Kisah Nyata : diceritakan oleh salah satu santri Beliau
.
Pada suatu malam di bulan ramadhan, Abuya Sayyid Muhammad Almaliki sangat sibuk, sehingga baru siap untuk beristirahat pada pukul 02.00 dini hari.
Ketika Beliau beristirahat tiba2 sja Beliau berkata:
"Andai saja ada nasi biryani yang masih panas"
Saya pun tersenyum karena menganggap kalimat Abuya tersebut hanya sebuah candaan, tetapi sepertinya Abuya memang sedang membayangkan nasi biryani, mungkin dikarenakan kesibukan beliau sejak selesai tarawih tadi membuat Beliau merasa lapar lebih cepat.
Beberapa saat kemudian terdengar suara bel pintu gerbang berbunyi, kami pun terkejut karena ada tamu tengah malam begini.
Tak lama kemudian penjaga pintu gerbang datang memberi tahu bahwa ada seseorang yang ingin bertemu dengan Abuya, saya lupa siapa orang tersebut, yang pasti dia murid Abuya.
Dengan perasaan aneh Abuya mengizinkan tamu itu masuk.
Tamu tersebut masuk membawa nampan besar yang tertutup, nampan itu diletakkan di hadapan Abuya yang sedang duduk di kursi.
Setelah basa basi sebentar, tamu tersebut pamit untuk pulang, suasana masih sedikit tegang karena kami merasa tidak wajar seorang murid Abuya berani menemui Beliau di tengah malam hanya untuk memberikan makanan.
Abuya menyuruh seorang dari kami untuk membuka nampan besar tersebut, ternyata isinya adalah nasi biryani yang masih panas.
Kami semua tersenyum dan tiba-tiba sadar kalau sepuluh menit yang lalu Abuya menginginkan nasi biryani.
Namun tiba-tiba Abuya beristighfar berulang-ulang, wajah beliau nampak sangat sedih.
Beliau kemudian berkata: "Andai saja tadi aku menginginkan ampunan ALLAH saja, andai saja tadi aku tidak menginginkan nasi biryani." Abuya merasa ALLAH mengabulkan keinginan Beliau, maka Beliau sangat menyesal karena keinginan itu adalah kenikmatan dunia, yaitu nasi biryani.
Penyesalan itu membuat Abuya menjadi tidak selera makan, Beliau nampak sedih seperti kehilangan sesuatu yang amat berharga!
Masya Allah ...
Sumber: IG @Pesantrenku
0 komentar:
Posting Komentar