Kamis, 06 Februari 2020

Pentingnya Sanad Ilmu

Dulu, pernah ada Kyai yang terkenal disegala lini, baik kealiman ataupun dipemerintahan: 

Suatu ketika, dengan membawa sedan yang waktu itu jarang yang punya, dengan mengajak dua putranya, beliau sowan ke Mbah Yai Fadhol Sendang Senori Tuban, ingin minta ijazah kitab. Disana, sebelum memberikan ijazah kitab, Mbah Fadhol bertanya pada Kyai itu: “Yi, estu njenengan ridho dados santri kulo?’ (Dengan memberikan ijazah kitab karyanya, secara otomatis yang meminta adalah muridnya. Dan sebab Mbah Yai Fadhol lebih muda dari Kyai itu). ‘Njih, Yi. Ikhlas!’ Jawabnya. Dan ketika sowan, Beliau membawa bisyarah banyak sekali”.

Ditengah acara semacam pengajian. Kyai itu bertemu dengan sahabatnya. Diantara pembicaraannya. Sang sahabat menyinggung pernah ngaji langsung Sirajut-Thaalibin kepada Mbah Yai Ihsan Jampes pengarang kitab itu. Selesai pengajian, beberapa saat kemudian, Kyai itu mengunjungi rumah sahabatnya. Bawa beras satu sak besar. Padahal zaman itu beras lagi mahal-mahalnya. Lalu meminta ijazah kitab Sirajut-Thaalibin.”

Itu memang keistimewaan Kyai mulia tersebut. Jadi, setiap mendengar atau mengetahui ada orang yang ilmunya muttashil/bersambung dengan pengarang kitab, atau bahkan pengarang kitab itu sendiri. Beliau langsung sowan, minta ijazah dan membawa oleh-oleh banyak! Tidak perduli umur, kekayaan, pangkat, jabatan dan lainnya. Pokoknya punya sanad musttashil, cari! Sungguh pejuang ilmu sejati.

Kisah diatas, dituturkan Gus Zuhri Jombangan Pare Kediri (KH. Syaifuddin Zuhri) kepada hamba waktu rehat acara Bahtsu FMP3 Lirboyo. Dan Kyai mulia tersebut adalah al-Marhum al-Maghfurlah Mbah Yai Mahrus Ali Lirboyo. Mugi dipun akoni dados santri beliau-beliau Masyayikh Lirboyo. Amin.

0 komentar:

Posting Komentar