduanya, maka cintailah ia. Adapun apabila amalnya dibenci di dalam keduanya, maka bencilah ia, supaya kamu tidak mencintainya karena mengikuti hawa nafsumu. Sungguh kau telah diperintah untuk menentang hawa nafsumu.
Allah swt berfirman:
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi. Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil, dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan Hari Perhitungan.” (Q.S. Shad: 26).
“Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi. Maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil, dan janganlah mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan mendapat adzab yang berat, karena mereka melupakan Hari Perhitungan.” (Q.S. Shad: 26).
Syekh Abdul Qadir Al-Jailani dalam kitab Futuhul-Ghayb
0 komentar:
Posting Komentar