Rabu, 05 Februari 2020

GURU SEBAGAI MURABBI DAN MURSYIDMU


Carilah guru yg bukan hanya bisa membuat kamu pintar tapi sekaligus mampu membawa hatimu (batinmu) kepada Allah, jika engkau sdh menemukan guru yg istiqomah dan sholeh tsb maka berpegang teguhlah kepadanya.

Seberapa Kau Berakhlaq & Beradab Kepada Gurumu Sebanyak Itu pula Kau akan Mendapat Alfutuh (terbukanya hati untuk sampai kepada Allah). 

Al Imam Ali bin Hasan al Aththas mngatakan.

ﺍﻥ ﺍﻟﻤﺤﺼﻮﻝ ﻣﻦ ﺍﻟﻌﻠﻢ ﻭﺍﻟﻔﺘﺢ ﻭﺍﻟﻨﻮﺭ ﺍﻋﻨﻲ ﺍﻟﻜﺸﻒ ﻟﻠﺤﺠﺐ، ﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﺍﻻﺩﺏ ﻣﻊ ﺍﻟﺸﻴﺦ ﻭﻋﻠﻰ ﻗﺪﺭ ﻣﺎ ﻳﻜﻮﻥ ﻛﺒﺮ ﻣﻘﺪﺍﺭﻩ ﻋﻨﺪﻙ ﻳﻜﻮﻥ ﻟﻚ ﺫﺍﻟﻚ ﺍﻟﻤﻘﺪﺍﺭ ﻋﻨﺪ ﺍﻟﻠﻪ ﻣﻦ ﻏﻴﺮ ﺷﻚ

Memperoleh ilmu, futuh & cahaya (maksudnya terbukanya hijab² batinnya), adh sesuai kadar adabmu bersama gurumu. Kadar besarnya gurumu di hatimu, maka demikian pula kadar besarnya dirimu di sisi Allah tanpa ragu ".
(al Manhaj as Sawiy : 217)

Imam Nawawi ketika hendak belajar kpd gurunya, beliau selalu bersedekah di perjalanan & berdoa:
 "Ya Allah, tutuplah dariku kekurangan guruku, hingga mataku tdk melihat kekurangannya dan tdk seorangpun yg menyampaikan kekurangan guruku kepadaku". 
(Lawaqih al Anwaar al Qudsiyyah : 155)

Habib Abdullah al Haddad berkata:
"Sesuatu yg paling berbahaya bagi seorang murid, adalah berubahnya hati gurunya kepadanya. Seandainya seluruh wali dari timur dan barat ingin memperbaiki keadaan murid itu, niscaya tidak akan mampu kecuali gurunya telah kembali ridha kepadanya". 
(Adaab Suluk al Murid : 54)

Diriwayatkan bahwa seorang murid sedang menyapu madrasah gurunya, tiba-tiba Nabi Khidir as. mendatanginya,murid itu tidak sedikitpun menoleh dan mengajak bicara nabi Khidhir. Maka nabi Khidhir berkata:
" Tidakkah kau mengenalku ?. 

Murid itu menjawab: 
“ya aku mengenalmu, engkau adalah Abul Abbas al Khidhir ".

Nabi Khidhir bertanya: 
" kenapa kamu tidak meminta sesuatu dariku ?".

Murid itu menjawab, " Guruku sudah cukup bagiku, tidak tersisa satupun hajat kepadamu ". 
(Kalam al Habib Idrus al Habsyi : 78)

Al Habib Abdullah al Haddad berkata: 
"Tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu mengatakan pada gurunya, " perintahkan aku ini, berikan aku ini..!", karena itu sama saja menuntut untuk dirinya. Tapi sebaiknya dia seperti mayat di hadapan orang yg memandikannya ".
 (Ghoyah al Qashd wa al Murad : 2/177) 

Para ulama ahli hikmah mengatakan,
"Barangsiapa yang mengatakan " kenapa ?" Kepada gurunya, maka dia tidak akan bahagia selamanya ". 
(Al Fataawa al Hadiitsiyyah : 56)

Para ulama hakikat mengatakan: 
" 70% ilmu itu diperoleh sebab kuatnya hubungan ( batin, adab dan baik sangka ) antara murid dengan gurunya ".

Semoga kita semua termasuk murid yang baik dan mendapat berkah dari guru kita.
اللهم آمين

0 komentar:

Posting Komentar