MENGEMBALIKAN ORANG HILANG
"""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""""
Dulu di Tarim Hadhramaut ada seseorang asal Maghrabi yang sangat kaya, dia sedang jatuh cinta pada seorang wanita. Jaman itu ukir-ukiran terbaik emas dan perak adalah ukiran Maghrabi.
Akhirnya orang tersebut pergi ke Maghrabi hanya untuk memesan ukiran tersebut. Dipesanlah ukiran (gelang) teristimewa yang nantinya dipakai untuk melamar sang wanita pujaannya.
Begitu pesanan sudah jadi, diajaklah si wanita itu ke rumah orang asal Maghrabi itu. Gelang itu lalu dipakaikan ke tangan si wanita pujaan oleh ibunya. Anehnya wanita itu langsung hilang entah ke mana.
Penduduk Tarim pun menjadi geger. Dicari kesana-kemari hasilnya tetap nihil. Ahirnya mereka sowan untuk bertanya kepada seorang wali besar zaman itu, yaitu Shohiburrotib al Haddad, al Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad.
“Sudah, sekarang kamu pergilah kembali ke tukang yang membuat gelang itu dan tanyakan nanti, kembalikan atau tidak. Jika jawabannya tidak mau mengembalikan, tinggalkan saja dan pulanglah kembali ke Tarim.” jawab al Habib.
Lalu orang itu pergi menuju Magrabi, sesampai di sana, ia melihat calon istrinya sedang berada di dalam ruangan seperti kurungan, tidak bisa keluar.
Pesan Habib Abdullah lalu disampaikan, dan ternyata jawaban tukang ukir tadi adalah ‘tidak mau’. Kemudian orang tersebut pun langsung pulang kembali ke Tarim.
Sesampai di Tarim ia langsung menghadap Habib Abdullah al-Haddad dan menyampaikan kejadian (jawaban) di atas.
“Depan rumahmu tanahnya luas apa tidak?” Tanya Habib Abdullah kemudian.
Lalu dijawab iya,
yang kemudian Habib Abdullah berkata, “Ya sudah, tunggu saja besok ada apa, tapi jangan kaget nantinya.”
Besoknya di waktu Shubuh, begitu orang tersebut membuka pintu ia sangat kaget. Pasalnya tiba-tiba ada rumah di depan rumahnya, dan rumah itu persis seperti (modelnya) rumah orang Maghrabi. Begitu penghuninya keluar, setelah dilihat ternyata orang itu adalah tukang ukir asal Maghrabi.
Sekarang yang kaget pun bertambah, Si tukang ukir itu pun bertanya-tanya, “Saya ini sedang di mana, kog tiba-tiba di tempat yang asing?”
Habib Abdullah al-Haddad yang sudah datang kemudian menjawab..
“Ini di Tarim Hadharamaut. Rumahmu saya cabut pindah ke sini. Kembalikan wanita itu. Kamu hanya bisa memindah satu wanita, sedangkan saya memindah rumahmu sekaligus keluargamu saya pindahkan juga ke sini. Sekarang kamu mau apa?”
Akhirnya tukang ukir itu pun bertaubat, meminta maaf kepada Habib Abdullah bin Alwi al-Haddad seraya mengembalikan si wanita.
Itulah karomahnya para ulama' Zaman dahulu. Dan ini merupakan jawaban-jawaban, namun jangan dimasukkan ke akal melainkan masukkan ke dalam iman. Sebab jika dimasukkan ke akal tidak akan masuk dan akal tetap akan menolak.
0 komentar:
Posting Komentar